
Tencent, JD, dll Bersatu Basmi Spekulasi Harga NFT

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa teknologi China termasuk Tencent dan Ant Group telah menandatangani pakta untuk menghentikan perdagangan sekunder NFT. Mereka juga akan mengatur sendiri aktivitas di pasar, media pemerintah China melaporkan.
Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk di antara 30 perusahaan dan lembaga yang telah menyetujui "Inisiatif Pengembangan Disiplin Industri Koleksi Digital". Para perusahaan akan membantu mencegah perdagangan sekunder dan spekulasi dalam koleksi digital, menurut sebuah laporan oleh Shanghai Securities News.
Surat kabar itu menambahkan bahwa prakarsa tersebut dipimpin oleh Asosiasi Industri Kebudayaan China dan penandatangan lainnya termasuk Baidu dan JD.com.
Koleksi digital dalam bentuk token non-fungible (NFT) telah menjadi sangat populer di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir.
China tidak memiliki aturan yang jelas seputar NFT, tetapi negara tersebut telah memiliki "tradisi" untuk membasmi spekulasi dalam bentuk apa pun demi stabilitas keuangan. Perdagangan mata uang kripto, misalnya, yang dilarang.
Namun, banyak perusahaan China bereksperimen dengan produk NFT, dengan raksasa seperti Tencent Holding dan Ant Group membuka pasar online mereka sendiri.
Kantor berita resmi Xinhua juga mengeluarkan koleksi NFT Desember lalu. Penduduk Tiongkok Daratan hanya dapat membeli NFT menggunakan yuan Tiongkok.
Pakta pengaturan diri yang ditandatangani perusahaan pada Kamis (30/6) berisi total 14 artikel. Selain larangan perdagangan sekunder, penandatangan diminta untuk menerapkan autentikasi nama asli saat menjual barang koleksi digital kepada pengguna.
Pakta tersebut juga meminta platform untuk memastikan teknologi blockchain mereka aman dan terkendali, cukup melindungi informasi pribadi pengguna.
Tencent, Ant, Baidu dan JD.com serta Asosiasi Industri Kebudayaan China tidak segera menanggapi permintaan komentar.
(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 NFT Paling Mahal Tahun 2022, Kolektornya Miliarder