Review

Perang Operator Seluler RI, Siapa Pemenangnya?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
05 April 2022 17:40
Infografis/ Keren! Telkomsel Jadi “The First 5G Operator” di Indonesia/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/ Keren! Telkomsel Jadi “The First 5G Operator” di Indonesia/Aristya Rahadian

Cakupan jaringan 4G yang lebih luas, konsumsi data yang lebih tinggi, dan lebih banyak penawaran layanan bernilai tambah meningkatkan pendapatan layanan agregat sektor industri seluler global beberapa tahun terakhr. Akan tetapi, berdasarkan riset pasar S&P Global, langganan seluler yang tumbuh lebih cepat menyebabkan penurunan pendapatan rata-rata per pengguna sebesar 0,6% pada tahun 2019 lalu.

Hal ini berkebalikan dengan kondisi di Indonesia yang ARPU-nya terus mengalami kenaikan. Meski demikian nilainya masih merupakan salah satu yang terendah di dunia.

Tahun 2019, ARPU tertinggi dicatatkan Telkomsel sebesar Rp 46.000 atau setara dengan US$ 3,20 (kurs Rp 14.350/US$) yang mana hanya lebih tinggi dari beberapa negara termasuk India (US$ 1,36), Bangladesh (US$ 1,51) dan Pakistan (US$ 1,75).

Untuk mengukur keterjangkauan barang dan jasa, dalam risetnya S&P Global menggunakan pendapatan per kapita yang dapat dibelanjakan (disposable income) sebagai metrik proksi karena ini menunjukkan rata-rata uang berlebih yang dimiliki untuk dibelanjakan. Dalam perhitungan tersebut paritas daya beli (purchasing power parity) juga ikut dipertimbangkan untuk perbandingan yang lebih baik.

Hasilnya setelah membandingkan metrik ini dengan ARPU, diperoleh korelasi positif bahwa pasar dengan pendapatan per kapita yang lebih tinggi dalam disposable income memiliki ARPU seluler yang lebih tinggi.

India, Bangladesh, dan Pakistan memiliki ARPU terendah dalam daftar kami, tetapi mereka juga memiliki pendapatan per kapita yang dapat dibelanjakan terendah.

Sementara Kanda menjadi negara dengan harga layanan seluler paling tidak terjangkau, relatif terhadap disposable income. Beberapa negara lain yang harga layanan selulernya relatif kurang terjangkau adalah Korea Selatan, Jepang dan Norwegia.

 

Keterjangkauan Biaya SelulerFoto: S&P Global
Keterjangkauan Biaya Seluler

 Tarif Data RI Paling Murah di ASEAN

Rendahnya ARPU membuat akses internet semakin dekat dengan masyarakat karena harganya mampu ditekan secara signifikan. Bahkan rata-rata harga internet dari operator seluler Indonesia menjadi yang terendah dibandingkan negara lain di kawasan Asia Tenggara. Dilaporkan jika harga 1GB di tanah air hanya Rp 6.000.

Dalam pemaparan yang disampaikan Direktur Telekomunikasi Ditjen PPI Kementerian Kominfo, Aju Widya Sari, terlihat jika harga rata-rata internet yang mendekati Indonesia di Vietnam senilai US$ 0,49. Tiga negara Singapura, Timor Leste dan Fillipina memiliki rata-rata harga internet di atas US$ 1.

Bahkan di Brunei Darussalam mencatat harga rata-rata tertinggi di Asia Tenggara dengan US$2,23 (Rp 32.014).

Selain harga yang murah, Aju juga menjelaskan produk yang ditawarkan para operator cukup banyak. Bahkan menurutnya mencapai 1000an produk dari bulan ke bulan.

Menurutnya hal tersebut menunjukkan persaingan yang ketat di industri mobile broadband. Untuk mendapatkan kenaikan pendapatan cukup menantang dari sisi operator, ujar Aju.

"Untuk mendapatkan sedikit ya pendapatan yang naik dari operator cukup menantang dari operator, kita perlu memperhatikannya dari segala sisi. Tidak hanya dari tarifnya tapi apa sih yang menjadi penyebab ini semua," kata dia.

Aju mengatakan pendapatan operator sangat tergantung untuk bisa memperbaiki kecepatan rata-rata bandwidth layanan internet dari negara tetangga.

Untuk daya serap sendiri, 30% masyarakat Indonesia masuk dalam segmentasi rentan kemiskinan. Tarif murah sendiri menjadi pilihan bagi masyarakat di dalam negeri.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular