Begini Rasanya Main Bridge dengan Orang Terkaya RI (Bagian 2)

Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
16 September 2018 18:54
Begini Rasanya Main Bridge dengan Orang Terkaya RI (Bagian 2)
Foto: Michael Bambang Hartono bermain Bridge (CNBC Indonesia/Fitri Said)
Jakarta, CNBC Indonesia - Warren Buffet, Bill Gates, sampai Michael Bambang Hartono tergila-gila dengan permainan kartu bridge. Hal ini membuat saya heran, apa daya tarik permainan ini hingga bisa memikat orang-orang hebat dan jenius dunia, terutama mereka yang punya latar belakang bisnis?

Tidak main-main, atlet-atlet bridge Amerika Serikat bahkan disebut-sebut berprofesi sebagai pialang dan investor di Wall Street.

[Gambas:Video CNBC]
Bert Toar Polli, salah satu atlet nasional bridge yang menjadi rekan satu tim Bambang Hartono di Asian Games 2018 kemarin, maju menjelaskan. Ia menyampaikan penjelasannya dalam acara kumpul-kumpul dan berlatih bridge yang diadakan Ikatan Alumni Universitas Diponegoro (IKA Undip) hari Selasa (11/9/2018) lalu.

Karena banyak yang pemula, ia pun menjelaskan mengenai permainan mini bridge terlebih dulu sementara Bambang Hartono duduk menyimak sambil menikmati rambutan yang disediakan panitia.

Baru lima menit Bert Toar Polli menjelaskan, saya sudah menemukan jawaban untuk pertanyaan di atas. Permainan atau olahraga ini, sedari awal, sudah membutuhkan keahlian berhitung secara cermat dan cepat. Hitung-hitungan, jelas hal yang disukai pedagang atau pebisnis.

Ada banyak istilah dalam bridge; high card points, trump, no trump, bidding, declarer, dummy, defender, tricks, dan lainnya. Anda tidak bisa bermain sendiri dalam permainan ini, sebab aturannya adalah dua lawan dua. Satu meja, ada dua pasang. Tim North-South atau West-East.

Pembagian kartu di awal akan menentukan permainan, apakah tim Anda bermain sebagai declarer atau defender. Declarer artinya Anda yang menentukan permainan, lagi-lagi disesuaikan dengan poin kartu, dalam berapa trik Anda kira-kira bisa menang. Itu yang harus dicapai.

Tokoh Dunia Penggemar BridgeFoto: Infografis/CEO & Bridge/Arie Pratama & Edward Ricardo
Tokoh Dunia Penggemar Bridge
Sementara defender, hanya perlu mengganjal target Anda dan rekan. Mengatur strategi, menghitung, daya ingat, tentu tantangan bagi para pemainnya. Inilah yang dilakukan oleh Michael Bambang Hartono sejak ia berusia enam tahun.

"Anda ini sudah terlambat belajarnya, tapi tidak apa-apa. Bridge bisa dimainkan sampai umur 100 (tahun) juga bisa," kata Bambang, menjelaskan sambil mengobrol, Selasa (11/9/2018).

Ia kembali berceloteh, memang kalau ingin sukses jadi atlet atau apapun harus dipupuk sejak dini.

"Itu atlet-atlet Rusia begitu. Atlet renang kalau mau jago dari kecil diceburke ke kolam renang, dari bayi begitu," ceritanya semangat, sambil sesekali menaik turunkan tangannya yang mengenakan arloji emas.

Lalu saya bertanya, apa ia juga melakukan hal yang sama dengan anaknya atau ada yang meneruskan hobinya main bridge. Dia jawab, "Tidak ada," sambil tersenyum, "Tapi, sekarang cucu saya yang turunkan. Dia pandai main bridge, umurnya masih kecil tapi sudah pintar," katanya bangga.

Matanya berbinar saat menceritakan ketangkasan cucunya dalam bermain bridge, mungkin ia senang karena cucunya bisa mengikuti jejaknya.

Ia juga bercerita bagaimana ia berkenalan dengan permainan kartu ini, "Dari zaman Jepang," katanya.



Ini mengingatkan saya jika saya sedang ngobrol bersama kakek atau nenek saya, kalau mereka bercerita mereka tidak menyebut tahun atau usia untuk memberikan keterangan waktu. Biasanya mereka sebut; waktu zaman Jepang, zaman Belanda, waktu itu masih Bung Karno presidennya, zaman PKI. Jadi mereka menyebut momen atau sosok bersejarahnya.

Usia Bambang, lanjutnya, sekitar enam tahun ketika mulai bermain bridge. Ia mula-mula tahu bridge dari para pamannya yang sering bermain.

"Awal-awal memperhatikan, sampai suatu waktu ada yang tidak bisa main saya disuruh gantikan. Dari situ akhirnya tidak berhenti," cerita dia.

Sehari, Bambang bisa main bridge enam sampai tujuh jam kalau sedang semangat. "Ya kalau sedang mau cari musuh, ayo main terus. Tergantung bioritma tubuh, tapi kalau lagi gak ya sudah."

Dalam kesempatan melatih bridge itu, Bambang memutari setiap meja dan melihat permainan. Banyak peserta yang mengajaknya berfoto bersama tentu saja, dan tak ada yang ia tolak.

"Wah iya, habis Asian Games semua jadi tahu saya," katanya sembari tertawa.



Sampai akhirnya ia ke meja saya yang isinya pemain baru semua dan kekurangan satu pemain, Bambang turut bergabung. Sebuah kehormatan, sekaligus membuat saya jantungan.

Apalagi, Bambang memilih bangku di hadapan saya. Artinya saya akan menjadi rekannya selama permainan. Artinya lagi, kalau kami menang jelas karena permainan ciamik Bambang Hartono, kalau kalah jelas sudah saya musababnya.

Terbayang tidak, kalau saya sampai bikin atlet peraih perunggu bridge Asian Games 2018 kalah, saya juga pasti akan berujung jadi atlet. Atlet angkat beban menanggung rasa bersalah seumur hidup - lebih tepatnya.

NEXT
Sebelum pertandingan dimulai, giliran Bambang Hartono bertanya ke kami semua. Nama lengkap siapa, bekerja sebagai apa ke orang-orang yang ada di meja.

Balik ke permainan, untungnya Bambang Hartono paham bahwa kami semua pemula, sehingga dengan sabar dia menunggu kami. Mulai sejak saat bagi kartu, dia akan mengecek masing-masing kartu untuk memastikan bahwa hitungan kami tepat.
[Gambas:Video CNBC]
Ronde pertama, kami menjadi defender. Artinya lawan kami menjadi declarer, menentukan ritme permainan. Sampai di sini, Bambang Hartono masih membantu menghitung. "Nah ini artinya 9 trik, untuk menang," jelas Bambang. "Berarti tugas kita supaya mereka gagal 9 trik ya, Om?" tanya saya. "Nah, iya. Ayo main," katanya.

"Ingat, pikirkan dulu sebelum main," ia mengingatkan. Sesekali ia bisa lama dalam memilih kartu, tapi bisa juga cepat sambil melihat kartu-kartu lawan dan rekan.




Kadang, pihak lawan malah dibantu.

"Loh, kenapa Anda keluarkan kartu yang itu?" katanya. Lalu ia memberi saran baiknya pakai kartu yang mana. Bisa bayangkan? Betapa groginya bahkan bagi kami untuk memutuskan kartu yang mana yang harus dikeluarkan saat itu.

Jadi, setiap kami (tepatnya saya) keluarkan kartu, saya lirik-lirik dulu mata beliau. Kadang ia memberi anggukan, kadang juga mengangkat bahu. Ini yang amsyong.

"Silakan katanya," dengan santai.

Begini Rasanya Main Bridge dengan Orang Terkaya RI (Bagian 2)Foto: Michel Bambang Hartono menjadi Atlet tertua di Asian Games 2018 dan menyumbangkan medali perunggu untuk Indonesia (CNBC Indonesia/Fitriyah Said)
Permainan berakhir, meski diiringi tawa sana-sini, buat saya itu deg-degan setengah mati. Alhamdulillah target tim declarer tidak tercapai (Ini jelas berkat keahlian Bambang Hartono sebagai defender, bukan saya).

"Main lagi?" tanyanya.

Kartu dibagikan kembali, setelah dihitung-hitung saya dapat poin tertinggi. Artinya saya menjadi declarer, dan tim lawan menjadi defender. Sementara Bambang Hartono akan menjadi dummy. Dummy artinya ia hanya boleh mengeluarkan kartu sesuai dengan permintaan saya sebagai declarer, penentu permainan.




Posisi saya saat itu ibarat hansip sok-sokan mengajari Densus 88 cara menangkap teroris.

"Tidak apa-apa, coba saja. Ayo Anda mulai," katanya. Lalu saya menarik napas, sangat sangat panjang.

Jangan ditanya soal bagaimana akhir permainannya. Tentu saja sangat mengecewakan.
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular