CNBC Indonesia Awards 2021
Sunarso, CEO yang Menggerakkan

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua tahun menakhodai bank berjaringan terbesar nasional PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Sunarso membawa perusahaan yang dipimpinnya lincah bertransformasi berkat pola kepemimpinan yang efektif menggerakkan seluruh anak buahnya.
Menjabat posisi nomor satu di BRI pada 2019, lulusan MBA UI tersebut harus menghadapi tantangan pandemi Covid-19. Laba bersih BRI pun tergerus 46% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 34,4 triliun pada 2019 menjadi Rp 18,7 triliun pada 2020.
Namun dalam waktu kurang dari setahun, BRI on track menuju fase pemulihan meski UMKM merupakan sektor yang paling terpukul oleh pandemi. Per September tahun ini, kinerja BRI kian positif. Laba bersihnya melesat 36% dari Rp 14,2 triliun ke Rp 19,3 triliun.
Capaian itu ditorehkan bersamaan dengan sejarah baru yakni penyaluran kredit yang menembus angka keramat Rp 1.000 triliun, tertinggi di Republik ini. Pendapatan bunga bersih yang melompat 28% yoy menjadi Rp 71,7 triliun, menjadi yang tertinggi di antara bank raksasa (Kategori Bank dengan Modal Inti/KBMI IV).
Penyebabnya adalah keberhasilan melakukan transformasi digital, sehingga layanan BRI tetap berjalan. Di bawah kepemimpinan Sunarso, BRI mengalami transformasi besar-besaran karena digitalisasi dijalankan tak hanya di tataran infrastruktur, melainkan di sistem dan budaya kerja.
Tak berhenti dengan digitalisasi layanan BRI, Sunarso mengubah PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO) menjadi bank murni digital. Anak usahanya tersebut tengah memproses perizinan untuk menjadi Bank Raya agar bisa menggarap bisnis di segmen gig economy lebih leluasa.
Di bawah Sunarso, anak usaha BRI di bidang asuransi yakni PT Asuransi BRI Life (BRI Life) digandeng investor strategis Asia yakni FWD Financial Services Pte. Ltd. Perusahaan asuransi global itu membeli 29,86% saham BRI Life melalui penerbitan saham baru (rights issue).
Aksi korporasi itu mengikuti anak usaha BRI lainnya, yakni PT Bank BRI Syariah Tbk (BSI) yang sukses menggelar merger dengan dua bank syariah milik bank BUMN yakni PT Bank Syariah Mandiri dan PT BNI Syariah.
Hasilnya, BRIS menjelma menjadi raksasa baru bank syariah dunia, dan berada di posisi 21 terbesar sedunia dari sisi aset (per Juni 2021). Dengan aset setara US$ 17,3 miliar, BSI mengekor Public Islamic Bank asal Malaysia yang asetnya sebesar US$ 17,8 miliar.
Namun jika bicara kapitalisasi pasar, emiten berkode saham BRIS tersebut menjadi bank syariah terbesar ke-11 dunia dengan nilai kapitalisasi US$ 6 miliar. Ia hanya perlu selangkah lagi untuk masuk 10 besar, alias kasta tertinggi bank syariah dunia.