Covid Varian BF.7 Dua Kali Lebih Menular dari Omicron
Jakarta, CNBC Indonesia - Lonjakan kasus yang di China dilaporkan terjadi karena adanya varian baru BF.7. Kabarnya varian tersebut menyerang mereka yang pernah infeksi Covid-19 sebelumnya.
Manal Mohhamed, Dosen Senior Mikrobiologi Medis Universitas Westminster, juga menuliskan varian BF.7 di China bisa menular lebih cepat dari varian lain. Varian tersebut juga memiliki masa inkubasi lebih pendek, dikutip dari The Conversations, Selasa (3/1/2023).
BF.7 memiliki R0 atau bilang reproduksi dasar dari 10 hingga 18,6. Ini berarti satu orang terinfeksi bisa menularkan virus pada 10-18,6 orang lain. Sementara Omicron rata-ratanya adalah 5,08 orang.
Tingkat penularan yang tinggi ini juga disebabkan banyak orang terinfeksi tidak memiliki gejala. Meski ada gejala, ini mirip dengan sub-varian omicron lain.
Gejala-gejalanya seperti demam, batuk, sakit, tenggorokan dan kelelahan. Beberapa orang juga mengalami gejala gastrointestinal seperti muntah dan diare.
The Conversations juga mencatat varian BF.7 kemungkinan bisa menyebabkan penyakit lebih serous pada mereka yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah.
Nampaknya gejala pada Covid-19 awal tak terlihat di varian BF.7. Misalnya seperti kehilangan indera perasa maupun penciuman (anosmia)
ZOE Health Study menuliskan beberapa gejala pada mereka yang dites positif Covid-19. Gejala tersebut dilaporkan 30 hari sebelum 5 Desember 2022.
Studi itu juga menjelaskan gejala anosmia, sesak napas dan demam menjadi jarang ditemui. Kehilangan indera penciuman berada pada peringkat 14, yang dulunya indikator utama sekarang hanya 16% penderita yang mengalaminya.
Gejala terbaru pasien Covid
Berikut daftar gejala yang dilaporkan ZOE Health Study:
- sakit tenggorokan
- pilek
- hidung tersumbat
- bersin
- batuk tanpa dahak
- sakit kepala
- batuk berdahak
- suara serak
- sakit otot dan nyeri
- indra penciuman yang berubah
(npb)