
Metaverse Berkembang, Menkominfo: Indonesia Tak Ketinggalan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan teknologi telekomunikasi dan digital mendorong kehadiran teknologi baru seperti metaverse. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menilai metaverse saat ini berkembang pesat dan di Indonesia pun tidak ketinggalan karena sudah ada perusahaan yang mengembangkan teknologi ini.
"Pada 2026, diprediksi bahwa seperempat penduduk dunia akan menghabiskan paling tidak satu jam per hari di metaverse. Hal tersebut didorong oleh pesatnya pengadopsian teknologi metaverse baik di tingkat global, regional, dan juga nasional," papar Johnny dalam siaran resmi, Kamis (19/5/2022).
Dia mengatakan negara-negara seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan Barbados, telah mulai mengeksplorasi kebijakan pengembangan metaverse sebagai bagian integral dari negaranya.
"Negara Tiongkok menjajaki kebijakan metaverse dalam rencana pengembangan Kota Shanghai, negara Barbados telah mengumumkan inisiatif pembangunan kedutaan virtual di metaverse," jelasnya.
Berdasar hasil studi Gartner pada 2022, Korea Selatan telah membentuk "Metaverse Alliance" yang terdiri dari sektor industri dan akan membentuk "Metaverse Academy" di akhir 2022. Akademi tersebut akan mencetak 40.000 ahli industri metaverse pada 2026.
Berbagai perusahaan teknologi global seperti Meta, Microsoft, Epic Games, dan Tencent, juga telah mengembangkan research and development, produk, dan lini bisnis yang berkaitan dengan metaverse.
"Beberapa negara di ASEAN seperti Vietnam, Singapura, dan Thailand, sudah mulai menggarap proyek Metaverse di negaranya. Di Vietnam, sebuah perusahaan game NFT meraih kapitalisasi pasar sebesar 8 Miliar Dolar Amerika Serikat pada proyek uang kripto terkait Metaverse," kata Johnny.
Selain itu, perusahaan BuzzAR asal Singapura mengakuisisi permainan simulasi VR dari Facebook dan menciptakan pengalaman bermain di dunia Metaverse. Perusahaan SHR Ring dari Thailand juga mulai mengkaji penelitian terkait Identitas Digital di Metaverse.
Indonesia, menurutnya juga tidak ketinggalan. Saat ini pengembangan kesiapan ekosistem metaverse juga terus didorong oleh berbagai pihak, termasuk oleh sektor swasta.
"Sebagai contoh, PT WIR Group yang bekerja sama dengan Meta," jelasnya.
Perkembangan metaverse saat ini terjadi di tengah berbagai tantangan kondisi perekonomian global. Baik yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, tekanan akibat military action di Eropa Timur, dan kebijakan moneter US Federal Reserve yang baru saja menaikkan suku bunganya yang berdampak perlambatan pertumbuhan ekonomi atau stagflasi Amerika Serikat dan negara G7 lainnya.
Dia menilai di tengah tantangan yang ada, banyak negara yang masih berjuang untuk melakukan pemulihan ekonomi.
"Akibat dari volatilitas ekonomi yang meningkat, gangguan supply chain ekonomi, dan inflasi barang impor," tuturnya.
Dampak tersebut sangat terasa di banyak negara, baik negara industri, emerging market, maupun LDC (Least Developed Countries). Meski demikian, dia optimistis perekonomian Indonesia akan bisa tumbuh dengan paket kebijakan ekonomi yang tepat.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Peluang & Tantangan Digitalisasi Dibahas Tuntas di DEWG G20
