Kematian Seseorang Bisa Diprediksi Dari Cara Jalan, Kok Bisa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Jurnal PLOS Digital Health, Universitas Illinois di Urbana-Champaign Inggris, sedang melakukan penelitian berkenaan dengan memprediksi kematian seseorang dilihat dari cara berjalan.
Studi ini dilakukan dengan memasang sensor gerak yang dikenakan di pergelangan tangan serta terhubung ke smartphone, dan diklaim dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kematian seseorang hingga lima tahun kemudian.
Menurut salah satu penulis studi tersebut yang juga seorang peneliti ilmu komputer di University of Illinois, Bruce Schatz mengatakan akselerasi deteksi tersebut dilakukan kepada sampel dengan cara berjalan selama 6 menit untuk mengukur fungsi jantung dan paru-paru, lalu membandingkan jarak total ideal yang mereka tempuh sesuai patokan menurut usia mereka.
"Jika Anda merekam semua data, memang benar bahwa orang memiliki gerakan tertentu dan Anda dapat mengetahui umur orang itu," tuturnya dikutip dari crash.net, Sabtu (22/10/2022).
Prediksi kematian di masa depan yang dibuat oleh model para peneliti ini adalah 72% benar setelah satu tahun dan 73% benar setelah lima tahun. Dia pun mengklaim model ini lebih akurat menghitung prediksi kematian seseorang.
"Demonstrasi yang lebih menjanjikan dari teknologi pemantauan pasif seperti sensor telepon dan pergelangan tangan, karena model timnya membutuhkan lebih sedikit data dan menawarkan lebih banyak privasi kepada pengguna," ujarnya.
Menurutnya, penelitian di masa depan harus memvalidasi model pengukur kesehatan melalui sensor gerak yang terhubung ke smartphone seperti ini. Hal ini karena hanya dengan melalui aplikasi yang dapat mengukur kesehatan, seseorang akan makin sadar dengan kesehatannya dan memulai hidup yang lebih baik. "Jika Anda ingin meningkatkan kesehatan semua masyarakat, proyek seperti ini sangat penting," kata Schatz.
(pgr/pgr)