Hasil Penelitian: Uang Memang Bisa Beli Kebahagiaan

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
19 June 2018 13:44
Menurut hasil penelitian ini, uang memang bisa beli kebahagiaan
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia- Siapa bilang uang tak bisa beli kebahagiaan? Nyatanya uang dapat memberi banyak hal yang diinginkan, termasuk ketenangan pikiran, perasaan sukses dan kebebasan hidup sesuai yang diinginkan.

Dan pernyataan di atas bukanlah sebuah pendapat, tapi hasil dari penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Boston Private. Penilitian berjudul 'The Way of Wealth' ini mensurvei 300 responden yang memiliki kekayaan antara US$1 juta sampai US$20 juta, yang bertujuan untuk menentukan bagaimana kekayaan mempengaruhi kualitas hidup.


 
Saat ditanyai apa arti kekayaan, 54% responden mengatakan jawabannya adalah kebahagiaan. Sebanyak 65% responden setuju uang memberikan satu hal yang lebih penting dari kebahagiaan, yaitu ketenangan pikiran.
 
Meski uang tidak dapat menciptakan sendiri kebahagiaan, kepuasan dan kesuksesan, namun pastinya lebih mampu memfasilitasi gaya hidup yang lebih memberi kepuasan. "Selain manfaat emosional dan psikologis yang tidak terlihat, orang melihat kekayaan sebagai penyedia kemungkinan (enabler), yang memungkinkan orang untuk memiliki kebebasan, kehidupan keluarga yang bahagia dan untuk mendapatan kegiatan sosial dan rekreasi yang mereka bisa nikmati," menurut survei tersebut.
 
Saat ditanya apa yang bisa dilakukan kekayaan untuk mereka, 70% responden survei menjawab bahwa kekayaan memungkinkan mereka mandiri dan bebas secara finansial. Setengah dari responden mengatakan kekayaan memungkinkan terciptanya kehidupan keluarga yang bahagia dan 44% mengatakan kekayaan dapat membuat mereka berwisata kemana saja.
 
Bagi sebagian orang, kaya berarti bisa menjadi bos bagi diri sendiri. Hal itu juga diutarakan Tom Aley, seorang pengusaha yang kekayaannya memungkinkannya meninggalkan pekerjaan bergaji tinggi dan memulai bisnisnya sendiri. "Seluruh prinsipnya adalah, saya suka mandiri. Saya bisa melakukan lebih banyak hal. Saya tidak harus terikat kepada siapapun," kata Aley kepada The New York Times.
 
Bagi sebagian orang, uang berarti bisa menciptakan kebaikan. Elizabeth Galbut Perelman memilih menggunakan sumberdayanya untuk mendirikan sebuah prusahaan yang berinvestasi di bisnis-bisnis yang dijalankan wanita. "Bagi saya, di usia muda, kekayaan artinya mampu menciptakan perubahan yang kamu harapkan untuk dunia," ujar wanita 29 tahun itu kepada The New York Times.
 
Namun, memperoleh kekayaan berlimpah juga dapat dibarengi penyesalan. Hampir setengah dari responden survei Boston Private mengatakan hal No. 1 yang ingin mereka lakukan secara berbeda adalah dapat menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarganya.
 
"Orang kaya umumnya merasa memiliki utang emosional kepada keluarganya," lapor survei tersebut. "Di sini kita melihat interaksi emosional penyesalan, rasa bersalah, dan kompensasi."
 
Penyesalan lainnya yang cukup banyak adalah agar dapat lebih mengurusi kesehatan (27%); mengejar passion dan mimpi (24%); dan menempuh pendidikan yang lebih tinggi (22%).
 
Namun bahkan, bagi mereka yang bukan multi-jutawan, untuk apa seseorang menghabiskan uang yang dimiliki, berkontribusi pada tingkat kedamaian dan kebahagiaan yang lebih tinggi. "Dalam hal kebahagiaan kami, waktu adalah mata uang fundamental yang sesungguhnya," kata profesor psikologi University of British Columbia, Elizabeth Dunn, kepada CNBC Make It. "Apa yang benar-benar penting untuk perasaan sehari-hari Anda adalah apa yang Anda lakukan dengan waktu Anda."
 
Berfoya-foya membeli barang-barang material seperti pakaian baru mungkin tidak membawa kebahagiaan, namun menghabiskan uang untuk hal-hal yang memberi lebih banyak waktu bagi diri sendiri dapat membantu mengurangi stress.
 
Dalam sebuah penelitian yang turut ditulis dan diterbitkan oleh Dunn dalam Proceedings of National Academy of Sciences, para peneliti mensurvei lebih dari 6.000 orang di empat negara dan juga melakukan eksperimen di mana mereka memberi orang-orang itu US$40 selama dua minggu.

Minggu pertama mereka dianjurkan membeli sesuatu yang material dan kemudian minggu selanjutnya mereka menghabiskan uang untuk membeli sesuatu yang dapat memberikan lebih banyak waktu bebas bagi mereka. Beberapa contoh dari menghabiskan uang untuk membeli waktu adalah dengan mempekerjakan seseorang utnuk memotong rumput atau membersihkan rumah, memesan makanan, mengendarai taksi dan bukannya kendaraan publik lainnya atau melakukan belanja online.

Orang-orang dilaporkan merasa lebih bahagia saat mereka menggunakan uang mereka untuk membeli layanan agar dapat memiliki waktu bebas daripada saat mereka membelanjakannya untuk sesuatu yang material. Jadi, sebelum membelanjakan uang, sebaiknya tanyai diri, "Apakah pembelian ini mengubah cara saya dalam menghabiskan waktu pada hari biasa?"

"Jika jawabannya tidak, maka pertimbangkan untuk tidak membelanjakan uang itu dan menyimpannya. Kata Dunn, dilansir dari CNBC Make It.
(gus) Next Article Simak! 4 Kartu AS Anti Ambyar ala Sandiaga Uno

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular