Wamenkeu Ungkap Rahasia RI Tak Anjlok Saat Dunia Gelap Gulita
Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjadi salah satu pembicara dalam program Economic Update, CNBC Indonesia, Selasa (9/8/2022).
Suahasil berbicara mengenai kondisi perekonomian terkini di tengah awan gelap dunia serta sederet tantangan yang harus dihadapi ke depannya.
Ingin tahu seperti apa lengkapnya, simak wawancara khusus CNBC Indonesia berikut:
- Membahas fundamental ekonomi dan daya tahan kita beserta tantangannya. Sebenarnya faktor-faktor apa saja yang jadi penopang dan pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini?
Pertama, tentu geliat ekonomi kita, kita lihat sudah cukup robust selama satu semester 2022 ini, kita lihat bahwa kegiatan ekonomi ini berlanjut terus.
Ada serangan covid, varian baru BA.4 dan BA.5, tapi karena cukup mild, maka kegiatan ekonomi berlanjut terus. Kalau kita ingat setahun lalu, Agustus 2021 adalah hari-hari puncaknya kita kena Delta, gak ada yang berani keluar. Tapi sekarang, setahun kemudian dengan varian yang baru ini, kegiatan ekonomi berlanjut.
Kita lihat angka-angkanya di Semester I-2022, pertumbuhan ekonomi kita baik sekali 5,4%, pertumbuhan year on year. Tapi bukan hanya pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi kalau kita bedah, ternyata transportasi itu tinggi sekali, kita lihat manufaktur juga meningkat, pertanian kita harapkan lebih tinggi lagi nantinya.
Tapi, bukan hanya pertumbuhan ekonomi, di perbankan kredit kita meningkat tinggi, pertumbuhan kredit cukup tinggi, lalu ketahanan perbankan kita NPL (Non performing loan) terjaga, dan selain itu di moneter kita kurs kita kelihatan cukup stabil di antara negara-negara lain.Pasar modal kita juga cukup masih sangat positif pertumbuhannya.
Ini fundamental yang pasti dilihat oleh seluruh perekonomian, seluruh global, dan kelihatan dengan fundamental seperti ini, ini kekuataan ekonomi kita terjaga.
Namun, resikonya ada. Resiko perekonomian hari-hari ini adalah bergeser dari risiko pandemi menjadi risiko global. Perang menciptakan harga-harga komoditas yang relatively cepat.
Lalu kemudian, harga komoditas naik cepat sekali, namun yang kita lihat bukan hanya sekedar cepat, tapi volatilitas yang tinggi, naik turun naik turun. Ini menyulitkan.
Menyulitkan yang namanya perencanaan. Kalau kita lihat harga CPO (Crude Palm Oil) dari US$ 1.800 sekarang US$ 900. Kalau kita lihat harga nikel, pernah tinggi sekali, sekarang rendah atau turun.
Ini dalam jangka pendek menciptakan ifnlasi, namun dalam jangkaa menengah kesulitan untuk melakukan perencanaan. Nah, kita mesti meniti pelan-pelan, sadar dengan semua resikonya, fundamental kita baik, resikonya menghadang risiko global.
Ini situasi yang kita hadapi sekarang, fundamental baik risikonya di tingkat global.
- Perekonomian di Semester I dan Kuartal II mengalami pertumbuhan yang impressive di atas 5%, tapi juga tidak bisa memungkiri pertumbuhan ekonomi ini ditopang oleh sektor konsumsi, utamanya pada masa Idul Fitri dan Idul Adha. Menurut proyeksi Anda untuk Kuartal III dan Kuartal IV seperti apa pertumbuhan ekonomi kita?
Kalau kita lihat apa yang terjadi di Kuartal II-2022 kemarin itu bulan April, Mei, Juni itu konsumsi luar biasa tingginya. Saya senang sekali melihat angka konsumsi 5,5% itu luar biasa, dan itu footnote lagi, itu di atas konsumsi tahun lalu yang Kuartal II-2021 yang juga tinggi.
Tahun lalu, Q2 kita adalah 7% lebih pertumbuhan ekonomi, sekarang kita 5,4% (Kuartal II-2022) di atas 7% yang tahun lalu, itu berarti tumbuhnya cepat sekali.
Karena apa? satu karena konsumsi. Konsumsi kita itu selalu 56% mayoritas dari PDB (Produk Domestik Bruto) kita, jadi PDB kita mayoritas adalah konsumsi.
Bayangkan kalau masyarakat tidak konsumsi, PDB kita ya anjlok atau pertumbuhan tidak tinggi, itu yang terjadi di 2020 dan 2021. Jadi kalau kita lihat konsumsinya tinggi, kita senang, artinya kegiatan belanja sudah terbuka.
Kita Kuartal II ada mudik Lebaran yang juga sangat baik sekali, lancar, tentu didukung oleh infrastruktur yang baik, BBM (Bahan Bakar Minyak) yang relatif murah tidak ada kenaikan, meskipun harga di luar negeri gonjang-ganjing, tapi di dalam negeri harga BBM kita buat stabil.
Jadi kita ingin dorong terus konsumsi ini ke Q3 dan Q4. Ini adalah fundamental yang baik di Semester I. Kita lihat deh, kalau estimasi kita semoga pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini bisa di sekitar 5% - 5,2% secara keseluruhan.
Moga-moga ini jadi fundamental yang baik, karena tahun depan kita memang akan menghadapi volatilitas yang lebih tinggi, mulai sekarang pun volatilitasnya lebih tinggi, tapi fundamental Semester I-2022 kita sangat baik, moga-moga jadi fundamental yang baik.
(cap/mij)