Kilau Token Kripto Kian Memudar, Ini Buktinya!
Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan non-fungible token (NFT), turun tajam pada kuartal III-2022. Ini merupakan laporan DappRadar, aplikasi pelacak blockchain.
Merosotnya harga NFT karena investor kripto sedang bersiap untuk menghadapi musim dingin atau yang sering disebut crypto winter dan permintaan untuk aset digital yang sangat spekulatif menunjukkan belum ada tanda-tanda akan pulih dalam waktu dekat.
Token non-fungible (NFT) adalah sejenis aset berbasis blockchain yang mewakili file digital seperti gambar, video, atau item dalam game online. Mereka meledak dalam popularitas pada tahun 2021.
Di kuartal III-2022 penjualan NFT total mencapai US$3,4 miliar (Rp 52,3 triliun) penjualan NFT, turun dari US$8,4 miliar pada kuartal sebelumnya dan US$12,5 miliar saat puncak pasar di kuartal pertama tahun ini.
Tahun lalu pasar NFT yang baru lahir diuntungkan dari kenaikan harga cryptocurrency dan risiko yang tinggi di kalangan investor. Tapi kondisi ini telah berubah tajam tahun ini karena kenaikan suku bunga bank sentral mendorong investor untuk membuang aset berisiko. Bitcoin diperdagangkan sekitar US$19.000, turun dari puncak November di US$69.000.
Sedangkan penjualan di pasar NFT terbesar, OpenSea, turun berturut-turut selama 5 bulan.
"Saya pikir apa yang unik tentang lingkungan ini adalah persimpangan dari penurunan ekonomi makro dan musim dingin kripto," kata CEO OpenSea Devin Finzer, dikutip dari Reuters, Senin (3/10/2022)
"Musim dingin crypto sebelumnya sedikit lebih terisolasi hanya untuk harga crypto jadi karena alasan itu, saya pikir bijaksana untuk bersikap konservatif tentang berapa lama ini bisa bertahan."
Namun dia mengatakan perusahaan berada di tempat yang bagus secara finansial dan dia yakin akan potensi NFT dalam jangka panjang.
Jumlah pembeli NFT mingguan turun lebih dari setengahnya dari puncaknya pada akhir Januari, menurut pelacak pasar NonFungible.com.
(roy/roy)