
Pramugari Korea Akui Operasi Plastik Jalan Pintas Cari Kerja
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
15 August 2019 20:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Pencari kerja di Korea Selatan berada di tingkatan yang berbeda dalam mencari kerja. Jika di Indonesia calon pekerja lebih dilihat dari latar belakang pendidikan dan pengalaman, tidak dengan Korea Selatan yang lebih mengutamakan penampilan.
Menurut riset penelitian 'Perceived Entitlement Causes Discrimination Against Attractive Job Candidates in the Domain of Relatively Less Desirable Jobs' yang dipublikasi oleh the American Psychological Association pada 2017, mengakui orang berparas cantik atau tampan cenderung mudah mendapat pekerjaan yang punya kesan keren.
Sedangkan untuk orang yang penampilannya kurang menarik, lebih mudah mendapatkan pekerjaan yang kurang prestisius, bergaji rendah, atau tidak terkesan bergengsi. Inilah masalah yang sering dihadapi para pencari kerja di Korea Selatan. Mereka cenderung lebih senang mencari pekerjaan yang prestisius, hingga harus mengeluarkan banyak biaya agar diterima bekerja.
Salah satunya adalah pekerjaan impian bagi banyak wanita muda Korea Selatan, yaitu pramugari. Pekerjaan yang dicap prestisius ini menjanjikan perjalanan, pengalaman baru, serta bayaran dan tunjangan besar. Dengan upah $ 3.500 per bulan, pramugari dibayar lebih baik daripada kebanyakan pekerjaan di negeri ginseng tersebut.
Namun untuk mendapatkan pekerjaan ini, lebih dari 20.000 calon pekerja melamar di beberapa ratus tempat, dan mereka terkadang melamar sembilan kali untuk pekerjaan itu. Proses aplikasi juga membutuhkan tes fisik dan kelancaran dalam bahasa seperti bahasa Inggris dan Cina.
Pekerja yang berhasil menjadi pramugari di Korea Selatan rata-rata berusia 24 tahun, dengan tinggi 165 cm, dan berat badan 49 kilogram. Mereka memiliki nilai rata-rata Tes Bahasa Inggris untuk Komunikasi Internasional (TOEIC) sebesar 700 poin, yang menunjukkan kemampuan bahasa Inggris mereka.
Akibat kompetisi ketat, banyak calon pramugari beralih ke operasi plastik sebagai jalan pintas untuk meningkatkan peluang mereka dalam mendapatkan pekerjaan.
Beberapa klinik bedah plastik di Korea Selatan bahkan membuat paket khusus untuk calon pramugari, seperti meniruskan dan membentuk wajah V-line, meratakan bentuk dahi, memancungkan hidung, operasi kelopak dan melebarkan mata, membuat kulit lebih halus, dan bahkan mengangkat garis mulut agar selalu terlihat seperti sedang tersenyum. Padahal biaya operasi di sana tidak murah, dibanderol mulai $ 2.000 hingga $ 4.000.
Dilansir dari Chicago Tribune, pada 1993 pramugari United melaporkan bahwa mereka berpuasa, dan mengambil obat pencahar untuk menjaga penampilan serta pekerjaan mereka. Jika anggota kru penerbangan memiliki berat lebih dari 4 kilo di atas angka maksimum, mereka akan menerima 10 hari cuti yang tidak dibayar.
Setelah mencuatnya kasus tersebut, peraturan semacam itu langsung dilarang di banyak dunia. Pada 2015, maskapai penerbangan terkemuka Korea di Korea Selatan seperti Asiana Airlines dan Korean Air ikut menurunkan syarat ketentuan tinggi badan dan persyaratan bahasa untuk calon pramugari.
Namun dalam praktiknya, berkat kombinasi proses lamaran kerja dan standar kecantikan Korea, calon pramugari masih tertekan oleh persyaratan tidak tertulis untuk menjadi lebih cantik, yang membuat mereka mengambil tindakan drastis seperti operasi plastik.
"Para pramugari sebenarnya adalah perwakilan dari maskapai ini. Bagaimana penampilan mereka akan mempengaruhi citra itu, sehingga mereka harus selalu terlihat formal dan rapi," ujar Sojin Lim (25) yang bekerja untuk maskapai penerbangan domestik Korea, dikutip dari Business Insider Singapore.
Bahkan dalam survei tahun 2016 oleh portal pekerjaan online Korea, Saramin menemukan bahwa lebih dari 60% personel sumber daya manusia merasa penampilan pelamar mempengaruhi pencalonannya.
Pemerintah Korea berusaha untuk menghapus persyaratan foto resume, dan melarang perusahaan untuk meminta pelamar memberikan data tinggi serta berat badan, latar belakang keluarga, dan kota asal mereka.
Namun selalu ada jalan demi mendapatkan pekerjaan. Bagi yang tidak mampu untuk operasi plastik, para pencari kerja mulai mengedit foto resume mereka agar terlihat lebih menarik. "Itu tampak seperti saya tetapi itu bukan saya yang sebenarnya. Itu seperti foto yang dibuat-buat," ungkap Jina Chae (27) kepada Business Insider mengenai foto resumenya yang diedit untuk membuat matanya lebih besar dan wajah lebih ramping tanpa kerutan.
Dengan standar kecantikan di Korea Selatan yang terlalu tinggi, ditambah banyaknya orang yang menganggap penampilan adalah segalanya, membuat dunia pencarian kerja di Korea tidak mudah untuk dilalui.
Cho Soo-young, seorang ahli bedah di Korea Selatan, mengatakan kepada Worldcrunch bahwa kompetisi penampilan di Korea Selatan sangat menantang. "Jika mereka memiliki wajah yang buruk dan terlihat tua, mereka akan kalah dari orang lain dalam kompetisi. Jadi untuk mengalahkan yang lain, mereka perlu mengubah wajah dan tubuh mereka."
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Pandemi, Permintaan Operasi Plastik di Korea Malah Melesat!
Menurut riset penelitian 'Perceived Entitlement Causes Discrimination Against Attractive Job Candidates in the Domain of Relatively Less Desirable Jobs' yang dipublikasi oleh the American Psychological Association pada 2017, mengakui orang berparas cantik atau tampan cenderung mudah mendapat pekerjaan yang punya kesan keren.
Salah satunya adalah pekerjaan impian bagi banyak wanita muda Korea Selatan, yaitu pramugari. Pekerjaan yang dicap prestisius ini menjanjikan perjalanan, pengalaman baru, serta bayaran dan tunjangan besar. Dengan upah $ 3.500 per bulan, pramugari dibayar lebih baik daripada kebanyakan pekerjaan di negeri ginseng tersebut.
Namun untuk mendapatkan pekerjaan ini, lebih dari 20.000 calon pekerja melamar di beberapa ratus tempat, dan mereka terkadang melamar sembilan kali untuk pekerjaan itu. Proses aplikasi juga membutuhkan tes fisik dan kelancaran dalam bahasa seperti bahasa Inggris dan Cina.
Pekerja yang berhasil menjadi pramugari di Korea Selatan rata-rata berusia 24 tahun, dengan tinggi 165 cm, dan berat badan 49 kilogram. Mereka memiliki nilai rata-rata Tes Bahasa Inggris untuk Komunikasi Internasional (TOEIC) sebesar 700 poin, yang menunjukkan kemampuan bahasa Inggris mereka.
Akibat kompetisi ketat, banyak calon pramugari beralih ke operasi plastik sebagai jalan pintas untuk meningkatkan peluang mereka dalam mendapatkan pekerjaan.
Beberapa klinik bedah plastik di Korea Selatan bahkan membuat paket khusus untuk calon pramugari, seperti meniruskan dan membentuk wajah V-line, meratakan bentuk dahi, memancungkan hidung, operasi kelopak dan melebarkan mata, membuat kulit lebih halus, dan bahkan mengangkat garis mulut agar selalu terlihat seperti sedang tersenyum. Padahal biaya operasi di sana tidak murah, dibanderol mulai $ 2.000 hingga $ 4.000.
Dilansir dari Chicago Tribune, pada 1993 pramugari United melaporkan bahwa mereka berpuasa, dan mengambil obat pencahar untuk menjaga penampilan serta pekerjaan mereka. Jika anggota kru penerbangan memiliki berat lebih dari 4 kilo di atas angka maksimum, mereka akan menerima 10 hari cuti yang tidak dibayar.
Setelah mencuatnya kasus tersebut, peraturan semacam itu langsung dilarang di banyak dunia. Pada 2015, maskapai penerbangan terkemuka Korea di Korea Selatan seperti Asiana Airlines dan Korean Air ikut menurunkan syarat ketentuan tinggi badan dan persyaratan bahasa untuk calon pramugari.
Namun dalam praktiknya, berkat kombinasi proses lamaran kerja dan standar kecantikan Korea, calon pramugari masih tertekan oleh persyaratan tidak tertulis untuk menjadi lebih cantik, yang membuat mereka mengambil tindakan drastis seperti operasi plastik.
"Para pramugari sebenarnya adalah perwakilan dari maskapai ini. Bagaimana penampilan mereka akan mempengaruhi citra itu, sehingga mereka harus selalu terlihat formal dan rapi," ujar Sojin Lim (25) yang bekerja untuk maskapai penerbangan domestik Korea, dikutip dari Business Insider Singapore.
Bahkan dalam survei tahun 2016 oleh portal pekerjaan online Korea, Saramin menemukan bahwa lebih dari 60% personel sumber daya manusia merasa penampilan pelamar mempengaruhi pencalonannya.
Pemerintah Korea berusaha untuk menghapus persyaratan foto resume, dan melarang perusahaan untuk meminta pelamar memberikan data tinggi serta berat badan, latar belakang keluarga, dan kota asal mereka.
Namun selalu ada jalan demi mendapatkan pekerjaan. Bagi yang tidak mampu untuk operasi plastik, para pencari kerja mulai mengedit foto resume mereka agar terlihat lebih menarik. "Itu tampak seperti saya tetapi itu bukan saya yang sebenarnya. Itu seperti foto yang dibuat-buat," ungkap Jina Chae (27) kepada Business Insider mengenai foto resumenya yang diedit untuk membuat matanya lebih besar dan wajah lebih ramping tanpa kerutan.
Dengan standar kecantikan di Korea Selatan yang terlalu tinggi, ditambah banyaknya orang yang menganggap penampilan adalah segalanya, membuat dunia pencarian kerja di Korea tidak mudah untuk dilalui.
Cho Soo-young, seorang ahli bedah di Korea Selatan, mengatakan kepada Worldcrunch bahwa kompetisi penampilan di Korea Selatan sangat menantang. "Jika mereka memiliki wajah yang buruk dan terlihat tua, mereka akan kalah dari orang lain dalam kompetisi. Jadi untuk mengalahkan yang lain, mereka perlu mengubah wajah dan tubuh mereka."
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Pandemi, Permintaan Operasi Plastik di Korea Malah Melesat!
Most Popular