
Raksasa Teknologi Dunia Mulai Lirik Asia Tenggara, RI Ikut Kecipratan?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan raksasa teknologi dunia mulai tertarik untuk berinvestasi di Asia Tenggara, di mana para CEO dari Apple Inc, Microsoft Corp, dan Nvidia mulai melakukan investasi miliaran dolar dan bekerja sama dengan para kepala negara di beberapa negara di Asia Tenggara.
Belum lama ini, CEO dari kedua raksasa teknologi yakni Apple dan Microsoft telah melakukan kunjungan ke Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, CEO Apple, Tim Cook telah melakukan kunjungan ke Indonesia pada pertengahan April lalu.
Seperti yang diketahui, Tim Cook bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Rabu (17/4/2025). Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang saat itu mendampingi Jokowi menyambut kedatangan Tim Cook.
"Oh nanti kalau pabrik, itu juga (didorong). Pokoknya Indonesia harus menjadi global supply chain dunia" kata Budi Arie Setiadi, saat ditanya apakah Apple bakal membangun pabrik di Indonesia.
Senada dengan itu, Agus Gumiwang juga mengatakan mendorong Apple menggunakan pabrik di Indonesia. Menurutnya, sudahbanyak komponen ponsel pintar yang sudah di buat di Indonesia.
"itu juga yang ingin kami dorong bahwa sebetulnya komponen-komponen hp itu sudah siap ada di Indonesia, baterainya kabelnya dan lain-lain itu kami akan coba business matching dengan Apple apakah mereka bisa menggunakan produk-produk dari dalam negeri yang sebetulnya kita sudah siap, sudah siap," kata Agus.
Keinginan pemerintah Indonesia untuk membujuk Apple agarmelibatkan Indonesia dalam proses produksi iPhonedan Macbook ini tak lepas dari posisi Apple sebagai salah satu perusahaan terbesar di dunia.
Belum lama ini, CEO Microsoft Satnya Nadella juga telah mengunjungi Indonesia pada akhir April lalu. Dalam kunjungan tersebut, Microsoft menggelontorkan investasi di Indonesia dengan nilai sebesar US$1,7 miliar atau sekitar Rp 27,6 triliun.
Sementara itu, Amazon.com Inc. pada pekan ini mengunjungi Singapura dan menggelar konferensi besar di pusat kota Singapura untuk mengumumkan rencana investasi senilai US$ 9 miliar.
Terlepas dari kunjungan beberapa CEO raksasa teknologi dunia ke beberapa negara di Asia Tenggara, jumlah investasi Microsoft di Indonesia ternyata lebih kecil dari Malaysia.
Di Malaysia, Microsoft menambah investasi sebesar US$ 2,2 miliar atau sekitar Rp 35,57 triliun. Sedangkan di Indonesia hanya mencapai US$ 1,7 miliar.
Mengenai hal ini, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan, investasi itu tergantung dari level adopsi AI di suatu negara. Ia menilai di negara tetangga mungkin adopsinya sudah lebih intens sementara di Indonesia baru masuk tahap awal atau early stage.
"Tergantung dari level adopsi AI di industrinya, mungkin kalau di tempat lain di negara tetangga kita, adopsinya lebih intens dan kita baru early stage ini," kata Nezat saat ditemui di acara Accelerating Responsible Al Governance and Innovation with Copilot for Indonesia di Jakarta, Senin (6/5/2024).
Nezar menilai, investasi Microsoft ini menjadi salah satu dukungan transfer of knowledge atau transfer pengetahuan dari raksasa teknologi dunia itu ke Indonesia. Khususnya di bidang infrastruktur kecerdasan buatan (AI) dan cloud atau komputasi awan.
"Serta upscaling AI untuk 840 ribu peserta dan dukungan untuk 10 ribu developer kita, itu dukungan yang luar biasa," kata Nezar dalam acara, Senin (6/5/2024).
Sementara itu, investasi Apple di Vietnam juga lebih besar dari Indonesia. Total investasi Apple di Vietnam mencapai US$ 15,84 miliar atau sekitar Rp 256,5 triliun sejak 2019 atau jauh lebih tinggi ketimbang Indonesia Rp 1,6 triliun.
Melihat fenomena ini, Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai, wajar kalau Vietnam diberi investasi yang lebih banyak. Karena negara tersebut memiliki kualitas kinerja logistik, dan kualitas pekerja yang jauh lebih tinggi.
"Ya kita nggak bisa mengharapkan Apple berinvestasi manufaktur ke Indonesia sebenarnya, karena dari sisi itu sudah kalah," kata Huda ditemui dalam kesempatan yang sama.
Vietnam itu bisa memproduksi sekitar 30% secara mandiri dari 320 komponen Apple, dan Indonesia hanya 4 dari komponen tersebut.
Jadi memang kalau soal investasi Apple, Indonesia kalah dari segala hal dibandingkan Vietnam, termasuk kita kalah dalam hal penyediaan penyediaan lahan.
"Di Vietnam karena sosialis, semua milik negara, jadi permainan mafia-mafia di sana. Tapi kalau di Indonesia, mau bangun produk di A, sudah pasti ada mafia yang bermain di sana. Akhirnya memang di sana letak biayanya cukup mahal," jelas Huda.
Sementar itu di Malaysia ekositemnya sudah jauh lebih lengkap, di sana ada Silicon Malaysia. Kedua, dari level inovasi index juga kalah jauh. Ada beberapa komponen yang menyebutkan kalau Malaysia lebih siap, seperti HAKI dan sebagainya.
"Kita kan ada bukit-bukit yang nggak jadi-jadi itu kan, jadi dari segi ekosistem itu sudah kelihatan Malaysia lebih siap dibandingkan kita," kata dia.
"Kalau di Indonesia, sudah HAKI-nya lama, tanahnya mahal," imbuhnya.
Terlepas dari kalahnya Indonesia dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara terkait jumlah investasi perusahaan raksasa teknologi dunia, sejatinya keberhasilan Apple berasal dari kemampuannya menjadi inovator dalam teknologi.
Jutaan pelanggan bersedia membayar mahal untuk kualitas, desain, dan fitur perangkat Apple, menjadikan produk seperti iPhone, iPad, Mac, dan Apple Watch laris di pasaran.
Untuk mencapai posisi Apple saat ini, Apple tidak bergantung pada manufakturnya sendiri saja. Perusahaan ini memiliki ratusan pemasok (supplier) yang diandalkan untuk pengadaan komponen untuk perakitan.
Dalam daftar pemasok Apple tahun 2022 melaporkan terdapat sekitar 200 suppliers dan lebih dari kurang lebih 600 fasilitas produksi yang terbesar di berbagai belahan dunia.
Daftar pemasok Apple 2022 mewakili 98% pemasok Apple pembelanjaan langsung untuk bahan, manufaktur, dan perakitan produk di seluruh dunia.
Dalam sebuah handphone Apple ada sekitar 280 komponen mulai dari casing, kamera, hingga lensa di mana komponen itu akan dirakit oleh ratusan pabrik di seluruh dunia.
Pabrik pemasok komponen Apple berjumlah sekitar 421 yang tersebar di 19 negara. Pabrik terbanyak ada di China yakni sekitar 151. Di ASEAN, pabrik komponen terbanyak ada di Vietnam yakni 25 unit.
Di Indonesia ada dua pabrik pemasok komponen Apple yakni Panasonic di Jawa Barat dan Yageo Corporation di Kepulauan Riau.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)