CNBC Indonesia Awards 2021
Luhut, Jenderal Lapangan Perang Pandemi

Jakarta, CNBC Indonesia - Selain menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves), dia juga dikenal sebagai panglima perang melawan Covid-19 untuk area Jawa dan Bali sejak awal Juli lalu. Hampir tak ada masyarakat Indonesia yang tak kenal dia.
Dialah Luhut Binsar Panjaitan (LBP), mantan Jenderal TNI sekaligus pendiri Detasemen 81 Penanggulangan Teror (Gultor). Namanya kian berkibar setelah menjadi bagian dari pengusung Joko Widodo (Jokowi) untuk hijrah dari posisi walikota Solo menjadi gubernur DKI Jakarta dan kemudian melompat menjadi presiden Republik Indonesia.
Sosok Luhut sebenarnya sudah malang melintang sebagai pejabat publik sejak era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Saat ini, Luhut berkiprah di kabinet Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Di masa kepemimpinan Jokowi, reformasi besar-besaran dalam bidang pajak, birokrasi hingga perbaikan iklim usaha menjadi prioritas utama. Seiring dengan berjalannya reformasi yang dilakukan, investasi asing diharapkan membanjiri RI dan menjadi motor penggerak ekonomi.
LBP sejak tahun lalu tercatat intens menarik investasi asing melalui negosiasi langsung. Di awal September 2020, LBP bertemu dengan orang terkaya Australia Andrew Forest selaku pendiri perusahaan bijih besi. Hasilnya, Indonesia mengantongi Letter of Intent/LOI terkait kesepakatan untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia.
Lobi-lobi tersebut kemudian dilanjutkan pada awal Oktober tahun lalu. Pria kelahiran 28 September 1947 tersebut diutus oleh Presiden Jokowi guna menemui Menlu China, Wang Yi. Pertemuan tersebut membahas soal Kerjasama perdagangan dan investasi di bidang kesehatan, vaksin, pendidikan dan riset serta e-commerce.
Setelah bertolak dari China, lawatan dilanjutkan ke Gedung Putih pada 15-19 Oktober. Di AS, LBP gencar melakukan lobi dengan investor agar mau menanamkan modalnya ke Indonesia. Hasilnya, International Development Finance Corporation (IDFC) menyiapkan US$ 2 miliar (Rp 14 triliun) untuk berinvestasi di Indonesia lewat Lembaga Pengelola Investasi (LPI) Indonesia.
Tidak berhenti di situ, LBP dan Menteri BUMN Erick Thohir juga berkunjung ke Jepang. Dalam kunjungan tersebut duet LBP-Erick sukses mengantongi dukungan dari Bank Kerja Sama Internasional Jepang (JBIC) sebesar US$ 4 miliar atau setara dengan Rp 57 triliun untuk LPI.
Terakhir yang paling fantastis, LBP bertolak ke Timur Tengah untuk bertemu dengan Pangeran Uni Emirat Arab (UEA) dan menawarkan proyek investasi bernilai jumbo untuk menggarap proyek kilang Pertamina dengan nilai mencapai US$ 20 miliar atau setara dengan Rp 280 triliun.