Elon Musk Mau Tiru, Ini Kunci WeChat Sukses Jadi Super App

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
11 October 2022 13:25
Wechat Pay ( IstTencent)
Foto: Wechat Pay ( IstTencent)

Jakarta, CNBC Indonesia - Drama akusisi Twitter oleh Elon Musk tak kunjung usai. Kali ini ia kembali mengungkap keinginannya untuk membeli Twitter, spekulasi pun muncul kembali tentang bagaimana miliarder itu berencana mengubah jejaring sosial.

Tweet Musk pekan lalu seolah memberi petunjuk bahwa ia ingin membeli Twitter untuk ditransformasi menjadi X, aplikasi segalanya.

Meskipun Musk tidak memerinci seperti apa tampilan X, banyak yang menganggap dia ingin meniru kesuksesan WeChat, yang selama dekade terakhir hampir menjadi aplikasi segalanya atau super app di China.

Orang-orang menggunakan aplikasi WeChat untuk membaca berita, naik wahana, membuat janji dengan dokter, membayar pajak, dan melakukan segudang aktivitas sehari-hari lainnya.

Di town hall pertamanya dengan staf Twitter pada bulan Juni, orang terkaya nomer 1 di dunia itu berbicara tentang WeChat sebagai visi yang mungkin untuk jejaring sosial Amerika.

WeChat memang menjadi aplikasi yang serba ada dan diandalkan di China, tetapi aplikasi seperti itu belum ada di luar pasar China.

Investasi Tencent di Tesla mungkin memberi Musk wawasan tentang sang raksasa internet China. Namun, apakah model aplikasi all-in-one seperti WeChat benar-benar produk yang diinginkan untuk pasar AS?

Fitur WeChat yang membuat Musk terkesan juga menjadi sumber kritik terhadap aplikasi tersebut. Konsep all-in-one pada dasarnya telah mendirikan "taman bertembok", kata para kritikus, dikutip dari TechCrunch, Selasa (11/10/2022).

Transaksi e-commerce hanya terjadi melalui aplikasi pembayaran Tencent, informasi yang dikonsumsi oleh pengguna dipublikasikan dalam infrastruktur WeChat atau layanan pihak ketiga yang didukung oleh Tencent.

Tautan dari pesaing Tencent, seperti Alibaba dan Douyin (kembaran TikTok di China), tidak dapat diakses di WeChat hingga akhirnya kebijakan anti-monopoli Beijing baru-baru ini mulai meruntuhkan aturan tersebut.

Super app mungkin memberikan kenyamanan bagi pengguna karena mereka tidak perlu meninggalkan platform, tetapi model tersebut dapat menghambat persaingan dan mengesampingkan pilihan pengguna.

Dan yang perlu diingat bahwa inti dari WeChat adalah aplikasi perpesanan sosial, yang jelas membuatnya berbeda secara mendasar dari Twitter, yang merupakan platform media sosial.

Dengan lebih dari 1,3 miliar pengguna, WeChat adalah pembawa pesan di mana-mana di Cina, sementara orang-orang menggunakan Twitter sebagian besar untuk mengonsumsi informasi daripada berbicara dengan orang yang mereka kenal di kehidupan nyata.

WeChat bukan aplikasi yang dimulai dari nol, tetapi merupakan pengembangan dari platform jaringan sosial milik Tencent yaitu QQ. QQ menyerupai ICQ, platform chat yang merajai era komputer desktop.

Langkah serupa bisa saja diambil oleh Musk dengan mendorong pengguna Twitter ke platform baru. Namun, bedanya dengan pengguna QQ, kini pengguna Twitter pasti sudah punya aplikasi chat favorit mereka sendiri seperti WhatsApp, Messenger, atau Telegram.

Sebetulnya, WeChat bukan aplikasi tunggal. Platform perpesanan di WeChat hanya pintu masuk bagi penggunanya ke banyak aplikasi lain yang jumlahnya terus bertambah termasuk fitur publikasi konten yang diberi nama Public Account.

Public Account bisa dibilang platform yang sekaligus mengambil peran Facebook, Twitter, dan website untuk warganet China. Kementerian, ekonom, hingga brand menggunakan platform ini untuk membagikan informasi ke pengguna WeChat. 

Menurut Tech Crunch, per 2021, ada 360 juta pengguna WeChat yang membaca artikel Public Account. Di China, bisa saja sebuah kementerian atau perusahaan tidak punya website. Namun, bisa dipastikan mereka memiliki Public Account.

Public Account kemudian menjelma jadi infrastruktur toko online menyerupai Shopify setelah peluncuran platform pembayaran digital WeChat Pay. Kombinasi antara platform toko online yang disediakan Public Account dan kemudahan membayar WeChat Pay, adalah awal dari meledaknya social commerce di China.

Saking populernya belanja lewat WeChat, WeChat Pay juga menjadi andalan pengguna untuk membayar layanan lainnya mulai dari transportasi hingga pesan antar makanan. Di China, kedua raksasa penyedia layanan tersebut adalah Didi dan Meitua, dua-duanya adalah perusahaan yang didanai oleh Tencent.

Posisi WeChat sebagai tulang punggung belanja online di China makin lama makin kokoh. Banyak perusahaan lain membangun versi aplikasi mereka yang lebih ringan supaya bisa tersedia juga di dalam WeChat.

Jika ingin membayangkan posisi WeChat di Indonesia, mereka serupa dengan menggunakan WhatsApp untuk mencari barang di Tokopedia atau Shopee atau memesan makanan dan ojol di Gojek atau Grab. 

Jika Elon Musk ingin Twitter bertransformasi menjadi aplikasi X, artinya dia harus bersaing langsung dengan semua perusahaan lain di Amerika Serikat seperti Amazon, Uber, dan Facebook.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular