Kelangkaan Komponen Juga Hantui Pasar HP RI, Ini Buktinya!
Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis komponen dan chip global nyatanya juga berdampak ke Indonesia di tahun ini. Bahkan sampai menaikkan harga beberapa ponsel di tanah air.
Pada laporan IDC Indonesia di kuartal II-2021 lalu, disebutkan jika keterbatasan pasokan yang berlanjut dan kenaikan harga ponsel bakal meningkatkan tekanan di pasar smartphone. Selain juga karena ada masalah gelombang kedua Covid-19 yang dimulai bulan Juni 2021 lalu.
"Indonesia mengalami gelombang kedua Covid-19 mulai Juni 2021, mendorong pemerintah untuk mengubah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro menjadi PPKM Darurat yang lebih ketat di bulan Juli. PPKM yang lebih ketat di wilayah Jawa-Bali dan beberapa titik penting di luar Jawa-Bali menyebabkan retail shutdown di tempat-tempat tersebut. Hal ini diperkirakan akan berdampak pada penjual 3Q21," jelas IDC Indonesia kala itu.
"Keterbatasan pasokan yang terus berlanjut dan kenaikan harga smartphone meningkatkan tekanan pada pasar smartphone".
Saat itu, Xiaomi menduduki peringkat teratasa, ini disebabkan karena ponsel murahnya Redmi 9A dan 9C terus populer di pasar. Selain itu Xiaomi juga terus membangun kehadiran salurannya di negara ini.
Namun Xiaomi juga harus menaikkan harga empat model HPnya. Selain Redmi 9A dan 9C ada juga Redmi Note 10 5G dan Poco M3 Pro 5G.
Keputusan kenaikan harga itu diumumkan salah satu raksasa teknologi China pada akun Instagram resminya. Kenaikan harganya senilai Rp 100 ribu.
Masalah pasokan masih berlanjut hingga kuartal III-2021. Counterpoint melaporkan meski tanda pemulihan di Indonesia terlihat pada akhir Q2 2021, namun ini bisa terpengaruh karena masalah ketidakpastian pasokan.
Counterpoint menyebut nama-nama seperti Oppo, Xiaomi, Samsung, Vivo, dan Realme terdampak atas masalah kekurangan komponen di kuartal sebelumnya. Bersama dengan pandemi, pengiriman smartphone saat itu menurun hingga level 6%.
"Oppo menjadi vendor yang paling tidak terpengaruh oleh kekurangan komponen selama kuartal tersebut. Ini sebagian karena dampak terbatas dari kenaikan infeksi Covid-19 dan PPKM pada manufaktur OPPO di Indonesia," tulis analis Counterpoint Research, Paula Ruth.
(npb/roy)