Banyak Ketidakpastian, Bagaimana Potensi Ekonomi Digital?
Foto: doc Ketua idEA
Jakarta, CNBC Indonesia -Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idea), Bima Laga mengaku masih optimis akan potensi ekonomi digital kedepan. Hal ini mengacu pada tingkat pertumbuhan dari ekonomi digital tanah air, khususnya e-commerce yang masih terus bertumbuh setiap tahunnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia pertumbuhan industri e-commerce di kuartal I 2022 masih mengalami pertumbuhan hingga senilai Rp 401 triliun.
"Saya masih optimis di tahun ini walaupun ada kondisi dunia yang uncertainty baik itu pandemi dan juga perang, tetapi melihat potensi dari ekonomi digital yang bisa memecahkan sebuah masalah," ujar Bima dalam Sofa Talk Series DEWG G20, Jumat (10/6/2022).
Ia menuturkan bahwa ekonomi digital menjadi suatu sumbangsih atau pertumbuhan bahkan bagi perekonomian di Indonesia kedepannya. Saat ini, kontribusi ekonomi digital sendiri yakni 5% dari PDB di Indonesia.
"Namun, dalam kurun waktu 10 hingga 15 tahun lagi yang semuanya sudah mengarah ke digital, kontribusi tersebut dinilai akan makin besar," terangnya.
Untuk itu, Bima pun menyarankan, perubahan bisnis model juga perlu disesuaikan bagi para startup untuk melihat kondisi-kondisi yang sekarang berlaku. Pasalnya banyak perusahaan rintisan atau startup digital belakangan dikabarkan berguguran seiring kondisi yang masih belum menentu.
"Contohnya mungkin kalau dia (startup) sekarang sudah fight, namun ternyata C2C dia segmennya tidak bisa mengambil kuenya, dia mengubah bisnisnya pivot menjadi B2B," ujar Bima.
Menurutnya hal tersebut tidak salah karena jika mengutip salah satu dari metode marketing Blue Ocean strategy, maka dapat diartikan bahwa startup tidak mau berdarah-darah perang, tetapi dia melihat market 'kue' yang lain untuk menimbulkan market baru.
"Ini sebenarnya yang bisa dilakukan oleh para Startup bahwa dia melihat potensi-potensi sesuatu hal yang baru," tambahnya.
[Gambas:Video CNBC]
Demi Transformasi Digital, Konektivitas Jadi Fokus DEWG G20
(dpu/dpu)
