Astronom Temukan Bukti Planet Baru, Layak Huni?

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
21 February 2022 16:10
French President Emmanuel Macron attends a viewing meeting of the landing of the NASA Perseverance Mars rover on the planet Mars at the French National Center for Space Studies (CNES) in Paris, Thursday, Feb. 18 2021. A NASA rover streaked through the orange Martian sky and landed on the planet Thursday, accomplishing the riskiest step yet in an epic quest to bring back rocks that could answer whether life ever existed on Mars. The Perseverance rover carries the SuperCam instrument, built by a US-French team of several dozen engineers and scientists from CNES, CNRS and universities. (Christophe Petit Tesson, Pool via AP)
Foto: Christophe Petit Tesson, Pool via AP

Jakarta, CNBC Indonesia - Para astronom telah menemukan bukti adanya planet ketiga yang mengelilingi bintang terdekat dengan Matahari. Penemuan ini memperkuat gagasan bahwa planet-planet lain ada di sekitar bintang galaksi, bahkan yang terkecil sekalipun.

Melansir laman CNBC Internasional, Senin (21/2/2022), planet yang baru ditemukan ini berukuran kurang dari setengah ukuran Bumi dan kemungkinan terlalu panas untuk dihuni.

Para ilmuwan menilai, masih ada kemungkinan adanya kehidupan di sekitar Proxima Centauri, tetangga galaksi terdekat Bumi.

"Planet ini tidak berada dalam zona layak huni bintang - ia mengorbit terlalu dekat," kata astronom João Faria, penulis utama studi yang diterbitkan bulan ini di jurnal Astronomy & Astrophysics yang merinci penemuan tersebut. "Jadi tidak mungkin air berada dalam keadaan cair dan kondisinya tepat untuk kehidupan." sambungnya.

Faktanya, planet baru ini sangat dekat, sekitar sepersepuluh jarak antara Matahari dan Merkurius. Sehingga hanya butuh lima hari untuk menyelesaikan orbit di sekitar bintangnya. Para astronom mengaku sangat senang dengan penemuan itu, meskipun kondisi yang tidak bersahabat ada di planet baru ini.

Faria, seorang peneliti di Institute of Astrophysics and Space Sciences di University of Porto di Portugal, mengatakan planet baru harus diverifikasi oleh pengamatan lain.

Namun Faria dan rekan penulisnya mengatakan mereka mendeteksinya 'dalam variasi kecil dalam cahaya bintang Proxima, sebuah 'goyangan' yang disebabkan oleh gravitasi planet.

Teknik serupa digunakan untuk mendeteksi planet pertama yang ditemukan di sekitar Proxima pada 2016, dan planet kedua pada 2019.

Tetapi pencarian terbaru menggunakan cahaya yang dikumpulkan oleh spektrograf baru di Very Large Telescope di puncak gunung di Gurun Atacama di Chili utara - instrumen yang lebih sensitif daripada yang digunakan sebelumnya.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri! 5 Planet Ini Ternyata Dalam Kondisi Ekstrem, Bumi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular