Fintech RI Mau Go Public di AS, Ternyata Milik Eks Bos ISAT

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
10 January 2023 08:45
Aelxander Rusli
Foto: DigiAsia

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah perusahaan fintech asal Indonesia dilaporkan akan go public di Amerika Serikat. Ternyata startup itu milik mantan CEO Indosat, Alexander Rusli bernama DigiAsia.

Di bursa Nasdaq, DigiAsia akan diperdagangkan dengan simbol FAAS. Perusahaan tersebut merupakan hasil merger antara DigiAsia Bios dengan StoneBridge yang merupakan SPAC (special purpose acquistion company).

Merger itu bertujuan untuk memperkuat DigiAsia di wilayah Asia Tenggara. DigiAsia memiliki valuasi mencapai US$500 juta atau Rp 7,8 triliun, sebelum pendanaan tambahan (pre-money).

Dalam perusahaan gabungan, seluruh pemegang saham setuju memasukkan seluruh ekuitas. Mastercard dan Reliance Capital Management jadi beberapa perusahaan yang tercatat sebagai pemegang saham.

Setelah merger, perusahaan bisa mengakses dana tunai Stonebrige senilai US$200 juta. Perusahaan juga telah mendapatkan pinjaman dari Yorkville Advisor Global LP senilai US$100 juta atau Rp 1,5 triliun.

DigiAsia merupakan perusahaan asal Indonesia yang didirikan pada 2017. Perusahaan itu bergerak di bidang penyedia solusi fintech dan perbankan tertanam. Alex menyatakan perusahaannya siap ekspansi ke beberapa wilayah, termasuk Asia Tenggara.

Alex menambahkan IPO yang dilakukan diharapkan bisa membuat perusahaannya jadi pemimpin di industri dompet digital.

"DigiAsia telah hadir di Indonesia dan berencana ekspansi segera ke Asia Tenggara, diikuti Timur Tengah dan Afrika Utara," jelasnya.

"Peningkatan modal lewat IPO dan eksekusi lanjutan akan menjadikan Dig sebagai pemimpin dalam dompet digital berlabel putih dan vertikal banking-as-a-service di wilayah ini".

Sejumlah perusahaan menjadi partner dari DigiAsia. Mulai dari WesternUnion, Bukalapak, Starbucks, Garuda Indonesia, Semen Indonesia, KaiPay, Fishery, dan Home Credit.



[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular