UMKM Bangkit

Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia 2021 Diluncurkan

Yuni Astutik & Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
11 January 2021 12:55
Peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (CNBC Indonesia/ Syahrizal Sidik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia bersama sejumlah pemangku kepentingan meluncurkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia 2021 (Gernas BBI 2021) sebagai bentuk nyata dukungan terhadap produk dalam negeri, UMKM dan ekonomi nasional.

Gernas BBI 2021 yang mengambil tema 'Produk UMKM Indonesia Menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri' resmi diluncurkan melalui seremoni di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin (11/1/2021). Program ini merupakan kelanjutan Gernas BBI 2020 yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Panjaitan mengatakan pemerintah menargetkan pada 2023 ada tambahan 30 juta UMKM di Indonesia, atau bertambah 6 juta UMKM setiap tahunnya. UMKM, menurutnya merupakan backbone dari ekonomi Indonesia.

"Saya cukup senang 659 UMKM hadir di sini, saya berharap ke depan UMKM di setiap daerah terus. UMKM ini adalah backbone ekonomi kita, ada 64 juta, kita punya target 2023 ada 30 juta UMKM, target bertambah 6 juta UMKM per tahun," katanya Luhut secara vistual dalam peluncuran Gernas BBI 2020.

Menurut Luhut, produk UMKM buatan Indonesia semakin baik, tidak hanya sekedar omongan semata. Untuk itu dia mengajak masyarakat untuk membeli dan bisa menggunakan produk buatan Indonesia.

"Kalau boleh saya sampaikan, makanan di rumah hampir semua beli dari dalam negeri, ternyata banyak yang bagus-bagus buatan kita. Hal ini akan mendorong sistem penjualan luring-daring. Produk UMKM kita terus dorong, ayo di tempat masing-masing kita kedepankan. Kami terus berharap muncul produk artisan di marketplace kita," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, menyampaikan ada 3 kunci utama untuk memperkuat Gernas BBI. Pertama, sinergi berbagai pemangku kepentingan dalam mendorong UMKM unggulan di masing-masing daerah untuk meningkatkan kualitas produk dan memperluas pasar. Kedua, kreativitas dalam menghasilkan karya-karya kreatif yang dapat menarik pasar baik di dalam maupun luar negeri.

"Ketiga, digitalisasi, baik dalam perluasan pasar (onboarding), pengelolaan usaha, maupun sistem pembayaran," ujar Perry yang memberikan sambutan secara virtual dalam acara ini.

Menurutnya, dalam mendukung kesuksesan Gernas BBI 2021, BI melalui 46 Kantor Perwakilan di daerah akan terus bersinergi mendukung tercapainya 30 juta UMKM terhubung dengan ekosistem digital (onboarding) pada tahun 2023, dengan berperan sebagai Movement Leader melalui berbagai program kreatif yang mengedepankan digitalisasi UMKM.

Peran tersebut dilakukan antara lain dengan memastikan produk UMKM dalam BBI terjaga kualitas dan kuantitasnya melalui program kurasi, menyelenggarakan berbagai kegiatan baik secara luring maupun daring, memperluas target merchant UMKM pengguna QRIS hingga 12 juta merchant pada 2021, dan mengkampanyekan Gernas BBI melalui berbagai kegiatan.

"Tahun lalu sebanyak 5,8 juta merchant secara nasional hampir semuanya adalah UMKM. Tahun ini mari ditingkatkan menjadi 12 juta UMKM tersambung secara nasional dalam QRIS," ujar Perry.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan Gernas BBI 2021 juga dimaksudkan untuk membantu para UMKM bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.

"Kita memulai kick off Gerakan Nasional BBI, gerakan ini membantu UMKM yang saat ini kegiatan usahanya banyak terganggu, mengalami penurunan omzet dan pendapatan," kata Teten.

Melalui gerakan ini, kata Teten, diharapkan masyarakat membeli produk buatan Indonesia, dengan begitu diharapkan omset, penjualan UMKM akan semakin meningkat.

"Meskipun saat ini, daya beli masyarakat sedang turun, kalau dengan market 300 juta untuk keperluan sehari-hari, ekonomi kita masih bisa bertahan di tengah pandemi. Kita ingin makin banyak UMKM yang terhubung ke ekosistem digital. Target kita ada 30 juta UMKM 2024," lanjut Teten.

Sementara itu, saat ini sudah ada sebanyak 10,26 juta UMKM yang terhubung ke ekosistem digital. Dia mengharapkan, ke depan akan semakin banyak artisan yang semakin berkualitas dan menembus pasar global.

"Kita ingin banyak produk artisan yang unggul, mamin yang bisa dijual ke pasar global. Dengan kuasai pasar digital dalam negeri akan diakses oleh pasar global," tuturnya.

Dukungan terhadap Gernas BBI 2021 juga datang dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang menilai bahwa UMKM menjadi penopang ekonomi nasional, "Melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia kami berkomitmen memberikan pendampingan UMKM melalui webinar interaktif melalui jaringan Kantor Cabang BCA Bali dan wilayah lain untuk mendukung Gernas BBI," ujarnya saat bergabung dalam gelaran yang sama secara virtual.

Tak mau ketinggalan, BCA juga memiliki program BCA bangga lokal, yakni program dalam mendukung UMKM agar dapat bertumbuh dan berkembang. Sebanyak 185 merchant yang sudah dibina dalam program ini dan diharapkan akan lebih bertambah.

"Kami pun memfasilitasi UMKM dengan program kredit yang akan membantu permodalan yang memadai dan kelengkapan infrastruktur pembayaran agar memudahkan UMKM berwirausaha," katanya.

Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja dalam acara Peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Tangkapan Layar)Foto: Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja dalam acara Peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Tangkapan Layar)

Meskipun seremoni Gernas BBI 2021 dilakukan di Bali, namun rangkaian acara ini juga digelar secara bersamaan di sejumlah tempat di Indonesia, yakni Bali, DKI Jakarta, Banten, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Rangkaian acara tersebut dalam bentuk pameran terhadap sejumlah produk UMKM unggulan Indonesia. Pameran dilakukan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Beach Walk, Kuta Bali, Bandara Internasional Kulon Progo Yogyakarta, Bandara Internasional Soekarno Hatta Terminal 3 Cengkareng dan Stasiun Gambir Jakarta.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Sukawati bercerita bagaimana pandemi berdampak luas, salah satunya ekonomi di Bali. Pulau Dewata ini, menggantungkan ekonominya dari sektor pariwisata.

"Sejalan dengan ketatnya protokol kesehatan dan pemberlakukan PSBB hari ini di beberapa daerah di Indonesia, tantangan yang dihadapi pengusaha semakin berat. Tapi ada peluang baru yang memberikan harapan untuk bisa bertahan bahkan bisa maju, UMKM merupakan backbone," katanya.

Dia mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II danII mengalami kontraksi cukup dalam. Dia berharap data kuartal 4 yang belum rilis, diharapkan terjadi perbaikan seiring dengan adanya pelonggaran aktivitas di masyarakat.

"Ini tidak lepas dari kejelian pelaku usaha menangkap peluang termasuk peluang berbasis teknologi dalam kondisi seperti sekarang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya," pungkasnya.

Tiga artisan asal Bali yang terpilih dalam kurasi Gernas BBI 2021 menyambut baik program. Mereka adalah produsen minyak balur asli Bali, Kutus-kutus; produsen jewellry, Bara Silver; dan UMKM yang bergerak di bisnis fesyen ritel tenun, Agung Bali Collection.

Ketiganya merupakan UMKM yang menjadi mitra BCA, baik dalam layanan perbankan dan program pengembangan UMKM yang dilakukan oleh bank swasta terbesar di Indonesia.

Kepada CNBC Indonesia, pemilik dari Kutus-kutus, Bambang Pranoto menuturkan, selama pandemi omzet penjualan minyak Kutus-kutus turun sampai 50%. Biasanya, rerata omzet hariannya sudah mencapai 2,4 miliar dalam sehari. Adanya gerakan ini, dinilainya positif agar UMKM bisa kembali bangkit usai pandemi.

Sementara itu, pemilik dari Bara Silver, Putu Sudiadnyani menuturkan, Gernas BBI 2020 menjadi ajang yang tepat pelaku UMKM untuk mendapatkan promosi agar penjualan bisa kembali meningkat.

Meski diakuinya, selama pandemi ini tidaklah mudah bagi Bara Silver. Penurunan pendapatan yang merosot tajam membuat UMKM asal Gianyar ini harus merumahkan karyawannya.

"Pandemi kita harus kencangkan ikat pinggang, selama ini saya inovasi, kalau dulu sebelum pandemi ke mana mana pameran, sekarang di galeri saja," kata Putu yang akrab disapa Mami Bara ini.

Adapun, pemilik Agung Bali Collection juga menuturkan hal senada. Pendapatan yang merosot sampai dengan 75% membuat Agung memutar otak, selain tenun, ia memproduksi masker sebagai upaya bertahan di saat pandemi. Masker tersebut juga sudah diekspor ke 50 negara. Selain itu, penjualan Agung Bali kini lebih digenjot untuk penjualan daring.

"Dari awal 2020 sudah kita genjot penjualan online, marketplace masuk semua, dan luar berusaha masuk ke sana, syukurnya, dari awal pandemi sampai saat ini tetap jalan, kita sudah kirim ke 50 negara," bebernya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular