
Sunarso, CEO yang Menggerakkan

Di tengah situasi yang sulit seperti sekarang, Sunarso justru sukses menorehkan sejarah baru, dengan melakukan aksi korporasi berupa Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue senilai Rp 96 triliun.
Aksi korporasi ini dilakukan sebagai bagian formal dari proses pembentukan holding Ultra Mikro (UMi), dengan mengkonsolidasikan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) di bawah BRI.
Meskipun nilai transaksinya jumbo dan menjadi yang terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, BRI sukses melaksanakan hajatan besar tersebut. Mayoritas investor pemegang saham BBRI mengeksekusi haknya (rights) yang berarti mereka optimistis terhadap prospek bisnis BRI.
Umumnya, investor bereaksi negatif terhadap rencana rights issue karena memaksa mereka merogoh kocek guna mempertahankan porsi persentase kepemilikan sahamnya. Namun dalam konteks BRI, investor justru menyambut positif karena rights issue itu merupakan bagian dari rencana strategis yang bakal memperkuat BRI dalam jangka panjang.
Hal ini terbukti dari lonjakan harga sahamnya di pasar, hingga telah kembali dan bahkan melampaui level pra-pandemi. Akhir pekan lalu, saham BBRI ditutup di angka Rp 4.130/unit atau kembali ke level penutupan 26 Februari 2020, sebelum pandemi meledak di Tanah Air.
Sebagai holding UMi, BRI menciptakan efisiensi berkat sistem dan budaya digital serta kepiawaian jajaran manajemen di bawah Sunarso. Hal ini terlihat dari biaya dana (cost of fund) yang turun 130 basis poin (bp) ke 2,14% seiring dengan pertumbuhan CASA dan perbaikan imbal hasil.
Keberhasilan melakukan aksi korporasi jumbo dan integrasi bisnis antara PNM dan Pegadaian dengan BRI, menambah daftar pembuktian kepemimpinan Sunarso yang tak hanya memberi komando dan inspirasi, melainkan juga menggerakkan dan mengubah sistem serta kultur BRI.
Atas capaiannya tersebut, Sunarso terpilih menjadi pemenang penghargaan The Best CEO 2021 di ajang CNBC Indonesia Awards, mengalahkan nominee para CEO dari berbagai sektor (baik sektor riil maupun perbankan). Sunarso meraih skor 91 (dari 100).
Untuk mencapai penilaian tersebut, Tim Riset CNBC Indonesia melakukan kajian dan analisis terhadap kinerja CEO dari berbagai sektor yang memenuhi kriteria. Aspek penilaian terutama pada konsep adaptasi yang disiapkan, kebijakan yang dijalankan, dan efeknya terhadap brand perception terkait kultur perusahaan, serta kinerja keuangan.
Data kami kumpulkan melalui riset kualitatif dari publikasi resmi perseroan, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), serta media monitoring terhadap 10 media utama nasional.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)[Gambas:Video CNBC]