Begini Rasanya Main Bridge dengan Orang Terkaya RI (Bagian 2)
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
16 September 2018 18:54
Sebelum pertandingan dimulai, giliran Bambang Hartono bertanya ke kami semua. Nama lengkap siapa, bekerja sebagai apa ke orang-orang yang ada di meja.
Balik ke permainan, untungnya Bambang Hartono paham bahwa kami semua pemula, sehingga dengan sabar dia menunggu kami. Mulai sejak saat bagi kartu, dia akan mengecek masing-masing kartu untuk memastikan bahwa hitungan kami tepat.
[Gambas:Video CNBC]
Ronde pertama, kami menjadi defender. Artinya lawan kami menjadi declarer, menentukan ritme permainan. Sampai di sini, Bambang Hartono masih membantu menghitung. "Nah ini artinya 9 trik, untuk menang," jelas Bambang. "Berarti tugas kita supaya mereka gagal 9 trik ya, Om?" tanya saya. "Nah, iya. Ayo main," katanya.
"Ingat, pikirkan dulu sebelum main," ia mengingatkan. Sesekali ia bisa lama dalam memilih kartu, tapi bisa juga cepat sambil melihat kartu-kartu lawan dan rekan.
Kadang, pihak lawan malah dibantu.
"Loh, kenapa Anda keluarkan kartu yang itu?" katanya. Lalu ia memberi saran baiknya pakai kartu yang mana. Bisa bayangkan? Betapa groginya bahkan bagi kami untuk memutuskan kartu yang mana yang harus dikeluarkan saat itu.
Jadi, setiap kami (tepatnya saya) keluarkan kartu, saya lirik-lirik dulu mata beliau. Kadang ia memberi anggukan, kadang juga mengangkat bahu. Ini yang amsyong.
"Silakan katanya," dengan santai.
Permainan berakhir, meski diiringi tawa sana-sini, buat saya itu deg-degan setengah mati. Alhamdulillah target tim declarer tidak tercapai (Ini jelas berkat keahlian Bambang Hartono sebagai defender, bukan saya).
"Main lagi?" tanyanya.
Kartu dibagikan kembali, setelah dihitung-hitung saya dapat poin tertinggi. Artinya saya menjadi declarer, dan tim lawan menjadi defender. Sementara Bambang Hartono akan menjadi dummy. Dummy artinya ia hanya boleh mengeluarkan kartu sesuai dengan permintaan saya sebagai declarer, penentu permainan.
Posisi saya saat itu ibarat hansip sok-sokan mengajari Densus 88 cara menangkap teroris.
"Tidak apa-apa, coba saja. Ayo Anda mulai," katanya. Lalu saya menarik napas, sangat sangat panjang.
Jangan ditanya soal bagaimana akhir permainannya. Tentu saja sangat mengecewakan. (prm/prm)
Balik ke permainan, untungnya Bambang Hartono paham bahwa kami semua pemula, sehingga dengan sabar dia menunggu kami. Mulai sejak saat bagi kartu, dia akan mengecek masing-masing kartu untuk memastikan bahwa hitungan kami tepat.
[Gambas:Video CNBC]
Ronde pertama, kami menjadi defender. Artinya lawan kami menjadi declarer, menentukan ritme permainan. Sampai di sini, Bambang Hartono masih membantu menghitung. "Nah ini artinya 9 trik, untuk menang," jelas Bambang. "Berarti tugas kita supaya mereka gagal 9 trik ya, Om?" tanya saya. "Nah, iya. Ayo main," katanya.
"Ingat, pikirkan dulu sebelum main," ia mengingatkan. Sesekali ia bisa lama dalam memilih kartu, tapi bisa juga cepat sambil melihat kartu-kartu lawan dan rekan.
Kadang, pihak lawan malah dibantu.
"Loh, kenapa Anda keluarkan kartu yang itu?" katanya. Lalu ia memberi saran baiknya pakai kartu yang mana. Bisa bayangkan? Betapa groginya bahkan bagi kami untuk memutuskan kartu yang mana yang harus dikeluarkan saat itu.
Jadi, setiap kami (tepatnya saya) keluarkan kartu, saya lirik-lirik dulu mata beliau. Kadang ia memberi anggukan, kadang juga mengangkat bahu. Ini yang amsyong.
"Silakan katanya," dengan santai.
![]() |
"Main lagi?" tanyanya.
Kartu dibagikan kembali, setelah dihitung-hitung saya dapat poin tertinggi. Artinya saya menjadi declarer, dan tim lawan menjadi defender. Sementara Bambang Hartono akan menjadi dummy. Dummy artinya ia hanya boleh mengeluarkan kartu sesuai dengan permintaan saya sebagai declarer, penentu permainan.
Posisi saya saat itu ibarat hansip sok-sokan mengajari Densus 88 cara menangkap teroris.
"Tidak apa-apa, coba saja. Ayo Anda mulai," katanya. Lalu saya menarik napas, sangat sangat panjang.
Jangan ditanya soal bagaimana akhir permainannya. Tentu saja sangat mengecewakan. (prm/prm)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular