Penerapan Vaksin Covid-19 Dosis Keempat, Apakah Perlu?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
02 May 2022 21:12
Peserta mengikuti vaksinasi booster COVID-19 di Sentra Vaksinasi Booster, Pondok Indah Mall 3, Jakarta, Rabu (23/3/2022). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus menggenjot program vaksinasi terutama booster. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Peserta mengikuti vaksinasi booster COVID-19 di Sentra Vaksinasi Booster, Pondok Indah Mall 3, Jakarta, Rabu (23/3/2022). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus menggenjot program vaksinasi terutama booster. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah negara di dunia mulai gencar menawarkan vaksinasi dosis keempat dalam beberapa waktu belakangan ini. Namun, beberapa ahli profesional di bidang kesehatan belum memutuskan apakah vaksinasi lanjutan ini akan bermanfaat bagi khalayak luas.

Melansir CNBC Internasional Senin (2/5/2022), Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat sejauh ini telah mengizinkan suntikan dosis keempat bagi mereka yang berusia 50 tahun ke atas serta bagi mereka yang kekebalannya terganggu.

Namun, The U.S. Centers for Disease Control and Prevention alias Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS skeptis terhadap kegunaan pemberian dosis keempat bagi orang dewasa yang sehat.

Keputusan itu muncul ketika sebuah penelitian dari Israel menemukan bahwa meskipun dosis keempat vaksin Pfizer-BioNTech menawarkan perlindungan terhadap penyakit serius. Setidaknya selama enam minggu setelah suntikan, vaksin tersebut rupanya hanya memberikan perlindungan jangka pendek terhadap infeksi, yang berkurang setelah empat pekan.

Berdasarkan konsensus medis, sejauh ini belum ada penelitian yang cukup matang tentang seberapa besar perlindungan yang dapat ditawarkan dari pemberian dosis keempat ini.

Apalagi, badan kesehatan dunia (WHO) juga belum memberikan rekomendasi resmi tentang penerapan dosis keempat. Mengingat belum ada jaminan yang cukup kuat atas manfaat yang didapat masyarakat nantinya.

"Apa yang kami ketahui dari imunologi adalah jika Anda memberikan booster lain, anda akan melihat peningkatan sementara pada antibodi penetralisir. Tetapi apa yang juga kami lihat adalah bahwa antibodi penetralisir ini akan berkurang cukup cepat," kata Kepala Ilmuwan WHO dr Soumya Swaminathan kepada CNBC dalam sebuah wawancara.

Sementara, Profesor kedokteran Paul Goepfert berpandangan bahwa pemberian dosis keempat juga tidak akan berdampak signifikan. "Dosis keempat tidak benar-benar melakukan banyak hal," ujarnya.

Adapun, berdasarkan penelitian dari Israel menunjukkan bahwa dosis keempat dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit serius. Sejumlah negara seperti Israel, Denmark dan Singapura pun telah menyediakan suntikan booster kedua untuk kelompok berisiko tinggi.

Perlukah Booster Tahunan?

Kepala Pusat Pengendalian Penyakit Menular AS CDC, Dr Anthony Fauci mengatakan bahwa sebagian orang kemungkinan membutuhkan suntikan booster satu atau dua tahun sekali. Hal ini menyusul munculnya varian Covid-19 yang lebih banyak.

Sementara, Swaminathan memandang bahwa kelompok berisiko tinggi seperti orang tua mungkin memerlukan adanya vaksin tahunan. Tapi hal tersebut tidak jelas apakah orang dewasa yang sehat juga membutuhkan suntikan tahunan secara teratur.

"Penting juga untuk dicatat bahwa vaksin yang saat ini diberikan mungkin tidak berfungsi untuk varian Covid-19 di masa depan, katanya.

Sementara, Goepfert menilai hanya waktu yang akan menentukan berapa lama lagi populasi harus mengambil suntikan booster. Namun demikian, pendekatan teraman yakni merencanakan booster setiap tahun. "Dan mungkin menggabungkannya dengan vaksin flu," ujarnya.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hasil Studi: Booster Vaksin AstraZeneca Ampuh 'Lawan' Omicron

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular