Miliarder Pemilik Klub NBA Nyesel Investasi di Startup Ini

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
26 July 2022 10:40
Mark Cuban
Foto: CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - Mark Cuban buka kartu soal investasi startup yang paling membuatnya menyesal. Miliarder itu mengungkapkan Breathometer, yang mengukur kadar alkohol dalam darah (BAC) secara akurat dengan smartphone.

Pemilik startup, Charles Michael Yim memperkenalkan Breathometer pada 2013. Breathometer diklaim dapat membaca level BAC ke smartphone lalu memiliki opsi untuk memanggil taksi jika kadar alkohol terlalu tinggi, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (26/7/2022).

Produk yang dianggap menarik itu membuat Cuban, Kevin O'Leary, Daymond John, Lori Greiner dan Robert Herjavec mengumpulkan US$1 juta untuk ditukar dengan 30% saham Breathometer. Ini membuat startup Yim bernilai US$3,3 juta.

Cuban mengaku produk tersebut hebat. Namun ternyata setelah diselidiki, Yim kerap jalan-jalan dari, pergi dari satu negara ke neagara lain.

"Tapi pria itu, Charles, saya melihat Instagramnya dan dia berada di Bora Bora. Dua minggu kemudian berada di [Las] Vegas berpesta dan kemudian akan berada di Necker Island dengan Richard Branson [miliarder pemilik grup Virgin asal Inggris]," jelas Cuban.

"Saya mengirim pesan kepadanya, seperti 'Apa yang kamu lakukan? Anda seharusnya bekerja'," kata Cuban. Yim menjawab dia sedang "networking" untuk bisnis.

Namun menurut Cuban alasan itu tidak cukup. Berikutnya, semua uang yang ia tanam dalam startup tersebut hilang.

Berurusan dengan FTC

Masalah Yim tak sampai di sana. Dia beralih dari Breathometer pada tahun 2016, bekerja sama dengan raksasa perawatan kesehatan Philips pada produk Mint. Yakni untuk mengukur kadar senyawa di mulut dan menentukan apakah memiliki bau mulut atau tidak.

Berselang satu tahun kemudian, Januari 2017, Komisi Perdagangan Federal (FTC) mengajukan komplain pada Yim dan Breathometer. Perusahaan dituduh menyesatkan pelanggan soal kemampuan produk mengukur BAC dengan akurat.

FTC menyebut, Breathometer "tidak punya bukti ilmiah untuk mendukung klaim iklan mereka" dan di bulan yang sama perusahaan merespons aduan tersebut. Akhirnya startup tersebut harus mengumumkan kesalahannya dan mengembalikan uang secara penuh pada tiap orang yang membeli perangkat.

Menurut FTC, perusahaan tidak pernah melakukan uji coba yang memadai. Meskipun Breathometer mengklaim produknya didukung pengujian tingkat laboratorium pemerintah.

Kepada CNBC Internasional, Yim membantah tuduhan dan menyebutnya tidak masuk akal. Dia juga menyatakan tidak menghabiskan uang perusahaan untuk perjalanan pribadi dan menambahkan tidak adil menilai kemampuannya pada rangkaian postingan di media sosial.

Perjalanan ke Necker Island adalah untuk membicarakan Breathometer dengan Richard Branson. Proposalnya berhasil dan Yim menjadi finalis dalam kompetisi Extreme Tech Challenge yang dimiliki pengusaha tersebut. 



[Gambas:Video CNBC]
Next Article Silicon Valley Bank Bangkrut, Investor Startup Ketar Ketir?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular