
Fintech
Bisa Bayar Pake Ponsel, Milenial China Tak Suka Uang Tunai
Roy Franedya, CNBC Indonesia
11 August 2018 11:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menyatakan banyak turis asal China membayar transaksi belanja menggunakan layanan pembayaran elektronik berbasis platform, Alipay dan WeChat Pay. Fenomena turis China ini terjadi sejak 25 Maret 2018.
Sejatinya, fenomena ini bukan hal baru di Tiongkok. Masyarakat China terutama kalangan milenial memang lebih memilih membayar tagihan dengan non tunai melalui smartphone.
Forbes mengatakan milenial di China jarang membawa dompet. Mereka tidak masalah kehilangan dompet asal tidak kehilangan ponsel. Smartphone adalah segalanya.
Fenomena ini dipicu dari kemudahan yang diberikan oleh pembayaran berbasis ponsel ini. Untuk menggunakan layanan pengguna tak perlu membuat rekening bank. Cukup membuat akun melalui ponsel dan melakukan pengisian uang.
Untuk berbelanja pun cukup menggunakan scan barcode. Dengan mendekatkan ponsel pada masing-masing barcode yang ada dan pencet tombol "save' transaksi diselesaikan.
Di kota-kota besar beberapa toko, pasar, dan kedai makanan kini hanya menerima pembayaran mobile.
Yue Wang (29 tahun) mengatakan pada milenial di China memang tidak suka menggunakan uang tunai. Mereka lebih suka menggunakan pembayaran menggunakan ponsel.
"Ini lebih mudah dan lebih nyaman. Tinggal mendekatkan ponsel dengan barcode dan selesai. Pemesanan taksi online juga melalui ponsel. Saya sudah lupa terakhir kali ke ATM dan pegang uang tunai, mungkin setahun lalu," ujarnya seperti dikutip dari Forbes.
Tak hanya untuk transaksi belanja, pembayaran menggunakan ponsel juga dilakukan untuk memberikan tips pada pengamen dan pengemis. Di China jamak pengamen menyodorkan dua buah kartu yang memilki QR code, satu untuk Alipay dan satu lagi WeChat Pay.
"Bila Anda beri mereka uang tunai, mereka memelototi uang tersebut dan mungkin tidak percaya itu uang. Mereka sudah lama tidak melihat uang tunai," ujar Yue Wang.
"Ini cara Beijing untuk berkembang, hidup tanpa smartphone akan sulit karena semua tempat mulai tidak mengambil uang tunai," ujar Chauncey Zhang, seorang karyawan perusahaan teknologi berusia 23 tahun seperti dikutip dari Financial Times.
(roy/hps) Next Article Turis China Banjiri Bali, Transaksi Alipay & WeChat Semarak
Sejatinya, fenomena ini bukan hal baru di Tiongkok. Masyarakat China terutama kalangan milenial memang lebih memilih membayar tagihan dengan non tunai melalui smartphone.
Forbes mengatakan milenial di China jarang membawa dompet. Mereka tidak masalah kehilangan dompet asal tidak kehilangan ponsel. Smartphone adalah segalanya.
Untuk berbelanja pun cukup menggunakan scan barcode. Dengan mendekatkan ponsel pada masing-masing barcode yang ada dan pencet tombol "save' transaksi diselesaikan.
Di kota-kota besar beberapa toko, pasar, dan kedai makanan kini hanya menerima pembayaran mobile.
Yue Wang (29 tahun) mengatakan pada milenial di China memang tidak suka menggunakan uang tunai. Mereka lebih suka menggunakan pembayaran menggunakan ponsel.
"Ini lebih mudah dan lebih nyaman. Tinggal mendekatkan ponsel dengan barcode dan selesai. Pemesanan taksi online juga melalui ponsel. Saya sudah lupa terakhir kali ke ATM dan pegang uang tunai, mungkin setahun lalu," ujarnya seperti dikutip dari Forbes.
Tak hanya untuk transaksi belanja, pembayaran menggunakan ponsel juga dilakukan untuk memberikan tips pada pengamen dan pengemis. Di China jamak pengamen menyodorkan dua buah kartu yang memilki QR code, satu untuk Alipay dan satu lagi WeChat Pay.
"Bila Anda beri mereka uang tunai, mereka memelototi uang tersebut dan mungkin tidak percaya itu uang. Mereka sudah lama tidak melihat uang tunai," ujar Yue Wang.
"Ini cara Beijing untuk berkembang, hidup tanpa smartphone akan sulit karena semua tempat mulai tidak mengambil uang tunai," ujar Chauncey Zhang, seorang karyawan perusahaan teknologi berusia 23 tahun seperti dikutip dari Financial Times.
(roy/hps) Next Article Turis China Banjiri Bali, Transaksi Alipay & WeChat Semarak
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular