Heboh PHK Shopee & Zenius, Gaji Karyawan Startup Bakal Turun?

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Jumat, 23/09/2022 09:55 WIB
Foto: Infografis/ Karyawan Perusahaan Teknologi/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Mei lalu startup edukasi, Zenius, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 200 karyawan mereka. Saat itu, Zenius menyebut, langkah PHK karyawan ditempuh karena perusahaan terdampak kondisi ekonomi makro terburuk dalam beberapa dekade terakhir. Mereka mengaku perlu melakukan konsolidasi dan sinergi proses bisnis untuk memastikan keberlanjutan.

Badai PHK pun terus berlanjut, dan terbaru menimpa Shopee Indonesia. Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira mengatakan keputusan ini merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh, setelah melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.

Setelah rangkaian PHK yang terjadi, bagaimana dengan gaji karyawan startup tanah air?


Startup disebut bakal lebih berhati-hati lagi dalam hal merekrut karyawan dan gaji yang diberikan. Hal ini dilakukan di tengah badai PHK karyawan yang marak terjadi di startup.

"Soal gaji, mungkin dengan beberapa layoff belakangan ini startup-startup itu sudah mulai hati-hati, enggak jorjoran lagi menawarkan gaji tinggi," ujar Director Plug and Play Indonesia, Wesley Harjono, kepada CNBC Indonesia.

Meskipun demikian para startup akan tetap melakukan pencarian talent bagi perusahaannya. Sebab budaya startup adalah bertumbuh dengan cepat. Salah satu caranya dengan merekrut karyawan yang ahli di bidangnya.

Hanya saja perekrutan yang dilakukan akan sedikit lambat, karena perusahaan butuh waktu untuk melihat apakah di organisasi mereka sudah cukup efisien dengan karyawan yang ada.

"Jadi hiring nya akan sedikit lambat tapi bukan berarti enggak ada sama sekali, setiap hari ada startup yang muncul di Indonesia," tuturnya.

Inovasi yang diberikan tidak akan berhenti hanya karena kejadian banyaknya PHK yang ada saat ini. Justru startup baru akan bermunculan dan kesalahan yang dibuat pendahulunya bisa menjadi pelajaran bagi mereka.

Kesalahan yang sering dilakukan oleh para startup adalah terlalu agresif dalam melakukan hiring sehingga tidak terlebih dulu mengatur strategi di awal.

Pihak manajemen, lanjutnya, merasa dengan merekrut banyak orang akan berpengaruh pada perkembangan mereka.

"Mungkin dari sisi manajemen juga merasa aggressively hiring equal to rapid growth. Padahal kan sebenarnya enggak necessary aggressively hiring itu equal to rapid growth," pungkasnya.


(dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat