Ditinggal Jeff Bezos, Nasib Amazon Sudah di Ujung Tanduk

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
19 June 2023 18:35
Infografis, Jeff Besoz Resmi Mundur dari Amazon
Foto: Infografis/ Jeff Besoz Mundur Dari Amazon/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Sudah dua tahun Amazon ditinggal pendirinya, Jeff Bezos, dari jejeran manajemen perusahaan. Kursi CEO lantas diisi Andy Jassy sejak Juli 2021.

Tepat setelah Bezos hengkang, bertubi-tubi cobaan menghantam Amazon. Nasibnya pun seakan sudah di ujung tanduk dan terpaksa melakukan PHK ke 27.000 karyawannya.

Dalam dua tahun terakhir, Amazon seperti diterpa mimpi buruk berkepanjangan. Mulai dari saham anjlok, pelanggan menurun, kemitraan yang batal, serta PHK terbesar di industri teknologi. 

Berikut daftar kemalangan Amazon setelah ditinggal Bezos, dirangkum Slate, Senin (19/6/2023):

Bisnis Ritel Setelah Pandemi

Pandemi menjadi berkah tersendiri bagi platform ini. Setelah bisnis ritelnya bertumbuh 39% pada 2020, Amazon ingin menggandakannya selama 24 bulan.

Tujuannya agar menambah kapasitas dengan cepat jika kebiasaan konsumsi pengguna masih sama setelah pandemi usai. Namun yang terjadi sebaliknya.

Tidak banyak orang yang menghabiskan waktu dan berbelanja di Amazon dalam masa pemulihan pandemi. Hal ini dikarenakan hantaman suku bunga yang naik.

"Kami tahu kami mungkin terlalu banyak membangun," kata Jassy.

Efisiensi

Pengembangan bisnis yang tidak menguntungkan, membuat Jassy mengambil jalan efisiensi. Salah satunya melakukan PHK massal dan merampingkan operasional di seluruh unit bisnis.

Untuk PHK sendiri sepanjang tahun 2023, sekitar 27 ribu pegawai yang terdampak. Terbagi atas 18 ribu pada Januari lalu dan 9 ribu orang bulan Maret. Namun Jassy menjanjikan masih akan membuka perekrutan pegawai baru untuk sejumlah area strategis perusahaan.

Amazon juga akhirnya menyewakan gudang yang tidak digunakan. Ruangan yang tersisa digunakan sebaik mungkin. Selain itu juga bergeser dari pemenuhan nasional menuju ke regional.

Bisnis Cloud

Keadaan ekonomi yang tak menentu juga berdampak pada cara layanan cloud B2B Amazon, yakni Amazon Web Service (AWS).

Klien AWS yang merupakan perusahaan-perusahaan besar harus menghemat dan memilih paket lebih ekonomis. Pada sejumlah kasus, ada beberapa perusahaan bahkan mengurangi layanan AWS yang sebelumnya digunakan.

Slate mencatat pertumbuhan AWS melambat menjadi 16% pada kuartal I-2023. Angka itu menurun dari 20% pada periode tahun lalu.

AWS juga berusaha mengejar para pesaingnya, seperti Microsoft dan Google yang memanfaatkan teknologi AI. Layanan tersebut telah meluncurkan alat baru membangun AI aplikasi pada April lalu.


(fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harta Lenyap Rp 852 T, Jeff Bezos Jatuh Miskin?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular