
Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia 2021 Diluncurkan

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Sukawati bercerita bagaimana pandemi berdampak luas, salah satunya ekonomi di Bali. Pulau Dewata ini, menggantungkan ekonominya dari sektor pariwisata.
"Sejalan dengan ketatnya protokol kesehatan dan pemberlakukan PSBB hari ini di beberapa daerah di Indonesia, tantangan yang dihadapi pengusaha semakin berat. Tapi ada peluang baru yang memberikan harapan untuk bisa bertahan bahkan bisa maju, UMKM merupakan backbone," katanya.
Dia mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II danII mengalami kontraksi cukup dalam. Dia berharap data kuartal 4 yang belum rilis, diharapkan terjadi perbaikan seiring dengan adanya pelonggaran aktivitas di masyarakat.
"Ini tidak lepas dari kejelian pelaku usaha menangkap peluang termasuk peluang berbasis teknologi dalam kondisi seperti sekarang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya," pungkasnya.
Tiga artisan asal Bali yang terpilih dalam kurasi Gernas BBI 2021 menyambut baik program. Mereka adalah produsen minyak balur asli Bali, Kutus-kutus; produsen jewellry, Bara Silver; dan UMKM yang bergerak di bisnis fesyen ritel tenun, Agung Bali Collection.
Ketiganya merupakan UMKM yang menjadi mitra BCA, baik dalam layanan perbankan dan program pengembangan UMKM yang dilakukan oleh bank swasta terbesar di Indonesia.
Kepada CNBC Indonesia, pemilik dari Kutus-kutus, Bambang Pranoto menuturkan, selama pandemi omzet penjualan minyak Kutus-kutus turun sampai 50%. Biasanya, rerata omzet hariannya sudah mencapai 2,4 miliar dalam sehari. Adanya gerakan ini, dinilainya positif agar UMKM bisa kembali bangkit usai pandemi.
Sementara itu, pemilik dari Bara Silver, Putu Sudiadnyani menuturkan, Gernas BBI 2020 menjadi ajang yang tepat pelaku UMKM untuk mendapatkan promosi agar penjualan bisa kembali meningkat.
Meski diakuinya, selama pandemi ini tidaklah mudah bagi Bara Silver. Penurunan pendapatan yang merosot tajam membuat UMKM asal Gianyar ini harus merumahkan karyawannya.
"Pandemi kita harus kencangkan ikat pinggang, selama ini saya inovasi, kalau dulu sebelum pandemi ke mana mana pameran, sekarang di galeri saja," kata Putu yang akrab disapa Mami Bara ini.
Adapun, pemilik Agung Bali Collection juga menuturkan hal senada. Pendapatan yang merosot sampai dengan 75% membuat Agung memutar otak, selain tenun, ia memproduksi masker sebagai upaya bertahan di saat pandemi. Masker tersebut juga sudah diekspor ke 50 negara. Selain itu, penjualan Agung Bali kini lebih digenjot untuk penjualan daring.
"Dari awal 2020 sudah kita genjot penjualan online, marketplace masuk semua, dan luar berusaha masuk ke sana, syukurnya, dari awal pandemi sampai saat ini tetap jalan, kita sudah kirim ke 50 negara," bebernya.
(dob/dob)[Gambas:Video CNBC]
