
Ancaman Resesi Global Nyata, Banyak Startup Lagi Cemas

Jakarta, CNBC Indonesia - Resesi ekonomi global ikut mengancam para startup. Ini dikarenakan valuasi perusahaan rintisan tersebut bisa terpangkas.
Founding Partner AC Venture, Pandu Sjahrir menjelaskan kejadian itu sudah terlihat di Amerika. Yakni banyak perusahaan yang telah listing mengalami penurunan valuasi 30-80% sejak awal tahun ini.
"Di Indonesia karena struktur ekonomi yang cukup kuat dan juga. Bagaimana penanganan Covid-19 yang cepat dan sekarang kita juga banyak beruntung karena komoditas harga komoditas naik. Jadi dari sisi balance sheet perusahaan kuat," kata Pandu dalam program Profit CNBC Indonesia, Jumat (5/8/2022).
Dia menjelaskan dari sisi teknologi memang ada semacam penurunan, termasuk adanya ekspektasi pasar yang berubah. Penurunan tersebut telah terlihat pada perusahaan yang ada di seri C atau D.
"Menurut saya sudah kelihatan beberapa kali seri C atau seri D sudah turun 20 sampai 30%," ungkapnya.
CEO BNI Modal Ventura, Eddi Danusaputro juga menjelaskan hal serupa, apa yang terjadi di global cepat atau lambat akan juga sampai ke Indonesia. Meskipun menurutnya negara ini masih terisolasi.
Tapi krisis likuiditas nyatanya juga membuat investor berubah. Dari yang jor-joran sekarang semakin selektif memberikan dananya pada startup.
"Tapi benar krisis likuiditas mengacu kepada investor makin selektif yang tadinya jor-joran gampang untuk memberikan investasi ke startup, sekarang menjadi lebih selektif," kata Eddi.
Untuk itu, startup juga diminta lebih berhemat dari yang cukup 6 bulan harus bertahan hingga 1 tahun. Selain itu juga startup harus lebih realistis dalam menentukan valuasi.
Eddi mengatakan koreksi tersebut kemungkinan terjadi termasuk di Indonesia dalam periode 1-2 tahun lagi. Namun menurutnya apa yang terjadi menurutnya sesuatu yang natural dan bagian dari evolusi ekosistem startup.
"Tapi ya memang ini evolusi dari ekosistem startup kita yang selama 10-12 tahun ini mengalami mengalami kenaikan terus. Bagaimanapun juga pada saatnya perlu koreksi tapi setelah ini kita jadi yang lebih sehat," jelas Eddi.
(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Startup Bangkrut, Elon: Banyak Uang Diberikan ke Orang Bodoh