Internet Bikin Belajar Makin Asyik, Akses Belajar Wilayah 3T Meningkat
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Komdigi) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) terus meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T). BAKTI bertugas menghadirkan internet yang memungkinkan sekolah mengakses video pembelajaran dan konten literasi digital.
Infrastruktur digital yang selama ini menjadi kemewahan di kota, kini perlahan menjadi alat penyamarataan kesempatan belajar di daerah terpencil, termasuk di Ledeke, Kecamatan Raijua, Kabupaten Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Akses internet dipakai untuk menghidupkan dan menjalankan program pembelajaran lewat smart TV. Murid di sana juga sudah diperkenalkan dengan belajar melalui perangkat laptop meski penggunaannya sangat terbatas.
SDN Ledeke 2 adalah satu dari delapan sekolah SD yang mendapatkan bantuan akses internet tersebut. Akses internet dipakai untuk menghidupkan dan menjalankan program pembelajaran lewat smart TV.
Guru di SDN Ledeke 2 Diana M Thung bercerita sebagian murid di sekolah tersebut memang tidak memiliki televisi di rumahnya. Kondisi geografis yang berbukit-bukit di Ledeke membuat sinyal televisi sulit menembus daerahnya.
Menurut dia, penghasilan sebagian besar orang tua yang nelayan dan petani tidak mencukupi untuk membuat anaknya menikmati "kemewahan" HP. Ketika HP belum marak, warga harus menggunakan parabola untuk menangkap siaran TV. Setelah sinyal telepon dan jaringan masuk, masyarakat di sana lebih sering menggunakan HP untuk mendapatkan akses hiburan, informasi hingga sumber pengetahuan.
"Mereka sangat antusias melihat TV (Smart TV) di sekolah. Ibu itu apa? Tanya terus. TV baru datang langsung tanya terus dan antusias," tutur dia dikutip Senin (15/12/2025).
Salah satu murid kelas 4 SDN Ledeke 2, Mario Dealvaro, mengungkapkan smart TV menjadi "keajaiban". Di rumahnya tidak ada televisi atau handphone sehingga belajar melalui smart TV menjadi keasingan sekaligus menyenangkan dan membahagiakan.
"Iya kaget tapi suka. (Pernah) nonton pelajaran Bahasa Inggris, nonton video (kisah) Yesus," ujar murid berusia 10 tahun tersebut.
Selain itu, akses internet BAKTI Komdigi juga hadir di SMAN 1 di Kecamatan Sabu Tengah, yang merupakan sekolah menengah atas di Kecamatan Sabu Tengah, Kabupaten Sabu Raijua. Salah satu guru di SMAN 1 Sabu Tengah Gustav Leo Ere mengungkapkan para murid memiliki semangat belajar tinggi meski sebagian dari mereka harus jalan kaki menempuh perjalanan berjam-jam sampai sekolah.
"Banyak yang harus jalan jauh tapi tetap semangat," ujar Gustav.
Mereka harus melewati banyak lahan kosong hingga hutan. Cuaca di sana juga bisa sangat terik dan suhunya di atas 33 derajat Celcius jika tengah hari atau saat murid-murid pulang sekolah.
BAKTI juga membangun empat Base Transceiver Station(BTS) serta NOC (Network Operation Center) Palapa Ring di Sabu Raijua. NOC Palapa Ring di sana merupakan bagian dari Palapa Ring Timur yang menghubungkan wilayah 3T di Indonesia Timur, termasuk NTT, Maluku, Papua, dan Papua Barat.
NOC di Sabu Raijua menjadi tempat favorit banyak warga untuk berselancar di dunia maya, terutama pelajar. Palapa Ring Timur menyediakan CSR berupa akses internet gratis bagi masyarakat di sekitar NOC ini. Akses internet yang digunakan untuk mengoperasikan NOC cukup kencang sehingga bisa dimanfaatkan warga sekitar.
(dpu/dpu)[Gambas:Video CNBC]