Masa Keemasan Startup Meredup, Founder Bisa Coba Lakukan Ini

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
12 August 2022 08:20
Calon Founder, Ini 3 Langkah Mudah Menghitung Valuasi Startup
Foto: Ilustrasi founder startup /Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Masa keemasan startup di Indonesia disebut telah meredup. Para founder diminta untuk tidak lagi berharap adanya suntikan modal baru ke perusahaan yang dimilikinya.

Ini diungkap oleh pengusaha Hary Tanoesoedibjo dalam akun Instagram yang diunggah belum lama ini. Dia menuliskan, "The golden days of startup are already over (hari keemasan startup telah berakhir)" dan juga menyoroti ketergantungan startup pada dana investor.

Dalam hal ini, modal akan dihabiskan untuk promosi dan pemasaran menggaet pengguna. Kegiatan ini dikenal sebagai "bakar uang".

Namun dia menekankan, bisnis tak bisa selalu mengharapkan adanya suntikan modal baru secara terus menerus. Subsidi konsumen tersebut merupakan cara meningkatkan penguasaan pasar.

Sebagai informasi dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah startup diketahui mengeluarkan kebijakan untuk memberhentikan banyak karyawannya atau PHK. 

Dalam Profit CNBC Indonesia bulan Mei lalu, Eddi Danusaputro yang sekarang menjabat CEO BNI Modal Ventura, menilai valuasi startup terlalu berlebihan. "Bubble dari sisi apa? dari sisi valuation, saya enggak mau menyebut bubble burst atau apalah itu, tapi lebih kepada dari kacamata kami para investor," ujarnya.

Modal Ventura: Demi Efisiensi, Startup Harus Kurangi Foto: Modal Ventura: Demi Efisiensi, Startup Harus Kurangi "Bakar Uang" (CNBC Indonesia TV)

Eddi mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, valuasi memang terlalu tinggi. Namun ini mengalami penurunan tajam. Dengan adanya pengetatan likuiditas, justru membuat valuasi startup lebih masuk akal.

"Karena buat kami, para investor terutama yang punya dana nganggur, punya ready cash, berarti kami bisa investasi ke perusahaan yang valuasinya lebih masuk akal, dan untuk long term itu lebih sehat untuk startup nya," kata Eddi.

Sekarang yang dibutuhkan bukan seberapa lagi besar valuasi. Namun value yang dimiliki startup itu sendiri, ungkapnya. Saat valuasi menjadi tujuan utama, semua startup berlomba menjadi unicorn padahal profit seharusnya menjadi fokus utama perusahaan.



[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai Fenomena PHK Startup RI, Era Keemasan Sudah Berakhir?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular