
Genderang Perang Berbunyi Lagi, Dua Raksasa Dunia Siap Bertarung

Jakarta, CNBC Indonesia - Microsoft punya senjata baru untuk melawan Apple. Yakni melalui seri laptop Windows Surface terbaru dengan chip AI Qualcomm Snapdragon X Elite.
Bahkan dengan peluncuran itu, CEO Microsoft Satya Nadella percaya diri produknya bisa melampaui keunggulan Mac milik Apple. Termasuk bisa mengembalikan era persaingan antara dua raksasa teknologi pada 1990-an.
"Kami akan melewati kemampuan mereka. Kami akhirnya merasa bahwa kami punya produk yang kompetitif," kata Nadella dalam wawancara dengan Wall Street Journal.
ia yakin bahwa kini Windows memiliki produk yang bisa diadu dengan Mac.
"Kami ingin mengembalikan persaingan ketat antara Windows versus Mac," kata Nadella dalam wawancara dengan Bloomberg Television.
Microsoft menyematkan brand AI PC untuk seri laptop dan komputer Windows yang didukung oleh teknologi kecerdasan buatan. Dalam waktu dekat, merek laptop ternama seperti Dell dan Lenovo juga akan meluncurkan produk AI PC mereka.
Lalu, apa perbedaan AI PC dengan laptop atau komputer biasa?
Fitur Windows AI PC
Menurut Reuters, produk komputer dan laptop berlabel AI PC mampu memproses data dengan lebih cepat dan menjalankan lebih banyak tugas dalam waktu yang sama dibandingkan produk sebelumnya.
AI PC juga bisa menjalankan tugas AI secara internal tanpa harus mengirim data ke cloud, termasuk chatbot. Artinya, program serupa ChatGPT atau Gemini nantinya bisa digunakan tanpa harus tersambung dengan internet. Saat ini, ChatGPT hanya bisa berjalan di cloud.
Beberapa produk paling premium bahkan mampu melatih AI sendiri. Pelatihan AI sebelumnya hanya bisa dilakukan di server karena membutuhkan daya komputasi yang sangat besar.
Produsen laptop dan komputer Windows berharap agar fitur ini bisa mendongkrak permintaan atas komputer pribadi di tengah popularitas AI. AI kini digunakan oleh berbagai hal, mulai dari menuliskan email hingga merencanakan liburan.
![]() Laptop Microsoft Surface 7 yang menggunakan teknologi AI Copilot Plus. |
Perusahaan riset Canalys memperkirakan pengiriman AI PC secara global bakal melampaui 100 juta pada 2025, mencakup 40 persen dari pasar PC.
Kemampuan AI PC untuk memproses aktivitas AI secara internal ditunjang oleh prosesor khusus yang disebut sebagai neural processing unit (NPU).
NPU, CPU, dan GPU didesain untuk bekerja sama untuk menjalankan tugas yang kompleks, meningkatkan kecepatan komputer, dan menambah daya komputer untuk menunjang aplikasi seperti asisten pintar AI.
Kemampuan menjalankan AI secara internal juga mendukung fitur yang diberi nama Recall. Recall di komputer Windows terbaru bisa digunakan untuk mencari dan menarik informasi dari seluruh aktivitas yang pernah dilakukan oleh pengguna.
Recall melacak setiap aksi pengguna di laptop mulai dari video call hingga penjelajahan internet, kemudian menciptakan riwayat yang sangat detail. Pengguna kemudian bisa mencari aktivitas tertentu di riwayat ini.
Menurut Reuters, fitur Recall ini banyak disorot di media sosial karena dituding merusak privasi. Pasalnya, ada kecurigaan data yang dipanen dari Recall disimpan juga oleh Microsoft dan bukan hanya tersimpan di komputer pengguna.
Di sisi lain, kemampuan menjalankan program AI tanpa harus mengirim data ke luar komputer disebut meningkatkan privasi pengguna. Firma riset Forrester menambahkan kemampuan untuk melatih AI secara internal mengurangi risiko pelanggan hak cipta atau aturan data pribadi, sehingga lebih menarik bagi pengguna korporasi.
Selain Surface Laptop dan tablet Surface Pro yang baru diluncurkan Microsoft, brand komputer seperti Dell, Samsung, Lenovo, Asus, dan Acer dalam waktu dekat juga akan merilis perangkat AI PC dengan label Copilot Plus.
Surface Laptop dengan Copilot Plus dibanderol dengan harga US$ 999 atau sekitar RP 16 juta. Lenovo ThinkPad t14s Gen 6 diperkirakan dijual mulai harga US$ 1.699 (Rp 27,2 juta).
Spesifikasi gahar AI PC
The Verge melaporkan chip yang disematkan pada Macbook Air biasanya lebih hebat dibandingkan Arm dan Intel yang ditanamkan pada PC Windows. Namun yang terjadi kali ini cukup berbeda karena chip pada Surface menjuarai adu kencang.
Chip Garang
Copilot Plus PC merupakan hasil kerja keras Microsoft yang bekerja sama dengan semua produsen laptop Windows selama dua tahun terakhir. Perusahaan juga mengklaim seri produknya adalah laptop era AI dengan tenaga lebih kuat dan efisien pada baterai.
Yusuf Mehdi dari Microsoft juga membandingkan produk perusahaan dengan Macbook Air. Surface dinilai bisa mengalahkan produk Apple itu.
"Anda bakal memiliki PC tergarang sepanjang sejarah. Faktanya, [Surface] akan mengalahkan perangkat apa pun yang tersedia saat ini, termasuk MacBook Air dengan prosesor M3, hingga 50 persen," kata dia.
Efisien dan Fleksibel
Salah satu fitur yang disematkan adalah emulator bernama Prism. Kinerjanya, Microsoft mengklaim sama efisien dengan Rosetta 2 milik Apple. Selain itu juga bekerja dua kali lebih cepat dari generasi sebelumnya.
Sebagai informasi emulator merupakan perangkat keras yang digunakan untuk aplikasi atau program yang dibuat pada sistem operasi bisa berjalan untuk sistem lainnya. Ini bakal jadi perubahan signifikan, karena 14% aplikasi bukan aplikasi native.
Perubahan itu juga membuat masa pakai baterai lebih lama. The Verge menuliskan baterai pada Surface 5 bisa bertahan untuk berselancar di Web selama 8 jam 38 menit dan Surface Pro 11 selama 16 jam 56 menit. Sedangkan daya tahan Macbook Air M3 bertahan 1,5 jam lebih lama.
Untuk memutar video, Copilot PC bisa digunakan selama 20 jam. Masih unggul dari Macbook Air M3 yakni 17 jam 45 menit.
Kecerdasan buatan
Dengan NPU dari Qualcomm, Copilot Plus PC bisa mengerjakan banyak aktivitas AI per watt dibandingkan Macbook Air M3 dan RTX 4060 dari Nvidia. Selain itu juga menanam lebih 49 model AI untuk membantu para pengembang software menawarkan fitur AI langsung dalam aplikasi.
Jadi aktivitas AI bisa diproses langsung dalam laptop tanpa tersambung ke data center. Dengan begitu tidak ada data yang terkirim ke luar laptop dan bisa berlangsung di background.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AI Bisa Bikin Kacau Pemilu, Aturan Baru Kominfo Mampu Atasi?
