Harta Lenyap Rp 657 T, Jeff Bezos Sudah Ada Feeling Ga Enak

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
01 November 2022 15:05
FILE - In this Sept. 19, 2019 file photo, Amazon CEO Jeff Bezos speaks during his news conference at the National Press Club in Washington. On Monday, Feb. 4, 2020, Bezos asked a California court to dismiss a defamation lawsuit filed against him by his girlfriend's brother, Michael Sanchez. In Sanchez's lawsuit filed last week, the Hollywood talent manager alleges that Bezos and his security consultant Gavin de Becker falsely told reporters that Sanchez provided nude photos of Bezos to The National Enquirer.  (AP Photo/Pablo Martinez Monsivais, File)
Foto: Jeff Bezos. (AP Photo/Pablo Martinez Monsivais, File)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri Amazon Jeff Bezos kehilangan statusnya sebagai orang terkaya kedua di dunia, turun ke posisi keempat dan digeser oleh Bernard Arnault dan keluarga. Arnault adalah CEO LVMH Moët Hennessy - Louis Vuitton SE.

Menurut data Real-time Billionaires Forbes, kekayaan bersih Bezos kini US$ 126,9 miliar atau sekitar Rp 1.974 triliun. Harta Bezos merosot sekitar US$42 miliar atau sekitar Rp 657 triliun dibanding Maret 2022.

Dalam daftar orang terkaya yang dirilis Forbes bulan Maret lalu, Besoz masih ada di posisi kedua dengan total kekayaan US$171 miliar.

Bezos sendiri pernah memperingatkan tentang keadaan ekonomi saat ini. Ia menilai bahwa masa-masa sulit mungkin akan terjadi di masa depan.

Hal tersebut ditegaskannya dalam sebuah cuitan Rabu (19/10). "Yep, the probabilities in this economy tell you to batten down the hatches [ya, probabilitas dalam ekonomi menyuruhmu untuk bersiap menghadapi masa sulit]," tegasnya.

Ia pun juga melampirkan klip Kepala Eksekutif Goldman Sachs David Solomon dalam ciutan itu, dengan menulis "Davis Solomon mengatakan ada peluang untuk resesi". Solomon sendiri memang mengatakan sudah waktunya bagi para pemimpin perusahaan dan investor untuk memahami risiko yang menumpuk dan mempersiapkannya.

"Saya pikir ini waktunya untuk menjadi lebih bijaksana, tentang potensi-potensi risko Anda. Saya pikir Anda harus melihat bahwa akan ada lebih banyak volatilitas di cakrawala," kata Solomon dalam potongan wawancara CNBC International itu.

"Sekarang, [maksudnya] tidak berarti pasti bahwa kita akan memiliki skenario ekonomi yang sangat sulit. Tetapi pada distribusi hasil, ada peluang besar bahwa kita mengalami resesi di Amerika Serikat (AS)," tambahnya


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harta Lenyap Rp 852 T, Jeff Bezos Jatuh Miskin?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular