Bank Dunia Warning 'Awan Gelap', Startup RI Harus Apa?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
29 September 2022 07:35
foto : Freepik
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Risiko resesi makin nyata. Bank Dunia menyebutkan saat ini negara-negara di dunia sedang bergerak menuju resesi pada 2023 mendatang yang dipicu kenaikan suku bunga yang agresif.

"Tiga ekonomi terbesar dunia-Amerika Serikat, China, dan kawasan Eropa- telah melambat tajam," tulisnya dalam sebuah studi terbaru.

Hal ini diperkirakan juga akan berdampak pada Indonesia, khususnya pada ekosistem startup dalam negeri. Dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu, CEO BNI Modal Ventura, Eddi Danusaputro mengatakan apa yang terjadi di global cepat atau lambat akan sampai ke Indonesia, meski menurutnya negara ini masih terisolasi.

Investor sendiri berubah perilakunya akibat krisis likuiditas. Dulu mereka yang kerap jorjoran menggelontorkan uang akan semakin selektif memberikan dana pada startup.

"Tapi benar krisis likuiditas mengacu kepada investor makin selektif yang tadinya jor-joran gampang untuk memberikan investasi ke startup, sekarang menjadi lebih selektif," kata Eddi.

Menghadapi hal ini, startup diminta untuk lebih berhemat. Dana yang sebelumnya cukup untuk 6 bulan, saat ini harus bertahan hingga 1 tahun. Para startup juga diminta lebih realistis untuk menentukan valuasi perusahaan.

Eddi mengatakan kemungkinan terjadi, termasuk di tanah air, dalam satu hingga dua tahun lagi. Namun apa yang terjadi, dia menambahkan merupakan sesuatu yang natural dan bagian dari evolusi ekosistem startup.

"Tapi ya memang ini evolusi dari ekosistem startup kita yang selama 10-12 tahun ini mengalami mengalami kenaikan terus. Bagaimanapun juga pada saatnya perlu koreksi tapi setelah ini kita jadi yang lebih sehat," jelas Eddi.


(npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Startup Bangkrut, Elon: Banyak Uang Diberikan ke Orang Bodoh

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular