Ada Jenius Jahat Biang Kerok Harga Terra LUNA Anjlok 98%?

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
13 May 2022 08:23
Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)
Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)

Sebagian besar stablecoin didukung oleh cadangan modal berbentuk uang tunai. Mereka seharusnya memiliki aset likuid yang cukup untuk mengimbangi nilai setiap koin.

Namun, Terra adalah stablecoin yang dipatok menggunakan algoritme, nilai tukarnya didukung oleh token "saudara perempuan", sister token yang disebut LUNA. Mereka beroperasi di platform kontrak pintar yang telah diprogram terlebih dahulu.

Ketika nilai Terra merosot lebih rendah dari US$1, token tersebut dapat ditukar dengan token LUNA dengan profit marginal. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga nilai keduanya agar tetap stabil.

Pada dasarnya, mekanisme yang berlaku seperti mencetak uang dari udara. Dengan mengandalkan serangkaian "kontrak pintar" yang kompleks - sistem ini memastikan nilai setiap token UST tetap sedekat mungkin dengan US$1.

Namun, permasalahan muncul saat algoritme tersebut gagal.

Entah apa penyebabnya, nilai LUNA amblas berbarengan dengan UST, dalam apa yang digambarkan oleh para analis sebagai lingkaran kematian (death spiral). Pada dasarnya, kecepatan investor yang bergegas untuk melikuidasi aset digital tidak bisa diimbangi oleh algoritme yang seharusnya memastikan Terra tetap stabil.

Harga token LUNA anjlok dari sekitar US$86 pada awal minggu ini, menjadi hanya 6 sen AS pada hari Kamis (12/5).

Investor menderita kerugian seperti belum pernah terjadi sebelumnya karena nilai pasar Luna anjlok dari US$40 miliar menjadi sekitar US$500 juta, yang menyebabkan aksi jual dan krisis kepercayaan di pasar cryptocurrency yang lebih luas.

(dem/dem)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular