Cerita Adam Boehler Soal Omnibus Law RI, Tesla, Hingga Jokowi

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
29 October 2020 06:20
CEO International Development Finance Corporation (IDFC), Adam S Boehler dan Duta Besar Amerika untuk Indonesia Joseph R. Donovan Jr.saat di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (10/01/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)
Foto: CEO International Development Finance Corporation (IDFC) Adam S Boehler (BPMI Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)

Terakhir kali Anda berkunjung ke Indonesia, Anda menyebutkan sedang menyusun daftar investasi potensial. Bisakah Anda mengungkapkan beberapa di antaranya?
Tentu. Kami menyusun investasi kami berdasarkan skala proyek infrastruktur yang besar dan kemudian yang kecil. Kami menginginkan keseimbangan. Kami banyak mencari proyek-proyek energi terbarukan. Misalnya proyek perluasan kebun angin di Sidrap (Sulawesi Selatan). Kami tertarik dengan proyek itu.

Kami mengetahui isu terkait biaya per kilowatt-hour listrik di Indonesia. Kami ingin menurunkan biaya tersebut dengan harga yang terjangkau untuk rata-rata orang di Indonesia. Jadi menurut saya ini adalah bagian penting untuk portofolio energi terbarukan. Di sisi dan waktu yang sama, kami melihat investasi skala kecil dan menengah dan kami sedang memperluas investasi perawatan kesehatan kami.

Hal-hal apa yang Pak Luhut, Pak Erick, dan saya bicarakan, dan saya tahu Presiden Jokowi sangat memahami hal ini, karena saya ingin sekali melihat kampus AS tumbuh di Indonesia. Saya tahu pemerintah Indonesia akan senang melihat itu dan saya pikir, mungkin sekarang dengan kawasan ekonomi khusus sebagai bagian dari Omnibus Law, kampus AS bisa berdiri di Indonesia.

Saya juga ingin melihat sistem kesehatan AS terkemuka hadir di sini seperti John Hopkins Medical. Itu satu hal yang kita diskusikan. Karena cara untuk mendekatkan Indonesia dengan AS adalah mendirikan lembaga-lembaga di mana orang-orang sangat akrab satu sama lain. Jadi saya pikir itu sangat menarik.

Kami juga melakukan perjalanan ke Jawa Barat. Jadi kami sudah selesai di Jawa Barat, dan saya memiliki percakapan yang sangat baik dengan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Apa yang Anda bicarakan dengan Ridwan Kamil?
Kami berbicara banyak tentang investasi di Jawa Barat. Saya terkesan dengan kemajuan yang telah dicapai Jawa Barat. Ridwan Kamil ingin memaksimalkan peran swasta, jadi kami membahas Tesla di sana, kami membahas soal kampus/universitas dan kemudian kami membahas investasi terkait perawatan kesehatan dan infrastruktur.

Jadi saya ingin memastikan. Karena saya tahu penting untuk berbicara di Jakarta dan menghabiskan waktu, tetapi saya juga ingin keluar ke daerah lain di Indonesia dan berbicara dengan para gubernur. Sebab menurut saya dukungan pemerintah lokal sangat penting.

Bisa Anda uraikan lebih lanjut tentang salah satu poin yang anda bicarakan dengan Ridwan Kamil, yaitu Tesla?
Gubernur Jawa Barat cukup tertarik untuk menarik Tesla, saya bisa katakan dengan jelas. Dengan Indonesia, ada banyak minat pada Tesla, itu bagus. Itu perusahaan yang hebat. Elon adalah orang yang hebat, jadi dia juga cukup tertarik, dan saya pikir Anda mendapat sedikit lebih sedikit dalam deposit nikel, tapi saya pikir maksudnya adalah kami ingin melakukan pekerjaan pascaproduksi di Jawa Barat, dan dia secara pribadi tertarik untuk terlibat.

Jadi saya pikir sangat jelas bahwa mereka memiliki banyak ketertarikan pada investasi AS dan mereka ingin menjadi sangat agresif. Jadi kami membahasnya juga.

Ada sektor tertentu yang Anda minati di Jawa Barat, selain mendirikan universitas dan perawatan kesehatan?
Banyak sekali. Kami juga membahas beberapa proyek, tapi ya, pendidikan, perawatan kesehatan, teknologi. Saya pikir Jawa Barat benar-benar mulai mengidentifikasi dirinya sebagai pemimpin teknologi di Indonesia. Ini adalah area yang cukup menarik, karena Indonesia memiliki dunia startup teknologi yang sangat matang dan kuat, dan kami melihatnya dan itu sangat menarik. Karena ini adalah tempat di mana Indonesia dan Amerika Serikat benar-benar dapat berkolaborasi.



Faktanya, salah satu hal yang disarankan oleh Gubernur Jawa Barat adalah menjalin hubungan dengan California. Seperti yang Anda tahu dia (Ridwan) bersekolah di Berkeley di California. Jadi saya pikir dia sangat dekat dengan San Francisco dan Anda juga memiliki beberapa pengetahuan terkait pengalamannya.

Kami akan memberitahu Gubernur California Gavin Newsom. Tapi Anda tahu apa yang menarik tentang Jawa Barat dan California, Anda memiliki jumlah populasi yang sama, dan saya pikir fokusnya nyata pada teknologi. Area tersebut cukup kuat dan area lain yang menarik untuk diinvestasikan karena pasar privat kita berorientasi ke sana.

Anda menyebutkan ini sebelumnya, tentang pembangkit listrik tenaga air di Kalimantan Utara. Ada kabar terbaru terkait proyek itu?
Ya, kesepakatan itu sedang dalam proses dan saya pikir Anda akan melihat perkembangan nyata terkait PLTA tersebut. Itu adalah bidang yang sangat menarik bagi kami dan kami sedang melakukan kajian. Tetapi saya tidak akan terkejut jika melihat investasi Amerika di bidang itu karena energi terbarukan cukup menarik. Jadi proses kajian kami belum selesai, namun saya ingin melihat investasi di sana.

Apakah Anda telah memperkirakan jumlah nilai investasi untuk proyek ini?
Nilainya sekitar US$ 750 juta lebih.

Pertanyaan terakhir, apa saran Anda untuk Indonesia, selain Omnibus Law, dalam menarik investasi dari luar negeri?
Saya pikir yang utama adalah Anda tahu satu hal bahwa Presiden Jokowi telah melakukan pekerjaan yang luar biasa dan dia memiliki sekelompok menteri yang berkomitmen pada peran swasta dalam kekuatan ekonomi Indonesia dan kami melihat itu di Amerika Serikat .

Satu hal yang dibahas oleh Pak Luhut, Presiden Jokowi dan saya dalam kunjungan kali ini adalah melihat hubungan antar bangsa. AS dan Indonesia berada pada level yang sangat kuat, tetapi mungkin di antara negara mana pun, kami harus melakukan yang terbaik dengan cara yang positif. Ini adalah kesempatan paling positif.

Jadi apa yang Anda lihat ke depan, berdasarkan keseluruhan, Anda akan melihat dengan jelas aspek kesepakatan perdagangan. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo akan segera berkunjung.

Saya ingin berhenti sejenak dan melihat, ini belum pernah terjadi sebelumnya bagi AS dan Indonesia untuk memiliki tingkat kerja sama yang sama. Jadi, yang akan Anda lihat adalah hubungan yang secara fundamental baru dan lebih kuat antara kedua negara.

Kami sangat antusias menyambut kedatangan Presiden Jokowi ke AS pada waktu yang tepat. Saya tahu bahwa presiden AS adalah merupakan sosok yang antusias dengan hubungan yang hebat. Dan yang akan Anda lihat adalah lebih banyak interaksi antara kedua negara. Kita harus menjadi teman berdasarkan kepentingan bersama kita.

Jadi, ini adalah perubahan besar. Itu akan terjadi. Cara terbaik mendekatkan AS ke suatu negara adalah menggunakan pasar domestik kami. Dengan adanya omnibus law, pasar domestik AS akan semakin terbuka dan saya pikir dalam beberapa tahun mendatang, Anda akan melihat hubungan kedua negara meningkat secara signifikan. Saya sangat bersemangat. Saya pikir presiden Anda melakukan hal yang benar di sini.

(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular