Begini Cara UMKM Bali Bertahan dari Pandemi

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
11 January 2021 11:37
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dalam Peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (CNBC Indonesia/ Syahrizal Sidik)
Foto: Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dalam Peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (CNBC Indonesia/ Syahrizal Sidik)

Badung-Bali CNBC Indonesia - Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peranan cukup penting bagi perekonomian nasional.

Namun, di saat pandemi seperti sekarang ini, tidak sedikit UMKM yang mengalami penurunan omzet dan penjualan. Hal ini juga dialami hampir merata di semua pelaku UMKM Indonesia kala pandemi menerjang.

Menyiasati hal ini, pemerintah bahu membahu kembali membangkitkan UMKM domestik melalui program kampanye gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang melibatkan berbagai stakeholder seperti Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Kementerian Perhubungan, Bank Indonesia, dan pemerintah daerah. Tak tanggung-tanggung, pemerintah menargetkan sebanyak 30 juta UMKM Indonesia dalam empat tahun ke depan.

"Kita memulai kick off Gerakan Nasional BBI, gerakan ini membantu UMKM yang saat ini kegiatan usahanya banyak terganggu, mengalami penurunan omzet dan pendapatan," kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, saat meluncurkan Gernas BBI di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Senin (11/1/2020).

Melalui gerakan ini, kata Teten, diharapkan masyarakat membeli produk buatan Indonesia, dengan begitu diharapkan omset, penjualan UMKM akan semakin meningkat.

"Meskipun saat ini, daya beli masyarakat sedang turun, kalau dengan market 300 juta untuk keperluan sehari-haria, ekonomi kita masih bisa bertahan di tengah pandemi. Kita ingin makin banyak UMKM yang terhubung ke ekosistem digital. Target kita ada 30 juta UMKM 2024," lanjut Teten.

Sementara itu, saat ini sudah ada sebanyak 10,26 juta UMKM yang terhubung ke ekosistem digital. Dia mengharapkan, ke depan akan semakin banyak artisan yang semakin berkualitas dan menembus pasar global.

"Kita ingin banyak produk artisan yang unggul, mamin yang bisa dijual ke pasar global. Dengan kuasai pasar digital dalam negeri akan diakses oleh pasar global," tututrnya.

Cara UMKM Bertahan

Tiga artisan asal Bali yang terpilih dalam kurasi BBI ini menyambut baik gerakan nasional ini. Mereka adalah produsen minyak balur asli Bali, Kutus-kutus, produsen jewellry, Bara Silver dan UMKM yang bergerak di bisnis fesyen ritel tenun, Agung Bali.

Kepada CNBC Indonesia, pemilik dari Kutus-kutus, Bambang Pranoto menuturkan, selama pandemi omzet penjualan minyak Kutus-kutus turun sampai 50%. Biasaya, rerata omzet hariannya sudah mencapai 2,4 miliar dalam sehari. Adanya gerakan ini, dinilainya positif agar UMKM bisa kembali bangkit usai pandemi.

Sementara itu, pemilik dari Bara Silver, Putu Sudiadnyani menuturkan, BBI menjadi ajang yang tepat pelaku UMKM untuk mendapatkan promosi agar penjualan bisa kembali meningkat.

Meski diakuinya, selama pandemi ini tidaklah mudah bagi Bara Silver. Penurunan pendapatan yang merosot tajam membuat UMKM asal Gianyar ini harus merumahkan karyawannya.

"Pandemi kita harus kencangkan ikat pinggang, selama ini saya inovasi, kalau dulu sebelum pandemi ke mana mana pameran, sekarang di galeri saja," kata Putu yang akrab disapa Mami Bara ini.

Adapun, pemilik Agung Bali Collection juga menuturkan hal senada. Pendapatan yang merosot sampai dengan 75% membuat Agung memutar otak, selain tenun, ia memproduksi masker sebagai upaya bertahan di saat pandemi. Masker tersebut juga sudah diekspor ke 50 negara. Selain itu, penjualan Agung Bali kini lebih digenjot untuk penjualan daring.

"Dari awal 2020 sudah kita genjot penjualan online, marketplace masuk semua, dan luar berusaha masuk ke sana, syukurnya, dari awal pandemi sampai saat ini tetap jalan, kita sudah kirim ke 50 negara," bebernya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos BCA: UMKM Menopang Perekonomian Nasional

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular