Sempat Perang Opini, Ini Perjalanan Elon Musk Membeli Twitter

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Rabu, 05/10/2022 16:30 WIB
Foto: REUTERS/ANDREW KELLY

Jakarta, CNBC Indonesia - Perjalanan Elon Musk membeli Twitter tak mulus. Bahkan kedua belah pihak sempat terlibat perang opini dan bahkan dijadwalkan bertemu di persidangan.

Pada April lalu, pemilik Tesla itu sepakat membeli Twitter dengan harga US$44 miliar (Rp 668 triliun). Dalam pengumumannya, saham Twitter senilai US$54,20 per lembar.

Bahkan pembelian itu mendapatkan dukungan penuh dari mantan CEO Twitter, Jack Dorsey. Dia mengatakan Musk akan melindungi perusahaan itu saat Twitter melakukan perombakan.


Saat itu diyakini kesepakatan bisa selesai pada tahun 2022. Namun ternyata Musk malah membatalkan pembelian karena masalah akun bot spam di Twitter.

Sebagai pemilik baru, Musk menginginkan untuk menangani masalah spam platform. Sesaat setelah kesepakatan, Musk mengatakan akan menilai klaim soal jumlah akun bot di Twitter.

Perusahaan mengatakan jika akun tersebut hanya sekitar 5% dari pengguna aktif harian (mDAU). Namun pihak Musk mengatakan klaim itu tidak berdasar dan menyebut Twitter menyesatkan investor dan pengguna soal jumlah akun palsu di platformnya.

Pengacara Skadden Arps Mike Ringler yang mewakili Musk menuding Twitter melanggar perjanjian, karena diduga berisi 'representasi yang tidak akurat secara material'.

"Twitter telah gagal atau menolak untuk memberikan informasi. Terkadang Twitter mengabaikan permintaan Musk, terkadang menolaknya karena alasan yang tampaknya tidak dapat dibenarkan, dan terkadang mengklaim untuk mematuhinya sambil memberikan informasi yang tidak lengkap atau tidak dapat digunakan oleh Musk," klaim Ringler.

Berdasarkan ketentuan, Musk harus membayar US$1 miliar jika dia mundur dalam kesepakatan.


Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat

Pages