Pandu Sjahrir Ungkap Alasan PHK Massal Startup, Gaji Gede?

Tech - Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
05 December 2022 18:05
Pandu Patria Sjahrir. Ist Foto: Pandu Patria Sjahrir. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Badai PHK menggulung banyak perusahaan rintisan atau startup, baik di Indonesia maupun global. Melihat fenomena ini Founding Partner AC Ventures, Pandu Sjahrir, mengatakan ada siklus bisnis atau business cycle yang terjadi dengan sangat cepat. Di mana awal pandemi 2020 hingga 2021, startup begitu gencar melakukan perpindahan dari offline ke online.

Namun mendadak ada perang di awal tahun ini, kenaikan suku bunga, inflasi dan sebagainya yang terjadi di market, membuat industri startup termasuk investor berubah menjadi memikirkan keuntungan, bukan lagi soal menguasai market share.

"Banyak perusahaan teknologi berkembang much lebih cepat dari yang diharapkan di tahun 2020 sampai 2021. Menurut saya memamang ini merupakan business cycle, tapi bisnis cycle yang perubahannya terjadi sangat cepat," ujar Pandu dalam segmen PROFIT di CNBC Indonesia, Senin (5/12/2022).

Yang terjadi valuasi dari perusahaan-perusahaan apalagi high growth seperti teknologi berubah, mood investor pun berubah. Jadi valuasi perusahaan menurun, begitu juga dengan ekspektasi ke depan pasti akan berbeda. "Jadi inilah yang disebut business cycle," ungkapnya.

Keinginan dari investor sekarang adalah mencari perusahaan-perusahaan yang bisa menjadi profitable, karena itu menjadi sangat penting.

Menurutnya selama ini startup menggunakan dana yang ada hanya untuk mendapat tempat di market share. Hal inilah yang membuat valuasi tinggi agar bisa melimit ekspektasi yang butuh market share yang cepat dan tinggi.

Dan di tahun ini, ia menilai menjadi waktu yang tepat untuk mengatur ulang atau reset industri startup.

Perusahaan teknologi konglomerat pun kini fokus pada bisnis inti mereka, pada arus kas yang berkelanjutan. Sementara bisnis sampingan akan dipangkas dan terjadi efisiensi.

Ia meyakinkan bahwa sumber daya manusia (SDM) bukan menjadi beban biasa besar bagi sebuah bisnis. Hanya memang mereka butuh untuk fokus pada bisnis inti yang mereka jalankan.

"Nah untuk non core, mereka melakukan, entah itu sales, atau scale down atau digabung-gabung dan dengan itupun akan menjadi efisiensi," tuturnya.

"Cost terbesar itu bukan di SDM in the business. Kalau liat nama (startup yang PHK) tadi disebut, mereka melakukan fokus ulang pada bisnis mereka dan mengurangi burning cost entah itu di marketing cost, business processing cost, semuanya itu di lower down significantly. Jadi memang itu dari sisi untuk 2022 what you have seen," imbuhnya.

Menyoal gaji tinggi yang diberikan ia mengatakan itu adalah sebuah tren untuk mendapat talent terbaik di tahun lalu.

Namun tahun ini, gaji juga ikut ikut kena reset, karena dari sisi harga saham berubah turun, belum lagi kompensasi yang diterima startup teknologi biasanya lebih tinggi dari perusahaan biasa.

"Jadi ini juga pertimbangan yang harus kita lihat." pungkasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Penyebab PHK Massal di Zenius, Shopee Cs Terjadi Berulang


(roy/roy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading