Jeff Bezos Bangun Amazon di Garasi, Sekarang Harta Rp 2.600 T

Intan Rakhamyanti Dewi, CNBC Indonesia
08 April 2022 15:15
Founder, Chairman, CEO and President Amazon Jeff Bezos (REUTERS/Clodagh Kilcoyne)
Foto: Founder, Chairman, CEO and President Amazon Jeff Bezos (REUTERS/Clodagh Kilcoyne)

Jakarta, CNBC Indonesia - Posisi Jeff Bezos sebagai orang terkaya di dunia merosot ke nomor dua. Namun demikian menurut data Forbes, Bezos mengantongi total kekayaan US$ 183 miliar atau sekitar Rp 2.627 triliun.

Jeff Bezos adalah pendiri perusahaan raksasa e-commerce Amazon, pemilik The Washington Post dan pendiri perusahaan eksplorasi ruang angkasa Blue Origin.

Bezos lahir pada 12 Januari 1964, di Albuquerque, New Mexico, dari seorang ibu muda, Jacklyn Gise Jorgensen, dan ayah kandungnya, Ted Jorgensen.

Keluarga Jorgensen menikah kurang dari setahun. Ketika Bezos berusia 4 tahun, ibunya menikah lagi dengan Mike Bezos, seorang imigran Kuba.

Saat masih anak-anak, ia menghabiskan musim panasnya dengan memasang pipa, memvaksinasi ternak, dan memperbaiki kincir angin di peternakan Texas milik kakeknya.

Banting Setir dari Wall Street jadi Pengusaha Toko Buku Online

Bezos memiliki kecintaan pada komputer yang membuatnya belajar ilmu komputer serta teknik elektro di Universitas Princeton Setelah lulus dari universitas, dia bekerja di Wall Street, di perusahaan seperti Fitel, Bankers Trust dan D. E. Shaw & Co, New York.

Ia menjadi Wakil Presiden termuda di D. E. Shaw & Co. Saat karirnya di bidang keuangan sedang gemilang, Bezos memilih untuk mengambil langkah berisiko ke dunia e-commerce yang baru lahir saat itu.

Dia berhenti dari pekerjaannya pada 1994, pindah ke Seattle dan menargetkan potensi pasar Internet yang belum dimanfaatkan dengan mendirikan Amazon.com, sebuah toko buku online pada saat itu dari garasi rumahnya.

Bezos akhirnya merilis Amazon 16 Juli 1995, setelah meminta 300 teman untuk menguji beta situsnya. Pada bulan-bulan menjelang peluncuran, beberapa karyawan mulai mengembangkan software dengan Bezos di garasinya.

Amazon meroket di awal peluncurannya. Tanpa promosi pers, Amazon.com menjual buku di seluruh Amerika Serikat dan di 45 negara asing dalam waktu 30 hari. Dalam dua bulan, penjualan mencapai US$ 20 ribu seminggu, tumbuh lebih cepat dari yang dibayangkan Bezos dan tim startup-nya.

Amazon.com go public pada tahun 1997, membuat banyak analis pasar mempertanyakan apakah perusahaan dapat bertahan ketika pengecer tradisional meluncurkan situs e-commerce mereka sendiri. Dua tahun kemudian, perusahaan rintisan Bezos mampu melampaui pesaing dan menjadi pemimpin e-commerce.

Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, mengutip Britannica, sejak 2005 Amazon mulai menawarkan beragam produk, termasuk elektronik konsumen, pakaian jadi, dan hardware. Amazon melakukan diversifikasi lebih jauh pada tahun 2006 dengan memperkenalkan Amazon Web Services (AWS), layanan komputasi awan yang akhirnya menjadi layanan terbesar di dunia saat ini.

Pada akhir tahun 2007 Amazon merilis perangkat membaca genggam yang disebut Kindle, buku digital dengan konektivitas Internet nirkabel yang memungkinkan pelanggan untuk membeli, mengunduh, membaca, dan menyimpan banyak pilihan buku sesuai permintaan. Amazon mengumumkan pada tahun 2010 bahwa penjualan buku Kindle telah melampaui penjualan buku hardcover.

Tak ketinggalan, di 2006 Amazon meluncurkan layanan video-on-demand. Awalnya dikenal sebagai Amazon Unbox di TiVo, akhirnya diganti namanya menjadi Amazon Instant Video.

Pada awal 2018, Seattle Times melaporkan bahwa Amazon telah mengkonsolidasikan operasi ritel konsumennya untuk fokus pada area yang berkembang termasuk hiburan digital dan Alexa, asisten virtual Amazon.

Namun pada Juli 2021 lalu ia mengundurkan diri sebagai CEO dan memilih untuk menjadi ketua eksekutif Amazon.

Menurut laporan Forbes, Bezos menjual saham Amazon senilai US$ 8,8 miliar pada tahun 2021 dan juga memberikan beberapa saham miliknya. Sekarang ia hanya memiliki sekitar 10% saham Amazon.

Pada tanggal 5 Agustus 2013, Bezos menjadi berita utama di seluruh dunia ketika dia membeli The Washington Post dan publikasi lain yang berafiliasi dengan perusahaan induknya, The Washington Post Co., seharga US$ 250 juta.

Kesepakatan itu menandai berakhirnya kekuasaan empat generasi atas The Post Co. oleh keluarga Graham, termasuk Donald E. Graham, ketua dan kepala eksekutif perusahaan, dan keponakannya, penerbit Post Katharine Graham.

"The Post bisa bertahan di bawah kepemilikan perusahaan dan menguntungkan di masa mendatang," kata Graham, dikutip dari Biography.

Dalam sebuah pernyataan kepada karyawan pada 5 Agustus, Bezos menulis:

"Nilai-nilai The Post tidak perlu diubah. Tentu saja akan ada perubahan di The Post di tahun-tahun mendatang. Itu penting dan akan terjadi dengan atau tanpa kepemilikan baru. Internet mengubah hampir setiap elemen bisnis berita: memperpendek siklus berita, mengikis sumber pendapatan lama yang dapat diandalkan, dan memungkinkan jenis persaingan baru, beberapa di antaranya menanggung sedikit atau tanpa biaya pengumpulan berita."

Bezos mempekerjakan ratusan reporter dan editor dan melipatgandakan staf teknologi surat kabar tersebut.

Pada 2016, perusahaan mengatakan itu untung besar. Tahun berikutnya, Post memiliki pendapatan iklan lebih dari US$ 100 juta, dengan pertumbuhan pendapatan dua digit selama tiga tahun berturut-turut.

Impian Pergi ke Luar Angkasa

Impian masa kecil Bezos tentang perjalanan ruang angkasa mendorongnya untuk mendirikan Blue Origin pada tahun 2000.

Blue Origin adalah sebuah perusahaan kedirgantaraan yang mengembangkan teknologi untuk menawarkan perjalanan wisata ruang angkasa secara komersial.

Selama satu setengah dekade, perusahaan baru bisa beroperasi dengan stabil.

Kemudian, pada 2016, Bezos mengundang wartawan untuk mengunjungi kantor pusat di Kent, Washington, tepat di selatan Seattle. Dia menggambarkan visi manusia tidak hanya mengunjungi tetapi akhirnya menjelajah ruang angkasa. Pada 2017, Bezos berjanji untuk menjual sekitar US$ 1 miliar saham Amazon setiap tahun untuk mendanai Blue Origin.

Dua tahun kemudian, ia mengungkapkan pendarat Blue Origin di Bulan dan mengatakan bahwa perusahaan tersebut sedang melakukan penerbangan uji coba roket New Shepard suborbitalnya, yang akan membawa wisatawan ke luar angkasa selama beberapa menit.

"Kami akan membangun jalan ke luar angkasa. Dan kemudian hal-hal luar biasa akan terjadi, "kata Bezos.

Pada Agustus 2019, NASA mengumumkan bahwa Blue Origin termasuk di antara 13 perusahaan yang dipilih untuk berkolaborasi dalam 19 proyek teknologi untuk mencapai bulan dan Mars.

Blue Origin sedang mengembangkan sistem pendaratan yang aman dan tepat untuk bulan serta nozel mesin untuk roket dengan propelan cair.

Perusahaan ini juga bekerja sama dengan NASA untuk membangun dan meluncurkan roket yang dapat digunakan kembali dari kompleks yang telah direnovasi di luar Kennedy Space Center NASA.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular