
Indonesia Kirim 5 Brand Lokal untuk Show di Amerika
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
22 June 2018 18:50

Jakarta, CNBC Indonesia- Untuk kali pertama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mendukung sub sektor fesyen ke kancah Internasional. Bekraf berhasil mengkurasi 5 brand streetwear yang akan tampil di ajang Agenda Show di Long Beach, California, Amerika Serikat pada tanggal 28-29 Juni 2018.
Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Puji Mulia Simandjitak mengatakan bahwa Agenda Show merupakan pameran fesyen khusus kategori streetwear, action sport, denim, footwear, surfing dan skate.
Sedikitnya akan ada 10 ribu pengunjung dari berbagai negara diantaranya buyers, media, distributor dan influencers dari Amerika Serikat dan 50 negara lainnya.
"Jadi keikutsertaan ini merupakan cerminan salah satu upaya Bekraf untuk terus meningkatkan fesyen sebagai sektor unggulan ekraf di Indonesia. Kenapa streetwear dipilih jadi sebelum kami memutuskan streetwear ini pertama banyak yang minat dan mainstream," ujar Joshua saat acara Press Confrence Agenda Show Long Beach California di kawasan Jakarta Pusat, Jumat, (22/6/2018).
Dia menuturkan bahwa para brand lokal itu adalah Paradise, Monstore, The Old Blue & Co, Pot Meet Pop dan Elhaus. Untuk Paradise Youth Club akan membawa inspirasi gaya hidup 90's skate dan musik, Monstore membawa koleksi unisex dan home, The Old Blue & Co menghadirkan koleksi denim, Pot Meet Pop menawarkan aneka denim modern dan Elhaus membawa modern menswear dan denim.
Sebelumnya, menurut data Outlook Ekonomi Kreatif 2017 yang diterbitkan oleh Bekraf, sub sektor fesyen merupakan salah satu sub sektor ekraf dengan nilai pendapatan senilai Rp 166 triliun (tahun 2016) dengan kontribusi 18,01 % terhadap PDB.
Secara umum nilai ekspor fesyen Indonesia pada 2015 mencapai U$10,90 miliar dan meningkat sebesar 1,84 % terhadap total nilai ekspor sektor ekraf. Nilai tersebut menjadikan sub sektor fesyen sebagai salah satu industri yang sangat penting bagi ekonomi kreatif.

Di Indonesia tren streetwear mulai berjaya dimulai dari tahun 90-an. Bahkan produk streetwear yang berasal dari gaya hidup hip hop dan skate itu kini menjadi incaran kaum muda.
Barry Arief Wijaya selaku Marketing Director brand streetwear Poot Meets Pop mengaku peminat dan perkembangan busana streetwear kian meningkat.
"Peminat streetwear sangatlah banyak dan meningkat seperti pada 4-5 tahun belakangan ini. Ini bisa meningkat hampir 100 persen bahkan lebih," ujar Barry kepada CNBC Indonesia saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (22/6/2018).
Dia menuturkan bahwa perkembangan streetwear juga telah menarik banyak buyers dari luar negeri. Bahkan beberapa brand sudah memasuki portal media internasional yang kualitasnya tidak perlu diragukan.
(gus) Next Article Indonesia Jadi Sentra Fesyen Dunia di 2025, Mimpi atau Bukan?
Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Puji Mulia Simandjitak mengatakan bahwa Agenda Show merupakan pameran fesyen khusus kategori streetwear, action sport, denim, footwear, surfing dan skate.
Sedikitnya akan ada 10 ribu pengunjung dari berbagai negara diantaranya buyers, media, distributor dan influencers dari Amerika Serikat dan 50 negara lainnya.
"Jadi keikutsertaan ini merupakan cerminan salah satu upaya Bekraf untuk terus meningkatkan fesyen sebagai sektor unggulan ekraf di Indonesia. Kenapa streetwear dipilih jadi sebelum kami memutuskan streetwear ini pertama banyak yang minat dan mainstream," ujar Joshua saat acara Press Confrence Agenda Show Long Beach California di kawasan Jakarta Pusat, Jumat, (22/6/2018).
Dia menuturkan bahwa para brand lokal itu adalah Paradise, Monstore, The Old Blue & Co, Pot Meet Pop dan Elhaus. Untuk Paradise Youth Club akan membawa inspirasi gaya hidup 90's skate dan musik, Monstore membawa koleksi unisex dan home, The Old Blue & Co menghadirkan koleksi denim, Pot Meet Pop menawarkan aneka denim modern dan Elhaus membawa modern menswear dan denim.
Sebelumnya, menurut data Outlook Ekonomi Kreatif 2017 yang diterbitkan oleh Bekraf, sub sektor fesyen merupakan salah satu sub sektor ekraf dengan nilai pendapatan senilai Rp 166 triliun (tahun 2016) dengan kontribusi 18,01 % terhadap PDB.
Secara umum nilai ekspor fesyen Indonesia pada 2015 mencapai U$10,90 miliar dan meningkat sebesar 1,84 % terhadap total nilai ekspor sektor ekraf. Nilai tersebut menjadikan sub sektor fesyen sebagai salah satu industri yang sangat penting bagi ekonomi kreatif.

Di Indonesia tren streetwear mulai berjaya dimulai dari tahun 90-an. Bahkan produk streetwear yang berasal dari gaya hidup hip hop dan skate itu kini menjadi incaran kaum muda.
Barry Arief Wijaya selaku Marketing Director brand streetwear Poot Meets Pop mengaku peminat dan perkembangan busana streetwear kian meningkat.
"Peminat streetwear sangatlah banyak dan meningkat seperti pada 4-5 tahun belakangan ini. Ini bisa meningkat hampir 100 persen bahkan lebih," ujar Barry kepada CNBC Indonesia saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (22/6/2018).
Dia menuturkan bahwa perkembangan streetwear juga telah menarik banyak buyers dari luar negeri. Bahkan beberapa brand sudah memasuki portal media internasional yang kualitasnya tidak perlu diragukan.
(gus) Next Article Indonesia Jadi Sentra Fesyen Dunia di 2025, Mimpi atau Bukan?
Most Popular