Berkaca dari Kasus Terra LUNA, Apakah Stablecoin Masih Aman?

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
18 May 2022 08:50
Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)
Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)

LUNA memiliki hubungan mutualisme dengan UST. Setiap ada UST diterbitkan, ada suplai LUNA yang dibakar, begitu pula sebaliknya. Seharusnya secara algoritme, ketika harga UST jatuh, ada UST yang di-burn dan LUNA yang diterbitkan. Nilai Terra LUNA bisa turun, jika TerraUSD dianggap tidak stabil.

"Blockchain Terra sempat berhenti untuk menghindari penyerangan governance pada jaringannya dan untuk membentuk rencana baru. Governance attack adalah kondisi saat token yang digunakan untuk hak suara dikendalikan sebagian besar oleh satu pihak saja sehingga bisa merusak atau mengubah jaringan," terang Afid.

Apakah stablecoin masih aman?

Drama UST dan LUNA membuat investor khawatir dan ragu atas kondisi pasar stablecoin yang sebelumnya, dianggap aman sebagai instrumen investasi, tetapi kini terlalu volatil.

Namun, tidak semua stablecoin menggunakan mekanisme algoritmik seperti UST. Token stablecoin yang populer kebanyakan menggunakan mata uang fiat (mata uang yang diterbitkan dan didukung oleh bank sentral sebuah negara). Selain itu, ada juga yang mematok nilainya dengan jaminan penguasaan atas komoditas tertentu.

Saat ini, stablecoin dengan kapitalisasi pasar terbesar adalah Tether (USDT) dan USD Coin (USDC). Di Indonesia, ada Binance IDR yang mematok nilainya dengan rupiah.

(dem)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular