Review
Perang Operator Seluler RI, Siapa Pemenangnya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang di industri telekomunikasi, khususnya penyedia layanan operator seluler kian hari kian sengit. Hal ini salah satunya dapat terlihat dari konsolidasi bisnis yang dilakukan demi dapat bertahan dan menantang pemimpin pasar.
Kondisi tersebut membuktikan bahwa industri ini merupakan salah satu yang paling menarik, salah satunya karena menjanjikan pendapatan yang relatif tetap setiap bulan dari jasa yang ditawarkan baik itu layanan panggilan dan pesan singkat maupun data internet dengan sistem pembayaran di awal (prabayar) maupun di akhir (pascabayar).
Indonesia yang digadang-gadang akan menjadi salah satu ekonomi digital terbesar di dunia, juga menjadi alasan lain bagi para operator untuk tidak keluar dari arena tinju. Penetrasi ekonomi digital tentu akan meningkatkan jumlah pelanggan, dengan ekonomi digital yang lebih besar pada akhirnya akan mendongkrak permintaan, khususnya akan data internet.
Pertumbuhan ekonomi digital salah satunya terlihat dari menjamurnya layanan video on demand baik itu produk dalam negeri maupun impor. Streaming drama Korea hingga pertandingan sepak bola berkualitas jernih pada akhirnya akan meningkatkan konsumsi data dan merupakan peluang yang tidak akan dilewatkan oleh para penyedia operator seluler Tanah Air.
Saat ini terdapat empat emiten yang menawarkan jasa operator seluler di Indonesia yakni Telkom Indonesia (TLKM) dengan kartu sejuta umat Telkomsel, kemudian ada XL Axiata (ECXL), Indosat (ISAT) dan Smartfren (FREN).
Operator utama lainnya di Tanah Air termasuk 3 yang tahun lalu baru saja menyelesaikan merger dengan Indosat.
Lalu bagaimana kondisi pasar telekomunikasi Indonesia? Emiten mana yang dapat memaksimalkan pendapatan dari para pelanggannya?
Berdasarkan jumlah pelanggan, Telkomsel masih memimpin dengan pangsa pasar lebih dari setengah total pelanggan Tanah Air. Hingga akhir tahun 2020 jumlah pelanggan pasca bayar Telkomsel mencapai 6,5 juta pelanggan, dengan 163 juta lainnya menggunakan kartu prabayar.
Indosat dan XL berada di posisi dua dan tiga dengan selisih tipis di antara keduanya - angka ini akan berubah jika ditambah pengguna kartu 3, dan di posisi terakhir ada emiten milik Grup Sinarmas.
Dalam tiga tahun terakhir jumlah pengguna layanan pasca bayar mengalami pertumbuhan, kecuali Indosat yang jumlah pelanggannya sempat turun tahun 2019, sebelum kembali naik tahun 2020.
Senada, pelanggan prabayar juga mengalami peningkatan dalam tiga tahun ke belakang, dengan Smartfren mencatatkan pertumbuhan pelanggan lebih dari dua kali lipat sepanjang tahun 2018-2020.