Ciputra dan Sinar Mas Patungan Modali Startup KPR Digital

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
27 July 2022 12:40
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Platform pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) digital, Ideal, mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal (pre-seed) snilaiUS$ 3,8 juta atau sekitar Rp 58 miliar yang dipimpin oleh AC Ventures dan Alpha JWC Ventures.

Putaran pendanaan ini diikuti oleh partisipasi dari Living Lab Ventures, bagian dari Sinar Mas Land, dan Ciputra Grup. Dana segar ini akan digunakan untuk pengembangan produk, rekrutmen, dan perluasan penawaran kepada pengguna.

Saat ini, 75% cara pembayaran pembelian rumah di Indonesia dilakukan melalui KPR, tetapi mayoritas calon pembeli rumah belum memahami proses pengajuannya.

Calon pembeli rumah sering mengeluhkan rumitnya proses pengajuan KPR. Hal ini disebabkan oleh banyaknya dokumen yang dibutuhkan, proses yang panjang dan tidak terstandarisasi, minimnya proteksi data sensitif, kurang informasi mengenai produk, dan masih banyak lagi.

"Penetrasi KPR Indonesia saat ini hanya di angka 3% dari PDB. Ini masih rendah jika dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura yang mencapai 30%, bahkan lebih tinggi. Ini merupakan peluang senilai US$30 miliar jika Indonesia bisa melipatgandakan penetrasi KPR menjadi 6% melalui akses finansial yang meningkat," jelas Adrian Li, Founder and Managing Partner AC Ventures, dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (27/7/2022)

Hingga saat ini Ideal telah bermitra dengan lima bank besar - termasuk diantaranya CIMB Niaga, OCBC NISP, dan Maybank. Startup ini juga bekerja sama dengan beberapa pengembang properti di Indonesia seperti Sinar Mas Land, Ciputra Group, dan Agung Sedayu Group.

Saat ini, Ideal fokus pada produk perumahan tangan pertama. Ke depan, Ideal akan memperluas layanannya ke properti seken dan produk refinancing/take-over. Visi jangka panjang Ideal adalah menjangkau produk pinjaman besar lainnya, dan memperluas penetrasi pasar hingga ke negara lain di Asia Tenggara.


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cek Startup Jagoan Triputra, Ciputra, Lippo, dan Sinar Mas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular