
Fadli Zahab, Sukses Bisnis ZAP Clinic dengan Modal Rp 50 Juta
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
10 March 2018 15:04

Jakarta, CNBC Indonesia- Nama klinik kecantikan ZAP Clinic sudah tak asing di telinga perempuan Indonesia. Bermula dari klinik yang menyediakan jasa penghilang bulu, ZAP mengembangkan sayap dengan menyediakan jasa perawatan tubuh dan wajah.
Kini, ZAP Clinic memiliki setidaknya 35 gerai yang tersebar di 11 kota di Indonesia. Mulai dari Jakarta, Bogor, Bandung, Jogjakarta, Semarang, Surabaya, Bali, Medan, Makassar Manado, dan Palembang.
Pendiri ZAP Clinic, Fadli Zahab, bercerita panjang lebar mengenai perjalanan bisnisnya kepada CNBC Indonesia saat dijumpai di salah satu kliniknya di Jakarta. Menurutnya, memang sudah sejak sekolah ia bercita-cita ingin jadi pebisnis andal. Sebelum membuka ZAP, ia menjajal segala aneka peruntungan dalam berbagai lini bisnis seperti kuliner dan jasa outbond.
Pria kelahiran 11 Agustus 1984 ini mulai menjajaki bisnis membuka kafe tenda saat berkuliah. Sayang, bisnis tersebut tidak lagi berkembang karena bencana alam gempa bumi yang menghancurkan kafenya dan tidak dilanjutkan karena keterbatasan biaya.
Tidak berhenti disitu, dia pun mencoba membuat bisnis outbond training di Solo. Lagi-lagi pria Lulusan Program Studi Perencanaan Pembangunan Universitas Gajah Mada (UGM) ini tidak mendapatkan feedback yang memuaskan dari publik. "Usaha yang dibuat engga pernah berkembang akhirnya kerja kantoran di Jakarta," ujar Fadli.
Memutuskan bekerja di Surveyor Indonesia bagian Product & Development selama 3 tahun, membuat Fadli belajar banyak mengenai bisnis dan marketing.
Hingga akhirnya ia sering mendengar keluhan teman-temannya yang berwarga negara asing soal jasa hair removal yang terbatas di Indonesia. Dari situlah ia memberanikan diri dan meminjam uang Rp 50 juta dari keluarganya untuk modal membangun bisnis penghilang rambut ini.
"Sebenarnya modal awal bikin ZAP itu enggak banyak dulu masih anak kantoran modal awalnya cuma Rp 50 juta dan sebagian modal itu dari hutang sama keluarga. Tim saya sendiri dengan satu terapis karena hanya doing hair removal dan pinjam mobil bapak untuk keliling," katanya.
Dengan alat yang tak terlalu canggih, kala itu klien nya pun masih di dominasi oleh teman-temannya yang berwarga negara asing. Biaya perawatan kala itu pun masih terbilang murah yakni sekitar ratusan ribu.
Melihat banyaknya permintaan, Fadli juga sempat menyewa tempat di rumah temannya berukuran 2,5 cm x 3 cm dengan biaya Rp 2 juta per bulan. Dari keuntungan tersebut, sejak 2013-2014 ditambah dengan beriklan melalui Facebook, dia pun akhirnya membuat klinik yang berstandarisasi.
"Buka ZAP karena awalnya dari permintaan teman-teman. Terus growing dari teman-teman, facebook, keluhan dari teman-teman Warga Negara Asing karena di Indonesia kenapa sangat jarang akhirnya saya bikin dengan harga awal seratus ribu. Terus terkenal karena saya iklan di facebook, bikin website sendiri dan layanin chat sendiri," ucap dia.
Selain pemilik, di dalam ZAP, Fadli pun menjabat sebagai marketing. Sementara untuk pengembangan treatment dia menyerahkan sepenuhnya pada tim dokter dermatologis. Fadli tak menyangka bisnisnya bisa sesukses sekarang. ZAP Clinic tidak hanya menyasar pada hair removal saja, perawatan tubuh, wajah dan kosmetika juga mulai dijajal.
Omset ratusan miliaran pun kini mampu dia kantongi. Bahkan rencananya ingin menambah sebanyak 15 cabang agar bisa menjadi 50 klinik pada tahun 2018.
Untuk target lainnya, Fadli ambisius ingin membuat Rumah Sakit Ibu dan Anak ala ZAP. Dimana rumah sakit itu akan berkonsep layaknya servis di hotel bintang 5 dengan SDM yang mumpuni dan harga yang bersahabat.
Tidak hanya menambah 15 outlet untuk menggenapkan hingga 50 klinik, ZAP Clinic juga akan membuka ZAP for Men yang mulai dipersiapkan pada tahun ini. Sebelumnya, ZAP telah melakukan lebih dari 900 ribu treatment dengan total 170 ribu klien pada tahun 2017.
(gus/gus) Next Article ZAP Clinic: Rencana IPO Hingga Buka Gerai di Korea
Kini, ZAP Clinic memiliki setidaknya 35 gerai yang tersebar di 11 kota di Indonesia. Mulai dari Jakarta, Bogor, Bandung, Jogjakarta, Semarang, Surabaya, Bali, Medan, Makassar Manado, dan Palembang.
Pendiri ZAP Clinic, Fadli Zahab, bercerita panjang lebar mengenai perjalanan bisnisnya kepada CNBC Indonesia saat dijumpai di salah satu kliniknya di Jakarta. Menurutnya, memang sudah sejak sekolah ia bercita-cita ingin jadi pebisnis andal. Sebelum membuka ZAP, ia menjajal segala aneka peruntungan dalam berbagai lini bisnis seperti kuliner dan jasa outbond.
Pria kelahiran 11 Agustus 1984 ini mulai menjajaki bisnis membuka kafe tenda saat berkuliah. Sayang, bisnis tersebut tidak lagi berkembang karena bencana alam gempa bumi yang menghancurkan kafenya dan tidak dilanjutkan karena keterbatasan biaya.
Tidak berhenti disitu, dia pun mencoba membuat bisnis outbond training di Solo. Lagi-lagi pria Lulusan Program Studi Perencanaan Pembangunan Universitas Gajah Mada (UGM) ini tidak mendapatkan feedback yang memuaskan dari publik. "Usaha yang dibuat engga pernah berkembang akhirnya kerja kantoran di Jakarta," ujar Fadli.
Memutuskan bekerja di Surveyor Indonesia bagian Product & Development selama 3 tahun, membuat Fadli belajar banyak mengenai bisnis dan marketing.
Hingga akhirnya ia sering mendengar keluhan teman-temannya yang berwarga negara asing soal jasa hair removal yang terbatas di Indonesia. Dari situlah ia memberanikan diri dan meminjam uang Rp 50 juta dari keluarganya untuk modal membangun bisnis penghilang rambut ini.
"Sebenarnya modal awal bikin ZAP itu enggak banyak dulu masih anak kantoran modal awalnya cuma Rp 50 juta dan sebagian modal itu dari hutang sama keluarga. Tim saya sendiri dengan satu terapis karena hanya doing hair removal dan pinjam mobil bapak untuk keliling," katanya.
Dengan alat yang tak terlalu canggih, kala itu klien nya pun masih di dominasi oleh teman-temannya yang berwarga negara asing. Biaya perawatan kala itu pun masih terbilang murah yakni sekitar ratusan ribu.
Melihat banyaknya permintaan, Fadli juga sempat menyewa tempat di rumah temannya berukuran 2,5 cm x 3 cm dengan biaya Rp 2 juta per bulan. Dari keuntungan tersebut, sejak 2013-2014 ditambah dengan beriklan melalui Facebook, dia pun akhirnya membuat klinik yang berstandarisasi.
"Buka ZAP karena awalnya dari permintaan teman-teman. Terus growing dari teman-teman, facebook, keluhan dari teman-teman Warga Negara Asing karena di Indonesia kenapa sangat jarang akhirnya saya bikin dengan harga awal seratus ribu. Terus terkenal karena saya iklan di facebook, bikin website sendiri dan layanin chat sendiri," ucap dia.
Selain pemilik, di dalam ZAP, Fadli pun menjabat sebagai marketing. Sementara untuk pengembangan treatment dia menyerahkan sepenuhnya pada tim dokter dermatologis. Fadli tak menyangka bisnisnya bisa sesukses sekarang. ZAP Clinic tidak hanya menyasar pada hair removal saja, perawatan tubuh, wajah dan kosmetika juga mulai dijajal.
![]() |
Omset ratusan miliaran pun kini mampu dia kantongi. Bahkan rencananya ingin menambah sebanyak 15 cabang agar bisa menjadi 50 klinik pada tahun 2018.
Untuk target lainnya, Fadli ambisius ingin membuat Rumah Sakit Ibu dan Anak ala ZAP. Dimana rumah sakit itu akan berkonsep layaknya servis di hotel bintang 5 dengan SDM yang mumpuni dan harga yang bersahabat.
Tidak hanya menambah 15 outlet untuk menggenapkan hingga 50 klinik, ZAP Clinic juga akan membuka ZAP for Men yang mulai dipersiapkan pada tahun ini. Sebelumnya, ZAP telah melakukan lebih dari 900 ribu treatment dengan total 170 ribu klien pada tahun 2017.
(gus/gus) Next Article ZAP Clinic: Rencana IPO Hingga Buka Gerai di Korea
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular