Pendapatan Driver Ojol Tak Seindah Dulu, Ini Penyebabnya

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
11 October 2022 06:55
Ilustrasi aturan baru tarif ojek online. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi aturan baru tarif ojek online. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa tahun lalu driver ojek online (ojol) sempat dilaporkan mendapatkan penghasilan besar. Namun hal itu tidak lagi terjadi hari ini.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menjelaskan ada perbedaan rata-rata pendapatan pengemudi ojol hari ini dan beberapa waktu lalu. Saat ini pendapatan mereka hanya berkisar di bawah Rp 3,5 juta per bulan, berbeda dengan janji tahun 2016 yang mencapai Rp 8 juta per bulan.

"Sekarang, pendapatan rata-rata driver ojek daring di bawah Rp 3,5 juta per bulan dengan lama kerja 8 -12 jam sehari dan selama 30 hari kerja sebulan tanpa adanya hari libur selayaknya mengacu aturan ketenagakerjaan yang sudah diatur oleh Kementerian Tenaga Kerja," kata Djoko dalam keterangannya yang diterima CNBC Indonesia, dikutip Selasa (11/10/2022).

"Pendapatan ojek daring rata-rata masih sebatas kurang dari Rp 3,5 juta per bulan. Hal ini tidak sesuai dengan janji aplikator angkutan berbasis daring pada tahun 2016 yang mencapai Rp 8 juta per bulan."

Dia menjelaskan sulit menjadikan profesi pengemudi ojol sebagai sandaran hidup. Menurutnya, ini karena aplikator tidak membatasi jumlah pengemudi dan membuat permintaan dengan pasokan tidak seimbang.

"Bekerja tidak dalam kepastian, status keren sebagai mitra akan tetapi realitanya tanpa penghasilan tetap, tidak ada jadwal hari libur, tidak ada jaminan kesehatan, jam kerja tidak terbatas," jelas Djoko.

Sementara itu, Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan melakukan survei soal persepsi masyarakat pengguna dan pengemudi ojol mengenai tarif baru yang diberlakukan 11 September lalu.

Salah satunya terkait pendapatan per hari pengemudi. Ada 50,10% yang pendapatannya berkisar Rp 50 ribu-Rp 100 ribu dan biaya operasional hariannya terbanyak berkisar Rp 50 ribu - Rp 100 ribu adalah 44,10%.

Banyaknya pesanan sebelum tarif baru adalah 5-10 kali sebanyak 45,88%. Sementara itu setelah adanya tarif baru kurang dari 5 kali (55,65%).

Berdasarkan survei, pengemudi ojol mengaku jarang mendapatkan bonus (52,08 persen) dari aplikator dan sebagian besar menyatakan tidak pernah (37,40 persen) mendapatkan bonus dari aplikator. Sementara itu, untuk mendapatkan tip dari penumpang juga jarang (75,79 persen).


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kisah Driver Ojol Kerja 12 Jam, Bagaimana Pendapatannya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular