
Jeff Bezos Bangun Amazon di Garasi, Sekarang Harta Rp 2.600 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Posisi Jeff Bezos sebagai orang terkaya di dunia merosot ke nomor dua. Namun demikian menurut data Forbes, Bezos mengantongi total kekayaan US$ 183 miliar atau sekitar Rp 2.627 triliun.
Jeff Bezos adalah pendiri perusahaan raksasa e-commerce Amazon, pemilik The Washington Post dan pendiri perusahaan eksplorasi ruang angkasa Blue Origin.
Bezos lahir pada 12 Januari 1964, di Albuquerque, New Mexico, dari seorang ibu muda, Jacklyn Gise Jorgensen, dan ayah kandungnya, Ted Jorgensen.
Keluarga Jorgensen menikah kurang dari setahun. Ketika Bezos berusia 4 tahun, ibunya menikah lagi dengan Mike Bezos, seorang imigran Kuba.
Saat masih anak-anak, ia menghabiskan musim panasnya dengan memasang pipa, memvaksinasi ternak, dan memperbaiki kincir angin di peternakan Texas milik kakeknya.
Banting Setir dari Wall Street jadi Pengusaha Toko Buku Online
Bezos memiliki kecintaan pada komputer yang membuatnya belajar ilmu komputer serta teknik elektro di Universitas Princeton Setelah lulus dari universitas, dia bekerja di Wall Street, di perusahaan seperti Fitel, Bankers Trust dan D. E. Shaw & Co, New York.
Ia menjadi Wakil Presiden termuda di D. E. Shaw & Co. Saat karirnya di bidang keuangan sedang gemilang, Bezos memilih untuk mengambil langkah berisiko ke dunia e-commerce yang baru lahir saat itu.
Dia berhenti dari pekerjaannya pada 1994, pindah ke Seattle dan menargetkan potensi pasar Internet yang belum dimanfaatkan dengan mendirikan Amazon.com, sebuah toko buku online pada saat itu dari garasi rumahnya.
Bezos akhirnya merilis Amazon 16 Juli 1995, setelah meminta 300 teman untuk menguji beta situsnya. Pada bulan-bulan menjelang peluncuran, beberapa karyawan mulai mengembangkan software dengan Bezos di garasinya.
Amazon meroket di awal peluncurannya. Tanpa promosi pers, Amazon.com menjual buku di seluruh Amerika Serikat dan di 45 negara asing dalam waktu 30 hari. Dalam dua bulan, penjualan mencapai US$ 20 ribu seminggu, tumbuh lebih cepat dari yang dibayangkan Bezos dan tim startup-nya.
Amazon.com go public pada tahun 1997, membuat banyak analis pasar mempertanyakan apakah perusahaan dapat bertahan ketika pengecer tradisional meluncurkan situs e-commerce mereka sendiri. Dua tahun kemudian, perusahaan rintisan Bezos mampu melampaui pesaing dan menjadi pemimpin e-commerce.
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, mengutip Britannica, sejak 2005 Amazon mulai menawarkan beragam produk, termasuk elektronik konsumen, pakaian jadi, dan hardware. Amazon melakukan diversifikasi lebih jauh pada tahun 2006 dengan memperkenalkan Amazon Web Services (AWS), layanan komputasi awan yang akhirnya menjadi layanan terbesar di dunia saat ini.
Pada akhir tahun 2007 Amazon merilis perangkat membaca genggam yang disebut Kindle, buku digital dengan konektivitas Internet nirkabel yang memungkinkan pelanggan untuk membeli, mengunduh, membaca, dan menyimpan banyak pilihan buku sesuai permintaan. Amazon mengumumkan pada tahun 2010 bahwa penjualan buku Kindle telah melampaui penjualan buku hardcover.
Tak ketinggalan, di 2006 Amazon meluncurkan layanan video-on-demand. Awalnya dikenal sebagai Amazon Unbox di TiVo, akhirnya diganti namanya menjadi Amazon Instant Video.
Pada awal 2018, Seattle Times melaporkan bahwa Amazon telah mengkonsolidasikan operasi ritel konsumennya untuk fokus pada area yang berkembang termasuk hiburan digital dan Alexa, asisten virtual Amazon.
Namun pada Juli 2021 lalu ia mengundurkan diri sebagai CEO dan memilih untuk menjadi ketua eksekutif Amazon.
Menurut laporan Forbes, Bezos menjual saham Amazon senilai US$ 8,8 miliar pada tahun 2021 dan juga memberikan beberapa saham miliknya. Sekarang ia hanya memiliki sekitar 10% saham Amazon.