Booming Jual-Beli Tanah Metaverse, Bisakah Jadi Investasi?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
05 April 2022 16:30
Bisnis Metaverse Paris Hilton, Pulau Dunia Maya Paris World (Reuters)
Foto: Bisnis Metaverse Paris Hilton, Pulau Dunia Maya Paris World (Reuters)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah pihak mulai masuk ke bisnis Metaverse. Sebut saja Raffi Ahmad hingga rapper Snopp Dogg yang punya dunia digitalnya sendiri, termasuk juga melakukan penjualan tanah di dalamnya.

Lalu bisakah jual-beli tanah ini jadi investasi? Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda mengatakan ini sama seperti aset kripto atau non-fungible token (NFT). Bentuknya adalah investasi teknologi, jadi harganya menjadi lebih fluktuatif.

Dia mengatakan investasi ini bisa menjadi sesuatu yang menjanjikan untuk mengambil keuntungan. Namun dalam jangka pendek dan tidak berkelanjutan.

"Menjanjikan untuk mengambil keuntungan dalam jangka pendek tapi enggak sustain nanti tanah Metaverse ini," kata Nailul kepada CNBC Indonesia, Selasa (5/4/2022).

"Jadi bisa dibilang enggak menjanjikan. Tapi bagi sebagian orang pasti menjanjikan keuntungan dalam jangka pendek sih".

Namun dia juga mengungkapkan ada masalah lain dalam Metaverse. Transaksi yang digunakan adalah dengan cryptocurrency dan di Indonesia sendiri belum memperbolehkannya.

"Jadi masalah regulasi yang belum siap juga menjadi kendala selain infrastruktur dan SDM," ungkapnya.

Sementara itu, fenomena beberapa orang melakukan jual-beli atau ekspansi ke Metaverse disebut Nailul bagian dari FOMO atau Fears of Missing Out (FOMO). Jadi orang-orang tidak mau ketinggalan zaman atas sesuatu hal, padahal mereka tidak terlalu membutuhkannya.

Ada banyak artis, tokoh, dan beberapa perusahaan besar dunia yang sudah masuk ke Metaverse. Sementara untuk masyarakat secara umum, dia menjelaskan belum tertarik. Alasannya karena cost yang dikeluarkan terlalu mahal. Selain juga masih ada kendala dari infrastruktur dan SDM yang tersedia saat ini.

"Untuk masyarakat secara umum saat ini belum sih, karena mereka merasa cost-nya terlalu mahal untuk cuman masuk ke Metaverse. Infrastruktur dan SDM belum mendukung juga masyarakat untuk beli tanah dan hidup di dalam Metaverse," jelas dia.


(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saat Dunia Virtual & Metaverse Disebut Masa Depan Internet

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular