Kripto Tidak Kebal Resesi dan malah Picu Resesi?

chd, CNBC Indonesia
21 July 2022 18:25
Gambar Cover, Cryptocurrency Ambrol
Foto: Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Cryptocurrency telah mendapatkan popularitas luar biasa sejak peristiwa Great Recession karena investor kini mewaspadai peranan bank sentral sebagai pemangku kebijakan moneter suatu negara.

Meskipun popularitasnya semakin diminati, tetapi kripto bukan tidak menciptakan gejala-gejala yang menyebabkan. Beberapa pengamat menilai bahwa kripto juga rentan terhadap resesi.

Pertumbuhan popularitas kripto telah memikat lembaga keuangan untuk berinvestasi mencari keuntungan yang lebih tinggi. Lembaga keuangan kemudian melakukan rehypothecate dengan koin-koin ini digunakan sebagai jaminan.

Sementara itu, tingkat pengembalian (return) di kripto bisa saja menjadi tambang emas, yang menarik perusahaan untuk berpartisipasi dalam pertukaran. Tetapi, mereka sering mengabaikan risikonya yang melekat di aset digital ini.

Dengan demikian, pada dasarnya kripto juga rentan terhadap potensi resesi karena profil risikonya yang cukup tinggi, bahkan lebih tinggi dari pasar saham.

Hal ini karena kripto tidak memiliki fundamental atau underlying asset yang pasti dan tentunya berbeda dengan saham yang memiliki fundamental dan underlying asset berupa kepemilikan perusahaan.

Bahkan, banyak pengamat menilai bahwa pasar kripto juga dapat menciptakan resesi hebat berikutnya. Apakah hal ini benar?

Ada cara untuk mencegahnya agar hal tersebut tak terjadi. Beberapa pengamat mengusulkan bahwa kripto juga perlu diatur bahkan pemerintah juga memiliki kripto buatannya yang berbentuk stablecoin agar menjadi sandingan yang kuat ketika kripto terdesentralisasi mengalami kejatuhan.

Stablecoin adalah jenis cryptocurrency yang didukung oleh aset nyata atau mata uang fiat (fiat money). Umumnya, stablecoin didukung oleh dolar Amerika Serikat (AS) atau mata uang safe haven lainnya, logam mulia yang dipegang oleh pemerintah, atau berupa obligasi pemerintah berjangka pendek.

Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)
Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)

Contoh stablecoin versi ini yakni DolCoin yang akan sangat mirip dan memiliki manfaat yang serupa dengan cryptocurrency lain yang saat ini ada di pasaran.

Namun, fakta bahwa ini adalah stablecoin membuatnya lebih aman dan lebih berguna daripada kripto standar. DolCoin akan menjadi pintu keluar bagi pengguna cryptocurrency saat ini untuk membeli dan mendiversifikasi beberapa risiko yang terkait dengan cryptocurrency.

Kita kesampingkan dulu soal stablecoin atau DolCoin.

Pada dasarnya, pasar kripto cenderung tidak terlalu transparan seperti halnya aset lain atau bisa saja menghilangkan kepercayaan bagi kebanyakan orang karena penggunanya dan pemegangnya makin mewaspadai kemajuan teknologi.

Selain itu, banyak lembaga keuangan membeli koin yang mudah menguap dan tidak aman, sehingga menghipotesiskannya sebagai aset yang mudah untuk mendapatkan 'cuan' tetapi dengan cara yang instan tanpa memperhatikan dahulu risikonya.

Apalagi mereka membeli kripto yang mudah digerakan oleh pendirinya yang tidak serius menggarap kripto tersebut, alias hanya sekadar 'iseng'.

Jika saja kripto tersebut anjlok, maka hal ini menciptakan pergerakan yang sangat fluktuatif dan menyebabkan adanya penarikan dana secara besar-besaran oleh investor. Ketika hal tersebut terjadi, maka potensi resesi atau depresi tidak dapat dihindari.

BitcoinSumber: Fordham Journal of Corporate & Financial Law
Volatilitas Bitcoin

Grafik di atas menunjukkan bahwa Bitcoin telah mengalami lonjakan dan penurunan yang ekstrem dalam lima tahun terakhir. Ethereum juga sangat fluktuatif, meskipun lebih kecil dari Bitcoin. Sedangkan indeks dolar AS relatif lebih stabil dalam lima tahun terakhir.

Pasar kripto memang lebih sensitif terhadap sentimen pasar dibandingkan dengan saham, terutama saham teknologi. Penilaian setiap kripto sangat bergantung pada kekuatan luar seperti opini publik, supply-demand, kompetisi kripto, kegunaan kripto, dan sistemnya.

Volatilitas relatif dari penilaian kripto menghancurkan kepercayaan eksternal dan internal pada kekuatan kripto, tren pasar modern, serta menetapkan bahwa mereka dapat menyebabkan resesi berikutnya.

Bahkan dengan volatilitas ekstrem ini dan implikasinya pada kepercayaan, pendukung kripto menunjuk ke pasar bullish yang berkelanjutan dan sebagai bukti bahwa mereka tidak peka terhadap informasi.

Namun demikian, klaim ini belum diuji secara menyeluruh sampai terjadi kepanikan atau guncangan pasar. Meskipun sedikit rasa dari kemungkinan jatuhnya penilaian dapat terjadi kapan saja, seperti yang dikemukakan oleh serangan terhadap Ethereum.

Setelah serangan itu, penilaian Ethereum anjlok karena investor menyadari bahwa meskipun masih sulit, bukan tidak mungkin serangan tersebut dapat menyebabkan kerugian yang luar biasa.

Tindakan seperti ini menyebabkan penurunan tajam dalam kepercayaan eksternal dan internal di pasar karena teknologi yang dulunya dianggap sebagaia masa depan keuangan tapi nyatanya ada kecacatan dan mungkin berbahaya, seperti layaknya kasus Mortgage Backed Securities.

Selain itu, karena jaringan kripto sepenuhnya digital tanpa adanya backup secara fisik, seluruh penilaian dan profitabilitas kripto cenderung bersifat teoretis.

Selanjutnya, sebuah penelitian pernah mengklarifikasi bahwa pergerakan Bitcoin sangat bergantung pada aktivitas investor besar atau dapat disebut sebagai 'whales', sedangkan investor kecil tidak terlalu mempengaruhi pergerakannya meski investor kecil tersebut jumlahnya lebih besar dari para whales tersebut.

Peneliti Ethereum Foundation, Vlad Zamfir berpendapat bahwa pemerintah dapat membuat alternatif untuk kripto populer.

Faktanya, pemerintah harus sangat mempertimbangkan untuk membuat kripto versi mereka. Dengan adanya kripto versi pemerintah, hal ini akan meningkatkan stabilitas pasar kripto.

Pada umumnya, kripto versi pemerintah adalah mata uang yang didigitalisasi atau dapat disebut sebagai mata uang digital bank sentral (central bank digital currency/CBDC).

Kripto jenis ini atau CBDC akan bertindak sebagai tempat yang aman jika terjadi guncangan pasar karena investor akan dapat dan diberi insentif untuk memperdagangkan kripto mereka yang sangat fluktuatif, di mana pemerintah cenderung mengasuransikan transaksi tersebut.

Pemerintah dapat menetapkan batas berdasarkan kepemilikan mereka dan kemudian dapat secara tepat mempublikasikan jumlah koin yang saat ini dipegang, dibeli, dan dijual oleh pemerintah.

Dengan demikian, kripto buatan pemerintah akan lebih transparan daripada kripto yang ada saat ini, yang akan membuatnya lebih aman dan lebih dapat dipercaya oleh masyarakat.

Jika kripto pemerintah semakin dipercayai, maka potensi kehancuran akibat kejatuhan kripto non-pemerintah bisa diminimalisir dan potensi resesi akibat kejatuhan kripto konvensional bisa diredam.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular