Sederet Bandar Kripto Bangkrut Utang Puluhan Triliun Rupiah

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
19 July 2022 08:25
Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)
Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Three Arrows Capital mengumumkan mengajukan status bangkrut. Hedge fund kripto global asal Singapura itu bermasalah karena harga cryptocurrency yang anjlok beberapa waktu lalu.

Misalnya, dulu perusahaan mengelola aset US$10 juta (Rp 150 triliun), tetapi sekarang dua pendirinya harus bersembunyi dari kreditur yang marah. Para kreditur berusaha menarik sebagian dana untuk menutupi kerugian mereka.

Atas kejadian ini, hakim federal, Martin Glenn di pengadilan New York memutuskan membekukan aset yang masih tersisa di Three Arrow Capital. Dia mengabulkan mosi darurat untuk membekukan aset dari perusahaan.

Glenn memerintahkan hanya likuidator kepailitan yang ditugaskan berwenang mengalihkan, membebani, atau dengan cara lain melepaskan aset debitur yang ada dalam yuridiksi teritorial Amerika Serikat.

Firma penasihat global Teneo yang bertugas mengelola likuidasi juga diizinkan memanggil pendiri perusahaan Zhu Su dan Kyle Davis. Selain itu juga bisa memanggil bank, bursa kripto, serta lembaga dan perusahaan lain yang juga melakukan bisnis dengan Three Arrow Capital.

Salah satu yang disoroti dari masalah ini adalah kemungkinan pemimpin perusahaan mengambil dana sebelum likuidasi formal dilakukan. Menurut laporan Coindesk, Zhu Su ingin menjual propertinya di Singapura senilai US$35 juta.

Laporan lain juga menyebut terdapat satu transfer aset digital dari non-fungible token (NFT) yang dipegang oleh Three Arrow Capital.

"Bagian penting dari mosi ini adalah untuk memberi tahu dunia bahwa likuidator yang mengendalikan aset debitur pada tahap ini," kata Adam Goldberg, seorang pengacara yang mewakili Teneo dari firma hukum Latham & Watkins.

CNBC Internasional menyatakan dua pendiri perusahaan tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar. Sementara itu pengacara yang mewakili mereka Christopher Anand Daniel dari Advocatus Law juga melakukan hal yang sama.

Goldberg menyatakan likuidator sedang mencari dokumen seperti laporan rekening dan informasi dompet digital. Alasannya adalah keberadaan fisik Zhu Su dan Kyle Davies yang tidak diketahui.

Voyager dan Celcius

Beberapa perusahaan penerbit kripto lain telah mengajukan kebangkrutan, bahkan sudah diklaim kehabisan modal. Adapun perusahaan tersebut yakni crypto lending Voyager Digital dan Celsius Network.

Voyager menyatakan diri mereka bangkrut pada Selasa (5/7/2022) lalu. Hal itu dinyatakan lewat satu dokumen yang mereka kirimkan kepada otoritas di Distrik Selatan New York, karena mereka juga beroperasi di wilayah hukum Amerika Serikat (AS).

Voyager mengungkapkan, bahwa mereka memiliki lebih dari 100 ribu kreditur (pihak pemberi pinjaman) dan aset bernilai antara US$ 1 miliar dan US$ 10 miliar.

Selain Voyager, terbaru, Celsius Network juga telah mengajukan kebangkrutannya pada Jumat lalu. Berdasarkan laporan Decrypt, pengajuan kebangkrutan Bab 11 dari Celsius menunjukkan adanya kewajiban perusahaan yang melebihi aset.

Tak tanggung-tanggung, kewajiban tersebut nilainya sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 17,94 triliun (asumsi kurs Rp 14.950/US$), dari pengurangan total utang sebesar US$ 5,5 miliar (Rp 82,23 triliun) dengan total aset yang hanya sebesar US$ 4,3 miliar (Rp 64,29 triliun).

Total aset tersebut telah dikurangi dari langkah Celsius yang telah melunasi tiga pinjaman besar dari protokol desentralized finance (DeFi) yakni Aave, Maker dan Compound.


(npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Utang Triliunan, 2 Bandar Kripto Lenyap Ditelan Bumi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular