Startup Kesulitan Modal, Bos e-Commerce Bilang Begini

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Jumat, 10/06/2022 18:00 WIB
Foto: Digital Economy Working Group (DEWG) G20 Sofa Talks Series, Jumat (10/6/2022).

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum idEA (Asosiasi e-Commerce Indonesia), Bima Laga menyatakan startup dapat melakukan perubahan model bisnis. Ini terjadi dengan menyesuaikan pada kondisi yang berlaku saat itu.

"Contohnya mungkin dia fokusnya udah fight ternyata C2C (consumer to consumer) segmennya tidak bisa mengambil kuenya. Dia mengubah bisnisnya menjadi B2B (business to business), menurut saya tidak ada yang salah," jelas Bima dalam Digital Economy Working Group (DEWG) G20 Sofa Talks Series, Jumat (10/6/2022).

Menurutnya mengutip metode marketing jika pengusaha melihat sektor lain dan menimbulkan market baru. Startup bisa melakukannya dengan melihat potensi-potensi yang baru.


Bima juga menyatakan optimis di tahun ini dengan kondisi dunia yang belum pasti, adanya pandemi Covid-19 dan perang, potensi ekonomi digital masih bisa meningkat. Karena melihat digital bisa menyelesaikan sebuah masalah.

"Saya masih pertumbuhan masih terjadi dengan pertumbuhan bisnis model yang disesuaikan dengan segmentasi pasar masing-masing startup sendiri," kata Bima.

Bima menjelaskan kepimpinan Indonesia di G20 menjadi kesempatan untuk bisnis industri digital. Yakni menunjukkan pada dunia, ekosistem ekonomi digital lebih maju dibandingkan 10-12 tahun lalu.

Foto: Freepik
foto : Freepik

"Tentunya kita masih punya tantangan. Seperti yang dibahas, ekonomi pasca Covid dan data flow itu semua adalah perbincangan internasional," jelasnya.

"G20 membuka kesempatan kita untuk memimpin perbincangan itu menjadi Indonesia yang digitalnya sudah maju dan mendrive, kira-kira dari segi dunia untuk industri digital apa saja kita memberikan masukan".

Pemulihan ekonomi pasca pandemi menjadi salah satu isu prioritas yang dibawa Indonesia ke dalam forum DEWG G20. Terdapat tiga isu yang dibicarakan dalam forum tersebut.

Pertama adalah mengenai konektivitas digital dan pemulihan pasca pandemi Covid-19. Berikutnya adalah literasi dan kecakapan digital. Ketiga mengenai arus data lintas negara.

Menyangkut keterampilan digital, Dewan Pakar ISED, Rosdiana Sijabat mengatakan kemampuan talenta digital bergantung pada keterampilan digital.

"Potensi ekonomi digital kita sangat besar. Kemampuan kita mengambil manfaat dari potensi itu bergantung pada dari bagaimana talenta digital. Ini tergantung keterampilan digital dari masyarakat kita," jelas Rosdiana.


(npb/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Strategi Komdigi Tingkatkan Kualitas Talent Digital & Investasi