
Perjuangan Bangun Internet di Pelosok RI, BTS Belum Jadi Sudah Dicuri

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak mudah membangun BTS 4G di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Apalagi pembangunan di zona merah atau dikenal sebagai daerah kahar (force majeure).
Plt. Direktur Sumber Daya dan Administrasi BAKTI Tri Haryanto bercerita beberapa daerah rawan terjadi konflik. Salah satunya material yang hilang dan rawan rusak saat diletakkan di lokasi pembangunan.
Akhirnya beberapa material disimpan di gudang. Barang baru dikeluarkan sampai ada keputusan akan benar-benar dibangun.
"Saya lupa nama daerahnya, intinya ada beberapa material yang hilang. Kondisinya ketika sudah di taruh. beberapa material masih di gudang sampai keputusan pasti survei namanya material on area (MOA) masih di gudang," jelas Tri dalam acara Ngopi Bareng di Kementerian Kominfo, Jumat (21/6/2024).
"Ketika di site kita khawatir barang-barang rusak. Banyaknya sih perangkat pasif, pager, tower, biasanya diletakkan di sana. Khawatir hilang atau rusak," imbuhnya.
Selain konflik, ada beberapa daerah yang terkendala untuk menjangkau daerahnya. Misalnya hanya bisa ditempuh dengan helikopter.
Hingga saat ini masih ada sisa 630 BTS yang belum terbangun. Dia mengatakan pihak Bakti masih melakukan survei bersama TNI memilih daerah yang bisa dilakukan pembangunan hingga pemeliharaan BTS ke depannya.
"Jangan sampai pada saat melakukan maintenance. ketika mati tidak bisa diperbaiki," ungkapnya.
Sisa BTS itu diusahakan untuk bisa diselesaikan tahun ini. Semester 1 ini diharapkan sudah ada solusi dari survei yang dilakukan oleh TNI dan Bakti.
"Di semester 1 mudah-mudahan memutuskan hasil survei tadi. Sama tadi bisa jadi penyelesaian karena mau enggak mau kan harus diselesaikan 2024, karena targetnya 2024," ujar Tri.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Konsisten! 118 BTS BAKTI di Papua Siap Beroperasi